BAB
II
TIMAH
(Sn)
2.1 Pendahuluan
Timah
merupakan logam dasar terkecil yang diproduksi, yaitu kurang dari 300.000 ton
per tahun, apabila dibandingkan dengan produksi aluminium sebesar 20 juta ton
per tahun (www.timah.com). Timah putih merupakan unsur langka, kelimpahan
rata-rata pada kerak bumi sekitar 2 ppm, dibandingkan dengan seng yang
mempunyai kadar rata-rata 94 ppm, tembaga 63 ppm dan timah hitam 12 ppm.
Sebagian besar (80%) timah putih dunia dihasilkan dari cebakan letakan
(aluvial), sekitar setengah produksi dunia berasal dari Asia Tenggara.
2.2 Pengertian Timah
Timah adalah sebuah unsur
kimia dalam tabel
periodik yang memiliki
simbol Sn (bahasa
Latin: stannum)
dan nomor
atom 50. Unsur ini merupakan logam
miskin keperakan, dapat
ditempa ("malleable"), tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak aloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya
untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida.
§ Rumus kimia : SnO2
§ Warna : ungu, anggur, hitam, cokelat kemerahan atau kuning
§ Skala
Mohs :
6-7
§ Bobot
: 6,4-7,1
§ Indeks
bias : tinggi
sekitar 2,0
2.3 Sifat-Sifat Timah
2.3.1 Sifat Fisik
·
Berat Molekul : 134,69
·
Spesifik Gravitasi :
6,3
·
Titik Lebur (600 mm Hg) :
1080oC (1976oF) terurai
·
Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam
asam dan alkali,
sedikit larut dalam
ammonium khlorida
·
Massa Atom Rata-rata : 118,71
·
Titik Didih : 2543 K (2270oC)(4118oF)
·
Koefisien Muai Panjang : -1K N/A :
·
Konduktivitas Listrik : 0,0917x106/Ω
cm
·
Konduktivitas Termal : 0,666 W/cm K
·
Kerapatan : 7,31 g/cc @ 300K
·
Kekilapan : Sangat mudah dibentuk logam perak
putih membentuk
film pelindung
pada permukaannya yang mencegah
oksigen
·
Entalpi atomisasi : 01,3 kJ/mol oC
·
Entalpi Fusion : 7,03 kJ/mol
·
Panas Penguapan : 290,4 kJ/mol
·
Flamebilitas Kelas : terbakar pada rokok
(kecuali sebagai debu)
·
Titik Beku : 1080oC (1976oF)
·
Volume Molar : 16,31 cm3/mol
·
Refleksivitas Optik : 54%
·
Kondisi Fisik : Solid
·
Tekanan uap : 5,78x10-21
Pa(232,06oC)
·
Struktur Kristal : Tetragonal
2.3.2 Sifat Kimia
·
Elektrokimia Setara :
1,1071 g/amp-jam
·
Elektron Fungsi Kerja :
4,42 eV
·
Elektronegativitas :
1,96 (Pauling) ; 1,72 (Rochow Allrod)
·
Panas Fusion :
7.029 kJ/mol
·
Potensional Ionisasi
§ Pertama :
7.344
§ Kedua : 14.632
§ Ketiga : 30.502
·
Elektron valensi Potensi (-eV) : 83,5
2.3.3 Sifat Mekanik
·
Modulus Elastisitas
§ Massal : 58,2/GPa
§ Kekakuan : 18,4/GPa
§ Youngs : 49,9/GPa
·
Skala Kekerasan
§ Brinell : 51 MN m-2
§ Mohs : 1,5
2.4 Sumber Timah
Mineral
ekonomis penghasil timah putih adalah kasiterit (SnO2), meskipun
sebagian kecil dihasilkan juga dari sulfida seperti stanit, silindrit,
frankeit, kanfieldit dan tealit (Carlin, 2008). Mulajadi timah di daerah jalur
timah yang membentang dari Pulau Kundur sampai Pulau Belitung dan sekitarnya
diawali dengan adanya intrusi granit yang berumur ± 222 juta tahun pada Trias
Atas. Magma bersifat asam mengandung gas SnF4, melalui proses
pneumatolitik hidrotermal menerobos dan mengisi celah retakan, dimana terbentuk
reaksi: SnF4 + H2O -> SnO2 + HF2
(Pamungkas, 2006). Cebakan bijih timah merupakan asosiasi mineralisasi Cu, W,
Mo, U, Nb, Ag, Pb, Zn, dan Sn. Busur metalogenik terbentuknya timah 100 - 1000
km. Terdapat tiga tipe kelompok asosiasi mineralisasi timah putih, yaitu stanniferous
pegmatites, kuarsa-kasiterit dan sulfida-kasiterit (Taylor, 1979).
Urat
kuarsa-kasiterit, stockworks dan greisen terbentuk pada batuan beku
granitik plutonik, secara gradual terbentuk stanniferous pegmatites yang
ke arah dangkal terbentuk urat kuarsa-kasiterit dan greisen (Taylor, 1979).
Urat berbentuk tabular atau tubuh bijih berbentuk lembaran mengisi rekahan atau
celah (Strong, 1990). Tipe kuarsa-kasiterit dan
greisen merupakan tipe mineralisasi utama yang membentuk sumber daya timah
putih pada jalur timah yang menempati Kepulauan Riau hingga Bangka-Belitung.
Jalur ini dapat dikorelasikan dengan “Central Belt” di Malaysia dan Thailand (Mitchel,
1979).
Mineral
utama yang terkandung di dalam bijih timah berupa kasiterit, sedangkan pirit,
kuarsa, zirkon, ilmenit, galena, bismut, arsenik, stibnit, kalkopirit, xenotim,
dan monasit merupakan mineral ikutan (http://www.tekmira.esdm.go.id). Timah
putih dalam bentuk cebakan dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan bijih timah
primer dan sekunder. Pada tubuh bijih primer, kandungan kasiterit terdapat pada
urat maupun dalam bentuk tersebar. Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air
yang terjadi pada cebakan timah primer pada atau dekat permukaan menyebabkan
terurainya penyusun bijih timah primer. Proses tersebut menyebabkan juga
terlepas dan terdispersinya timah putih, baik dalam bentuk mineral kasiterit
maupun berupa unsur Sn. Proses pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi
yang terjadi terhadap cebakan bijih timah putih pimer menghasilkan cebakan
timah sekunder, yang dapat berada pada tanah residu maupun letakan sebagai
endapan koluvial, kipas aluvial, aluvial sungai maupun aluvial lepas pantai.
Tubuh bijih primer yang berpotensi menghasilkan sumber daya cebakan timah
letakan ekonomis adalah yang mempunyai dimensi sebaran permukaan erosi luas
sebagai sumber dispersi.
Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah
oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal dengan banyak permukaan
mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite
tampak translusen. Cassiterite adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam
timah yang utama dan biasanya terdapat dialam di alluvial atau aluvium.
Stannite
Stannite adalah mineral sulfida
dari tembaga, besi dan timah. Rumus kimianya adalah Cu2FeSnS4
dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk memproduksi timah. Stannite
mengandung sekitar 28% timah, 13% besi, 30% tembaga, dan 30% belerang. Stannite
berwarna biru hingga abu-abu.
Cylindrite
Cylindrite merupakan mineral
sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon, dan besi. Rumus mineral ini
adalah Pb2Sn4FeSb2S14. Cylindrite
membentuk kristal pinakoidal triklinik dimana biasanya berbentuk silinder atau
tube dimana bentuk nyatanya adalah gulungan dari lembaran kristal ini. Warna
cylindrite adalah abu-abu metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama kali
ditemukan di Bolivia pada tahun 1893.
2.5 Pengolahan Timah
2.5.1 Penambangan
Penambangan
timah putih dilakukan dengan beberapa cara, yaitu semprot, penggalian dengan
menggunakan excavator, atau menggunakan kapal keruk untuk penambangan endapan
aluvial darat yang luas dan dalam serta endapan timah lepas pantai. Kapal keruk
dapat beroperasi untuk penambangan cebakan timah aluvial lepas pantai yang
berada pada kedalaman sekitar 15 meter sampai dengan 50. Penambangan
menggunakan cara semprot dilakukan terutama pada endapan timah aluvial darat
dengan sebaran tidak luas dan relatif dangkal. Penambangan dengan menggunakan
shovel/excavator dilakukan untuk menggali cebakan timah putih tipe residu, yang
merupakan tanah lapukan bijih primer, umumnya berada pada lereng daerah
perbukitan. Penambangan oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan cara semprot.
Banyak juga penambangan dalam sekala kecil terdiri dari satu atau dua orang,
menggunakan peralatan sangat sederhana berupa sekop, saringan dan dulang,
seperti penambangan oleh masyarakat di lepas pantai menggunakan sekop dengan
panjang sekitar 2,5 meter, dan dilakukan pada saat air laut surut. Penambangan
banyak dilakukan pada wilayah bekas tambang dan sekitarnya. Bahkan tailing yang
semula dianggap sudah tidak ekonomis, kembali diolah untuk dimanfaatkan
kandungan timah putihnya. Penambangan oleh masyarakat di lepas pantai selain
menggunakan peralatan manual sederhana, menggunakan juga pompa hisap dan
perahu.
2.5.2 Pengolahan
Untuk
menghasilkan pasir timah kadar tinggi melalui beberapa tahapan proses
pengolahan. Pasir timah di alam masih tercampur dengan butiran mineral-mineral
lain. Timah dalam bentuk mineral kasiterit dipisahkan dari pengotor berupa
mineral ringan dengan pemisahan fisik secara gravitasi. Pemisahan dilakukan
dengan menggunakan sluice box, spiral, dan meja goyang. Pemisahan
mineral bersifat magnetik dan bukan magnetik menggunakan separator magnetik.
Pemisahan mineral bersifat konduktor dan bukan konduktor menggunakan separator
tegangan tinggi. Proses untuk meningkatkan kadar bijih timah atau konsentrat
yang berkadar rendah, dilakukan di Pusat Pencucian Bijih Timah (Washing
Plant). Melalui proses tersebut bijih timah dapat ditingkatkan kadar (grade) Sn-nya dari 20 - 30% Sn
menjadi 72% Sn untuk memenuhi persyaratan peleburan. Proses peningkatan kadar
bijih timah yang berasal dari penambangan di lepas pantai maupun di darat
diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan
kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.
Hasil pemisahan konsentrat, selain diperoleh kasiterit untuk dilebur, diperoleh
juga mineral-mineral ikutan. Mineral-mineral terutama zirkon, monasit, ilmenit
dan xenotim merupakan produk sampingan dari hasil pemisahan secara fisik yang
mempunyai prospek ekonomi untuk dimanfaatkan. Pemisahan kasiterit dari
pengotor, meningkatkan nilai ekonomi mineral ikutan tersebut, meskipun belum
semua mineral ikutan, ekonomis untuk dimanfaatkan.
Konsentrat
hasil dari proses pemisahan mempunyai kadar Sn 72%, selanjutnya dilebur pada smelter
timah putih. Bijih timah setelah dipekatkan lalu dipanggang sehingga arsen
dan belerang dipisahkan dalam bentuk oksida-oksida yang mudah menguap. Kemudian
bijih timah yang sudah dimurnikan itu direduksi dengan karbon. Timah cair yang
terkumpul di dasar tanur kemudian dialirkan ke dalam cetakan untuk memperoleh
timah batangan. Proses peleburan merupakan proses melebur bijih timah menjadi
logam Timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas yang lebih tinggi,
maka harus dilakukan proses pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan suatu
alat pemurnian yang disebut crystallizer. Produk yang dihasilkan berupa
logam timah dalam bentuk balok atau batangan. Produk yang dihasilkan juga dapat
dibentuk sesuai permintaan.
2.
6 Senyawa-Senyawa Timah
Senyawaan timah yang penting
adalah organotin, SnO2, Stanat, timah klorida, timah hidrida, dan
timah sulfide.
2.6.1 Senyawaan Organotin
Seperti yang telah dijelaskan
diatas senyawa organotin adalah senyawa yang dibangun dari timah dan substituen
hidrokarbon sehingga terdapat ikatan C-Sn. Contoh beberapa senyawa organotin
ini adalah:
·
Tetrabutiltimah, dipakai
sebagai material dasar untuk sintesis senyawaan di- dan tributil.
·
Dialkil atau
monoalkil-timah, dipakai sebagai stabilisator panas dalam pembuatan PVC.
·
Tributil-Timah oksida,
dipakai untuk pengawetan kayu.
·
Trifenil-Timah asetat,
merupakan kristal putih yang dipakai untuk insektisida dan fungisida.
·
Trifenil-timah klorida
dipakai sebagai biosida
·
Trimetil-timah klorida,
dipakai sebagai biosida dan sintesis senyawa organic.
·
Trifenil-timah hidroksida,
untuk fungisida dan engontrol serangga.
·
dll
Senyawa organotin dibuat dari
reagen Grignard dengan timahtetraklorida. Metode yang lain adalah dengan
menggunakan reaksi Wurtz seperti senyawaan alkil natrium dengan tmah halide
ataupun dengan menggunakan reaksi pertukaran antara timah halide dengan
senyawaan organo-aluminium.
2.6.2 Timah Oksida
Merupakan senyawa anorganik
dengan rumus kimia SnO2. Oksida timah ini merupakan oksida timah
yang paling penting dalam pebuatan logam timah. SnO2 memiliki
struktur kristal rutile dimana setiap 1 atom Sn berkoordinasi dengan 6 atom
oksigen. SnO2 tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam dan
basa kuat. SnO2 larut dalam asam halide membentuk heksahalostanat
seperti:
SnO2 + 6 HI -> H2SnI6 + 2 H2O
Atau jika dilarutkan dalam asam maka:
SnO2 + 6 H2SO4 -> Sn(SO4)2
+ 2 H2O
SnO2 larut dalam basa
membentuk stanat dengan rumus umum Na2SnO3. SnO2
digunakan bersama dengan vanadium oksida sebagai katalis untuk oksidasi senyawa
aromatic, dipakai sebagai pelapis, ataupun sebagai bahan pembuatan organotin.
2.6.3 Timah(II) Klorida
SnCl2 berupa padatan
kristal berwarna putih, dapat membentuk dihidrat yang stabil. SnCl2
dipakai sebagai reduktor dalam larutan asam, dan juga dalam cairan
electroplating. SnCl2 dibuat dengan cara reaksi gas HCl kering
dengan logam Sn.
Sn + 2 HCl -> SnCl2 + H2
SnCl2 memiliki satu
pasangan electron bebas. Dalam bentuk fasa gas maka molekul SnCl2
berbentuk bengkok, sedangkan pada bentuk padatan SnCl2 membentuk
rantai yang saling terhubung dengan jembatan klorida. Selain dipakai sebagai
reduktor SnCl2 juga dipakai sebagai katalis, reagen analisis untuk
raksa, dan juga dipakai sebagai aditif makanan untuk mempertahankan warna dan
sebagai antioksidan.
2.6.4 Timah(IV) Klorida
Disebut juga stani klorida atau
timah tetraklorida merupakan senyawaan kimia dengan rumus SnCl4. Pada
suhu kamar SnCl4 ini merupakan cairan yang tidak berwarna dan akan
membentuk kabut jika terjadi kontak dengan udara. SnCl4 dipergunakan
sebagai senjata kimia dalam perang dunia ke-1, dipakai untuk memperkuat gelas,
dan sebagai bahan dasar pembuatan organotin.
2.6.5 Timah Sulfida
Senyawaan timah dengan belerang
terdapat sebagai SnS yaitu timah (II) sulfide dan ada dialam sebagai mineral
herzenbergite. Pebuatan SnS adalah dibuat dengan mereaksikan belerang, SnCl2
dan H2S.
Sn + S -> SnS
SnCl2 + H2S -> SnS + 2 HCl
Sedangkan timah (IV) sulfide
memiliki rumus SnS2 dan terdapat dialam sebagai mineral berndtite.
Senyawa ini mengendap sebagai padatan berwarna coklat dengan penambahan H2S
pada larutan senyawa timah (IV) dan banyak dipakai sebagai ornament dekoratif
karena warnanya mirip emas.
2.6.6 Timah Hidrida
Hidrida dari timah disebut
sebagai stannan dan rumus formulanya adalah SnH4. Hidrida timah ini
dapat dibuat dengan cara mereaksikan antara SnCl4 dengan LiAlH4.
Stannan terdekomposisi secara lambat menghasilkan loga timah dan gas hydrogen.
Hidrida timah ini sangat analog dengan gas metana CH4.
2.6.7 Stanat
Dalam ilmu kimia stanat
berkoporasi dengan senyawaan:
·
Ortostanat yang memiliki rumus kimia SnO44-
contoh senyawaannya adalah K4SnO4 atau Mg2SnO4.
·
Metastanat yaitu MSnO3 atau M2SnO3
yaitu campuran oksida atau polimerik anoin.
·
Perlu dicatat bahwa asam stanit yang merupakan
precursor stanat sebenarnya tidak terdapat dialam dan ini sebenarnya merupakan
hidrat dari SnO2. Istilah stanat juga dipakai untuk sufiks penamaan
senyawa misalnya SnCl62- hesaklorostanat.
2.7 Logam Paduan atau Alloy dari Timah
2.7.1 Timah Solder
Karakteristik
timah solder ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu komposisi campuran logam
dan jenis flux yang terkandung didalam timah solder. Timah solder
terbuat dari campuran lebih dari satu jenis logam, atau dikenal dengan istilah alloy.
Dua jenis logam yang lazim digunakan dibidang elektronika adalah timah (Sn)
dan timbal (Pb), dengan berbagai macam perbandingan campuran.
Perbandingan campuran ini dinyatakan melalui angka persentase perbandingan
timah/timbal (Sn/Pb), sebagai contoh 60/40 dan 63/37. Jenis logam lain,
seperti perak (Ag) dan tembaga (Cu), juga dapat ditambahkan dalam
jumlah kecil (dikisaran 1% - 2%) untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu.
Perbandingan
campuran timah dan timbal mempengaruhi karakteristik timah solder, antara lain
kekuatan sambungan solder, kelancaran aliran timah solder cair, titik lebur
timah solder dan mekanisme perubahan wujud timah solder dari padat menjadi cair
dan sebaliknya.
Kekuatan
Sambungan Solder
Kekuatan
sambungan solder dinyatakan melalui dua parameter, yaitu kekuatan tarik (tensile
strength) dan kekuatan robek (shear strength). Kekuatan tarik dan
robek timah solder dengan perbandingan campuran 60/40 adalah 52MPa dan
39MPa, sedangkan untuk perbandingan campuran 63/37 adalah 54MPa
dan 37MPa.
Dapat
dilihat bahwa perbedaan kekuatan sambungan solder antara timah solder dengan
perbandingan campuran 60/40 dan 63/37 tidaklah signifikan. Kedua perbandingan
campuran ini, dari sudut kekuatan sambungan solder yang dihasilkan, cocok untuk
digunakan dibidang elektronika. Perlu ditambahkan bahwa kekuatan dan kualitas
sambungan solder dapat ditingkatkan dengan menambahkan campuran logam perak
dalam jumlah kecil (berkisar diantara 1% - 2%).
Flux
Flux merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari proses penyolderan. Flux adalah senyawa yang bersifat
korosif dan berfungsi untuk menghilangkan lapisan oksidasi dari permukaan benda
yang disolder, mencegah pembentukan lapisan oksidasi baru saat disolder dan
menurunkan ketegangan permukaan (surface tension) timah solder cair.
Lapisan
oksidasi menghalangi timah solder membasahi permukaan benda yang disolder,
akibatnya adalah sambungan solder tidak menempel, atau dikenal dengan istilah cold
joint. Sedangkan ketegangan permukaan yang lebih rendah akan memudahkan
timah solder cair untuk mengalir membasahi permukaan benda yang disolder.
Akibat lain dari kesalahan penggunaan flux adalah timah solder cair
lengket dan tertarik oleh ujung alat solder, sehingga sambungan solder tidak
rata dan berujung runcing.
Jenis-Jenis
Flux
Flux,
berdasarkan jenisnya, dapat digolongkan kedalam dua kategori, yaitu rosin
dan senyawa asam (acid). Rosin terbuat dari getah pohon pinus
atau konifer yang telah dibersihkan dan diolah. Flux senyawa asam
haruslah dicuci bersih setelah proses penyolderan. Jika tidak, sisa flux
yang tertinggal dan bersifat korosif akan merusak sambungan solder, kaki
komponen dan permukaan papan cetak. Flux jenis ini juga bersifat menarik
uap air dari udara sekitar (hygroscopic) dan jika dibiarkan akan
menyebabkan arus pendek pada rangkaian elektronika.
Rosin,
disisi lain, hanya aktif bekerja saat dipanaskan dengan alat solder. Setelah
proses penyolderan selesai, flux rosin yang telah dingin kembali menjadi
tidak aktif, tidak konduktif dan tidak korosif, sehingga dapat dibiarkan tinggal
dipermukaan sambungan solder dan papan cetak tanpa perlu dicuci (no-clean
flux). Selain flux rosin alami yang berasal dari getah pohon pinus,
juga terdapat flux rosin buatan (synthetic rosin) dengan
karakteristik menyerupai flux rosin alami.
Flux
juga dapat dikategorikan berdasarkan tingkat keaktifannya, yaitu tidak aktif (inactive),
aktif ringan (mildly active), aktif (active) dan sangat aktif (highly
active). Flux tidak aktif hanya mencegah terbentuknya lapisan
oksidasi baru saat sedang disolder. Sedangkan flux lainnya, selain
mencegah, juga dapat membersihkan lapisan oksidasi yang telah terbentuk. Flux
yang lebih aktif mampu membersihkan lapisan oksidasi yang lebih tebal dan
noda-noda lain. Akan tetapi karena bersifat lebih korosif, flux jenis
ini harus dibersihkan setelah proses penyolderan.
Kaki-kaki
komponen elektronika yang baru lazimnya telah dilapisi dengan timah solder (tinned)
dan dalam keadaan bersih. Oleh sebab itu, tidak diperlukan flux yang
terlalu aktif. Flux yang tepat untuk digunakan dibidang elektronika
adalah jenis rosin atau rosin sintetik aktif ringan yang tidak
perlu dibersihkan (no-clean flux).
Flux
Tambahan
Timah
solder, terutama yang digunakan dibidang elektronika, sudah mengandung flux
yang diisikan kedalam sejumlah saluran ditengah-tengah kawat timah solder (multi-core).
Jumlah flux yang terkandung di dalam timah solder jenis ini biasanya
berkisar diantara 1% - 4%, tergantung kepada jenis flux-nya. Jumlah
saluran yang lebih dari satu ditujukan untuk memperbaiki dan meratakan
penyebaran flux keseluruh permukaan benda yang disolder.
Flux tambahan juga tersedia dipasaran dan
dapat dipakai jika benda yang disolder terlalu kotor dan timah solder cair
gagal menempel. Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk menggunakan flux
tambahan, usahakan terlebih dahulu untuk membersihkan permukaan benda yang
kotor dengan menggunakan sabut nilon atau ampelas yang sangat halus. Jika
penggunaan flux tambahan tidak bisa dihindarkan, pastikan sisa-sisa flux
dibersihkan setelah proses penyolderan.
2.7.2 Perunggu
(Brons)
Paduan
ini dikenal oleh manusia sejak lama sekali. Perunggu merupakan paduan antara Cu
dan Sn dalam arti yang sempit. Tetapi dalam arti yang luas perunggu berarti
paduan Cu dengan unsure logam lainnya selain dari Zn. Dibandingkan dengan
tembaga murni dan kuningan perunggu merupakan paduan yang mudah dicor dan
mempunyai kekuatan yang lebih tinggi, demikian juga ketahanan ausnya dan
ketahanan korosinya oleh karena itu banyak dipergunakan untuk berbagai komponen
mesin, bantalan, pegas, corak artistic,dsb.
2.7.2.1 Perunggu
timah putih
Sn
adalah lebih mahal dari kuningan. Oleh karena itu kuningan dipergunakan sebagai
bahan baku dan selanjutnya bahan yang dicampur 4-5% Sn dipergunakan untuk
keperluan khusus sedangkan hampir semua paduan perunggu ini dalam industry
dipakai dalam bentuk coran. Brons timah putih mempunyai sejarah yang lama
sehingga dari penggunaannya paduan dasar dengan 8-12 % Sn dinamakan Gun Metal,
paduan dengan 10% Sn dan 23 % Sn dinamakan Admiralty Gun Metal, sedangkan yang
mengandung 18-23% Sn disebut ”Brons Bell” dan paduan yang mengandung 30-32%
disebut ‘Brons kaca’.
2.7.2.2 Perunggu Posfor (brons posfor)
Pada
paduan tembaga posfor berguna sebagai penghilang oksida, oleh karena itu
penambahan posfor 0,05-0,5% pada paduan memberikan kecairan logam yang lebih
baik. Brons posfor mempunyai sifat-sifat lebih baik dalam keelastisannya,
kekuatan dan ketahanan terhadap aus. Ada tiga macam brons posfor yang
dipergunakan dalam industry yaitu brons biasa yang tidak mempunyai kelebihan P
yang tidak dipakai dalam proses menghilangkan oksida, brons posfor untuk pegas
dengan kadar 0,05-0,15% yang ditambahkan kepada brons yang mengandung Sn kurang
dari 10% dan brons posfor untuk bantalan yang mengandung 0,3-1,5% P ditambahkan
kepada brons yang mengandung lebih dari 10% Sn.
2.7.2.3 Brons Aluminium
Paduan yang dipergunakan dalam industry
mengandung 6-7% Al dipergunakan untuk pabrikasi dan paduan dengan 9-10% Al
dipergunakan untuk coran. Paduan ini mempunyai kekuatan yang baik dari pada
brons timah putih dengan sifat mampu bentuk yang lebih dan ketahanan korosi
yang baik, sehingga pengunaannya lebih luas. Tetapi mampu cornya kurang baik
sehingga memerlukan teknik yang khusus pada pengecorannya.
2.7.2.4 Perunggu Bebas Seng
Perunggu
bebas seng dinamakan juga perunggu tulen atau perunggu timah, yaitu perunggu
tuang dari Cu ditambah 10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran tambahan lain.
Bahan itu digunakan untuk pentil yang harus mempunyai syarat tinggi terhadap
korosi dan ketangguhan (10% Sn). Selain itu juga untuk bantalan-bantalan yang
harus mempunyai syarat-syarat tinggi untuk sifat luncur (14% Sn) dan untuk bantalan-bantalan
tekan dengan syarat tinggi untuk kekerasan (20% Sn).
2.7.2.5 Perunggu Bebas Seng Paduan Kepal
Mempunyai
1,5% sampai setinggi-tingginya 10% timah putih dan selain itu fosfor dalam
persentase yang sangat kecil, yaitu setinggi-tingginya 0,35. Campuran ini dahulu dinamakan perunggu
fosfor. Dipakai untuk profil-profil, batang-batang, kawat, pelat, dan pipa-pipa
yang dicanai dan ditarik.
2.7.2.6 Perunggu Seng
Perunggu
seng ialah perunggu tembaga timah dengan tambahan seng 2% sampai 7%. Bahan itu dipakai
terutama untuk bantalan-bantalan (campuran tuang).
2.7.2.7 Perunggu silicon
Perunggu
silicon baik sebagai paduan tuang maupun paduan kepal mempunyai kadar Si 0,5%
samapai 4,5%. Selain dari itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel,
mangan, besi, dan seng dalam bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat
dijadikan misalnya cupoder yang mempunyai tahan tarik dan kekerasan yang
tinggi.
2.7.2.8 Perunggu Timbel
Perunggu
timbel mempunyai kadar timbel (Pb) 5-35%. Jika perlu dengan tambahan Sn dan Ni
sebagai blok-blok bantalan yang berupa lapisan tipis dalam bus bantalan.
2.8 Kegunaan Timah
Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan
untuk solder (52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%),
kuningan & perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam
aplikasi lain (11%).
2.8.1 Logam Timah dan Paduannya
Logam timah banyak manfaatnya baik digunakan secara tunggal maupun sebagai
paduan logam (alloy) dengan logam yang lain terutama dengan logam tembaga.
Logam timah juga sering dipakai sebagai container dalam berbagai macam
industri. Contoh-contoh paduan antara tembaga dan timah adalah:
·
Pewter, merupakan paduan
antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth, dan timbale. Banyak
dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah tangga.
·
Bronze adalah paduan logam
timah dengan tembaga dengan kandungan timah sekitar 12%.
·
Fosfor Bronze adalah paduan
bronze yang ditambahkan unsur fosfor.
2.8.2 Plating
Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng,
timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak
dipergunakan untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang
terbuat dari logam.
2.8.3 Superkonduktor
Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari
timah merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan
contoh superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.
2.8.4 Solder
Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk
solder merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi
campuran 63% timah dan 37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder.
Solder banyak digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik
2.8.5 Pembuatan Senyawa Organotin
Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn)
dengan hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari
golongan senyawa organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis
senyawa organic, sebagai biosida, sebagai pengawet kayu, sebagai stabilisator
panas, dan lain sebagainya.
2.8.6 Pembuatan Senyawaan Kimia Untuk Berbagai
Keperluan
Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah
satu senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai
untuk resistor dan dielektrik, dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah.
Senyawa SnF2 merupakan aditif yang banyak ditambahkan pada pasta
gigi. Senyaan timah, tembaga, barium, kalsium dipakai untuk pembuatan
kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia juga sering dipakai untuk pembuatan
katalis.
2.8.7 Kegunaan Timah di Industri
·
Timah klorida (SnCl2)
: digunakan dalam pembuatan zat warna, polimer, dan tekstil; di silvering
satu mirror; sebagai pengawet makanan; sebagai aditif dalam parfum digunakan
dalam sabun, dan sebagai agen anti-Cumming dalam minyak pelumas
·
Timah oksida (SnO 2): digunakan
dalam pembuatan kaca jenis khusus, glasir keramik dan warna, parfum dan
kosmetik, dan tekstil, dan sebagai bahan polishing untuk baja, kaca, dan bahan
lainnya
·
Timah kromat (SnCrO4 atau
Sn (CrO4) 2 ): kekuning-kuningan-coklat
senyawa cokelat digunakan sebagai zat pewarna untuk porselen dan porselen
2.8.8 Kegunaan Timah bagi Manusia
·
Melapisi logam lain
·
Kemasan
makanan
·
Pelindung kayu
·
Casing telepon genggam
·
Konstruksi
bangunan
·
Pelat Timah
·
Campuran Tambal Gigi
·
Lapisan timah pada stik golf &
peningkatan penyedia amunisi untuk senjata olah raga
·
Tutup Botol Anggur
·
Logam Hijau
·
Industri
farmasi
2.9 Bahaya Timah
2.9.1 Bahaya pada Kesehatan
• Efek
akut adalah:
– Mata
dan kulit iritasi
– Headaches
– Sakit
perut
– Penyakit
dan pusing
– Berat
berkeringat
– Sesak
napas
– Masalah
buang air kecil
• Efek
jangka panjang adalah:
– Depresi
– Kerusakan
hati
– Gangguan
fungsi sistem kekebalan
– Kerusakan
kromosom
– Kekurangan
sel darah merah
– Kerusakan
otak (menyebabkan kemarahan, gangguan tidur, pelupa dan sakit kepala)
2.9.2 Bahaya pada Lingkungan
• Kaleng
sebagai atom tunggal atau molekul tidak sangat beracun terhadap beberapa jenis
organisme, bentuk racun adalah bentuk organik
• Ada
berbagai jenis timah organik yang dapat sangat bervariasi di
toksisitas. Tributyltins merupakan komponen timah paling beracun untuk
ikan dan jamur, sedangkan trifenyltin jauh lebih beracun bagi
fitoplankton.
2.10 Penanggulangan dari Bahaya Timah
Jumlah
timah yang sedikit dalam makanan tidak berbahaya. Limit dalam makanan di
Amerika Serikat adalah 300 mg/kg. Senyawa timah triakil dan triaril digunakan
sebagai racun biologi (biocides) dan perlu ditangani secara hati-hati.
Jumlah kecil timah dalam makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Senyawa
timah trialkil dan triaril berbahaya bagi makhluk
hidup dan harus
ditangani secara hati-hati. Timah juga digunakan dalam pembuatan grenjeng rokok
(timah putih), pada longsongan peluru (timah hitam).
BAB
III
SELENIUM
(Se)
3.1 Selenium
Selenium adalah suatu unsur kimia yang
memiliki lambing Se dan nomor atom 34. Dalam tabel periodik terletak pada golongan VI A.
Selenium bersifat nonlogam. Kata selenium berasal dari nama Dewi Bulan, Selene.
Selenium
ditemukan pada 1817 oleh Jöns Jakob Berzelius, yang menemukan unsur yang
terkait dengan telurium (dinamai Bumi). Hal ini ditemukan sebagai produk
sampingan dari produksi asam sulfat. Ini datang untuk melihat medis kemudian
karena toksisitas pada manusia yang bekerja di industri. Hal ini juga diakui
sebagai racun hewan penting.
Pada tahun 1954,
petunjuk pertama dari fungsi biologis tertentu selenium ditemukan dalam
mikroorganisme. Esensialitas terhadap kehidupan mamalia ditemukan pada tahun
1957. Pada 1970-an, ditunjukkan untuk hadir dalam dua set independen enzim. Hal
ini diikuti oleh penemuan selenocysteine dalam protein.
Selama tahun
1980-an, itu menunjukkan bahwa selenocysteine dikodekan oleh TGA kodon. Mekanisme recoding telah
dikerjakan pertama di bakteri dan kemudian pada mamalia (lihat unsur SECIS).
Pertumbuhan konsumsi selenium secara historis didorong oleh pengembangan mantap
menggunakan baru, termasuk aplikasi dalam peracikan karet, baja paduan, dan
selenium rectifier. Selenium juga merupakan bahan penting dalam drum printer
laser dan mesin fotokopi.
Pada tahun 1970,
selenium dalam rectifier itu sebagian besar telah digantikan oleh silikon,
namun penggunaannya sebagai fotokonduktor di dataran-kertas mesin fotokopi
telah menjadi aplikasi terkemuka. Selama tahun 1980, aplikasi fotokonduktor
menurun (meskipun masih penggunaan akhir-besar) sebagai mesin fotokopi lebih
dan lebih menggunakan photoconductors organik yang diproduksi.
Pada waktu saat
ini, penggunaan terbesar selenium di seluruh dunia dalam pembuatan kaca,
diikuti oleh bahan kimia dan menggunakan dalam pigmen. Menggunakan elektronik,
meskipun sejumlah aplikasi terus, terus menurun. Pada akhir 1990-an, penggunaan
selenium (biasanya dengan bismut) sebagai aditif untuk pipa kuningan untuk
memenuhi tidak ada standar lingkungan memimpin menjadi penting. Saat ini, total
produksi dunia selenium terus meningkat sederhana.
Keterangan umum unsur
|
|
Deret kimia
|
Nonmetals
|
Golongan, periode, blok
|
16, 4, p
|
penampilan
|
Gray, metallic luster
|
Massa atom
|
78.96(3) g/mol
|
Konfigurasi elektron
|
[Ar] 3d10 4s2 4p4
|
Jumlah elektron tiap kulit
|
2, 8, 18, 6
|
3.2 Sifat fisik, kimia,
mekanik selenium
Ciri ciri fisik
|
|
Fase
|
Solid
|
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
|
(gray) 4.81 g/cm3
(alpha) 4.39 g/cm3
(vitreous) 4.28 g/cm3
|
Massa jenis cair pada titik lebur
|
3.99 g/cm3
|
Titik lebur
|
494 K
(221 °C, 430 °F)
|
Titik didih
|
958 K
(685 °C, 1265 °F)
|
Titik kritis
|
1766 K 27.2 MPa
|
Kalor peleburan
|
(gray) 6.69 kJ/mol
|
Kalor penguapan
|
95.48 kJ/mol
|
Kapasitas kalor
|
95.48 kJ/mol
|
Sifat kimia
|
|
Strukturkristal
|
Hexagonal
|
Bilanganoksidasi
|
±2, 4,
6
(strongly acidic oxide) |
Elektronegativitas
|
2.55 (skala Pauling)
|
Energi ionisasi
(detil) |
ke-1: 941.0 kJ/mol
|
ke-2: 2045 kJ/mol
|
|
ke-3: 2973.7 kJ/mol
|
|
Jari-jari atom
|
115pm
|
Jari-jari atom (terhitung)
|
103pm
|
Jari-jarikovalen
|
116pm
|
Jari-jari Van der
Waals
|
190pm
|
Beberapa sifat kimia lainnya:
a) Reaktif
b) Mudah bereaksi dengan H2, F2, Cl2,
dan Br2
c) Bereaksi dengan asam nitrat dan asam sulfat
d) Bereaksi dengan logam lainnya membentuk senyawa selenida, contoh: MgSe
e)
Bereaksi dengan O2 membentuk api berwarna biru atau disebut SeO2 (selenium dioksida) yang berbau busuk.
Sifat mekanik
|
|
Konduktivitas termal
|
(300 K) (amorphous)
0.519 W/(m·K) |
Ekspansi termal
|
(25 °C) (amorphous)
37 µm/(m·K) |
Kecepatan suara (kawat tipis)
|
(20 °C) 3350 m/s
|
Modulus Young
|
10 Gpa
|
Modulus geser
|
3.7 Gpa
|
Modulus ruah
|
8.3 Gpa
|
Nisbah Poisson
|
0.33
|
Skala kekerasan Mohs
|
2.0
|
Kekerasan Brinell
|
736 Mpa
|
3.3 Pembuatan
Selenium jarang ditemukan dalam keadaan bebas di alam. Selenium ditemukan dalam beberapa
mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit. Beberapa tahun yang lalu, selenium didapatkan dari debu cerobong asap yang
tersisa dari proses bijih tembaga sulfida.
Sekarang selenium di seluruh dunia dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses
elektrolisis tembaga. Selenium diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda
atau asam sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengandung kalium nitrat).
3.4 Paduan
Selenium
Beberapa mineral selenium adalah:
·
Berzelianite (Copper
Selenide)
·
Clausthalite (Lead
Selenide)
·
Eucairite (Silver Copper
Selenide)
·
Hakite (Copper
Mercury Silver Antimony Selenium Sulfide)
·
Klockmannite (Copper
Selenide)
·
Palladseite (Palladium
Selenide)
·
Penroseite (Nickel
Selenide)
·
Selen-tellurium (Selenium Tellurium)
·
Tiemannite (Mercury
Selenide)
·
Umangite (Copper
Selenide)
3.5 Kegunaan selenium
3.5.1
Kegunaan selenium di industri
·
Digunakan sebagai tinta fotografi untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan lain-lain
·
di bawah titik cairnya,
selenium adalah semi konduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan elektronik
·
digunakan dalam industri kaca untuk mewarnai kaca dan lapisan email
gigi yang berwarna rubi
·
digunakan sebagai bahan tambahan pembutan baja tahan karat.
·
Karena sifat-sifatnya fotovoltaik dan fotokonduktif,
selenium digunakan dalam fotokopi,
photocells, meter cahaya dan sel surya.
·
Lembar
selenium amorf mengkonversi gambar x-ray,
dalam xeroadiography dan
solid-state, x-ray kamera panel datar
3.5.2 Kegunaan
selenium bagi manusia
Selenium adalah mineral penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai antioksidan untuk meredam aktivitas radikal bebas. Selenium bekerja sebagai kofaktor untuk enzim yang
terlibat dalam oksidasi asam lemak dan penghancuran asam amino.
Manfaat
Selenium bagi tubuh:
·
Menangkal radikal bebas
Di dalam tubuh setiap orang terdapat kemampuan untuk melawan radikal bebas yang bias menghancurkan sel dan menimbulkan berbagai penyakit berbahaya seperti kanker, penyakit jantung, dan penuaan dini.
Di dalam tubuh, selenium bekerjasama dengan vitamin E sebagai zat antioksidan.
·
Meningkatkan kekebalan tubuh
Selenium dapat memperbaiki system imunitas (kekebalan tubuh) dan berperan dalam fungsi kelenjar tiroid dan dalam setiap sel yang
menggunakan hormone tiroid, dengan berpartisipasi sebagai kofaktor untuk tiga deiodinases diketahui hormon tiroid, yang mengaktifkan dan kemudian menonaktifkan berbagai hormon tiroid metabolitnya. Ini mungkin menghambat penyakit Hashimotos, di
mana sel-sel tubuh sendiri tiroid diserang sebagai asing.
·
Mencegah HIV
Selenium banyak terdapat pada ikan, telur, daging, sereal, kacang.
diketahui dapat menghambat replikasi HIV. Selenium bergabung dengan protein
dalam bentuk asam amino, yang disebut selenoprotein, Zat ini mengurangi tekanan
tyang disebabkan oleh infeksi, dan memperlambat penyebaran infeksi.
Pada tahap pertama infeksi, HIV memproduksi berbagai protein yang memicu pengeluaran gen lain yang dibutuhkan virus untuk menopang dirinya. Salah satunya tat, yang juga membantu replikasi virus. Diyakini, tat mengincar dan menurunkan selenoprotein saat virus mulai menginfeksi. Untuk itu dilakukan penelitian yang meningkatkan selenoprotein di tubuh. Peneliti mengisolasi sel darah dari individu tanpa HIV, lalu menginfeksinya dengan HIV. Kemudian ditambahkan sejumlah kecil selenium ke kultur (biakan) sel. Hasilnya menunjukkan, penambahan selenium menghambat replikasi HIV sampai setidaknya 10x lipat, dibandingkan kultur sel yang tidak ditambahkan selenium. Ketika mereka mengurangi produksi selenoproein, ditemukan terjadi peningkatan replikasi virus 3,5x lipat. Kemungkinan, selenoprotein bekerja dengan merusak struktur kimia tat, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan virus bereplikasi. Jika fungsi selenium telah dimengerti sepenuhnya, obat yang lebih efektif untuk HIV bisa diciptakan.
Pada tahap pertama infeksi, HIV memproduksi berbagai protein yang memicu pengeluaran gen lain yang dibutuhkan virus untuk menopang dirinya. Salah satunya tat, yang juga membantu replikasi virus. Diyakini, tat mengincar dan menurunkan selenoprotein saat virus mulai menginfeksi. Untuk itu dilakukan penelitian yang meningkatkan selenoprotein di tubuh. Peneliti mengisolasi sel darah dari individu tanpa HIV, lalu menginfeksinya dengan HIV. Kemudian ditambahkan sejumlah kecil selenium ke kultur (biakan) sel. Hasilnya menunjukkan, penambahan selenium menghambat replikasi HIV sampai setidaknya 10x lipat, dibandingkan kultur sel yang tidak ditambahkan selenium. Ketika mereka mengurangi produksi selenoproein, ditemukan terjadi peningkatan replikasi virus 3,5x lipat. Kemungkinan, selenoprotein bekerja dengan merusak struktur kimia tat, yang pada akhirnya mengurangi kemampuan virus bereplikasi. Jika fungsi selenium telah dimengerti sepenuhnya, obat yang lebih efektif untuk HIV bisa diciptakan.
·
Mempertahankan elastisitas tubuh
Bersama vitamin E, selenium berfungsi mempertahankan elastisitas jaringan dan bila kadar selenium berkurang maka tubuh akan mengalami penuaan dini, yaitu kondisi sel yang rusak sebelum waktunya.
·
Mineral
selenium merupakan zat yang mempunyai efek sebagai anti
kanker dengan mengatasi kerusakan gen dan sistem kekebalan tubuh
·
Mengeluarkan logam berat dari dalam tubuh
·
Mineral
selenium merupakan zat yang dapat melindungi kerusakan jantung dan pembuluh darah melalui kerja enzim
glutathione peroxidase yang mencegah oksidasi lemak dan mengurangi perlengketan zat-zat pembeku darah (trombosit).
·
Dapat membantu menghambat oksidasi kolesterol sebagai pemicu terjadinya kekakuan dinding pembuluh darah dan penyumbatan aliran darah.
Orang dewasa dianjurkan untuk mengonsumsi, 55 mikrogram (mcg) selenium
setiap hari. Namun perempuan dewasa yang
sedang hamil dianjurkan meningkatkan asupan
selenium menjadi 60 mcg per hari. Kebutuhan tersebut akan meningkat saat seorang ibu harus menyusui, menjadi sebesar 70 mcg per hari.
Selenium
berasal dari kacang-kacangan,
sereal, daging, ikan, dan telur. Dalam urutan konsentrasi,
tingkat tinggi juga ditemukan di ginjal, tuna, kepiting, dan
lobster.
3.6 Tingkat
bahaya selenium
3.6.1 Kekurangan selenium
Gejala-gejala yang timbul akibat kekurangan
selenium, bias dijelaskan dengan berkurangnya antioksidan dalam jantung, hati dan otot, yang
mengakibatkan kematian jaringan dan kegagalan
organ
Kekurangan selen dapat menurunkan daya kerja vitamin
E hingga 50%. Penurunan daya kerja vitamin E dapat memicu penyakit yang
lainnya seperti, myoglobinuria, atau kencing berwarna merah darah akibat mioglobin dalam otot melebur dalam darah.
Ada beberapa jenis penyakit yang terkait dengan kekurangan selen yaitu:
1. Penyakit Keshan.
Penyakit Keshan adalah sejenis penyakit kardiomiopati
yang terutama memengaruhi anak usia 2-10 tahun. Kardiomiopati adalah penyakit melemahnya fungsi otot jantung yang
dapat beresiko menimbulkan gangguan irama detak jantung (bias terlalu cepat, terlalu lambat, kadang teratur,
kadang tidak teratur) dan juga beresiko menimbulkan kematian akibat serangan jantung mendadak.
2. Penyakit Kashin Beck
Penyakit Kashin-Beck
merupakan penyakit osteoarthritis
yang biasanya terjadi terutama pada remaja. Osteoarthritis
yaitu penyakit yang timbul akibat terjadinya kemunduran fungsi sendi
3.
Myxedematous Endemic Cretinism, yang menyebabkan retardasi
mental
3.6.2 Kelebihan selenium
Kelebihan selenium dapat
menimbulkan efek yang sangat berbahaya, yaitu karena mengonsumsi selenium
melebihi dosis
Gejalanya terdiri dari
-
mual dan muntah
-
rambut dan kuku rontok
-
kerusakan saraf
Akibatnya:
·
menyebabkan gejala gastrointestinal, perubahan dermatologi, gangguan neuromuskuler-psikiatri, disfungsihati dan ginjal, trombositopenia, dll.
·
Gangguan fungsi endokrin, termasuk sintesis hormon tiroid.
·
Dapat menurunkan motilitas sperma.
·
Menyebabkan masalah perilaku seperti lekas marah atau kelelahan pada anak.
3.6.3 Bahaya
selenium di lingkungan
Selenium dalam keadaan padat, dalam jumlah yang cukup dalam tanah, dapat memberikan dampak fatal pada tanaman pakan hewan.
Terpapar dengan senyawa
selenium di udara tidak boleh melebihi kadar 0.2
mg/m3 (selama 8 jam kerja perhari-40 jam seminggu)
Beberapa jenis
tanaman dianggap indicator kadar selenium tinggi tanah, karena mereka
membutuhkan tingkat tinggi selenium untuk tumbuh subur. Hal ini dimanfaatkan
juga untuk mempertahankan diri dari herbivora. Beberapa tanaman yang bias
digunakan sebagai indikator selenium yaitu genus Astragalus (termasuk beberapa locoweeds), (Stanleya sp.), Aster kayu (Xylorhiza sp.), Dan goldenweed palsu (Oonopsis sp.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar