BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada
era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan tenologi telah berkembang dengan
begitu pesatnya. Tidak terkecuali pada teknologi industri, yang telah
berkembang sesuai perkembangan zaman. Meskipun teknologi telah berkembang
pesat, pengetahuan setiap orang tentang teknologi berbeda satu sama lainnya. Ada yang memiliki
pengetahuan luas dan ada yang memiliki pengetahuan kurang. Dalam dunia industri
pengetahuan yang penting dimiliki oleh orang yang berminat terhadap industri adalah
komponen materi yang bermanfaat dalam
proses produksi.
Salah satu komponen penting yang
biasa dipakai dalam produksi industri adalah logam Seng dan Arsenik.
Berabad-abad sebelum seng dikenal sebagai unsur tersendiri yang unik, bijih
seng telah digunakan dalam pembuatan kuningan. Sedangkan Logam arsenik biasanya
digunakan sebagai bahan campuran untuk mengeraskan logam lain misalnya
mengeraskan Pb di pabrik aki atau melapisi kabel. Seng dan Arsenik memiliki
peran penting dalam proses industri. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap
industriawan untuk mengetahui manfaat kedua material tersebut.
Sebagai seorang mahasiswa teknik kimia yang
nantinya pasti akan berkecimpung dalam dunia industri. Penting juga bagi
mahasiswa teknik kimia tersebut untuk menguasai pengetahuan tentang Seng dan
Arsenik.
Berawal dari hal tersebut penulisan
sekaligus penyusunan makalah ilmiah ini disusun. Hal tersebut layak dan memang
sepantasnya dikuak dan dipublikasikan, agar mahasiswa tahu bahwa manfaat dari
Seng dan Arsen patut dimengerti. Karena sebagai
manusia khalayaknya memiliki kesadaran
untuk berbuat lebih pada sesama, atau mementingkan sosialisasi dengan
memberikan sesuatu yang telah diperbuat. Mahasiswa harus mengembangkan manfaat Seng dan Arsen dalam
industri untuk kepentingan manusia lain.
Metode yang dilakukan untuk meneliti
masalah ini diawali dengan studi literatur atau referensi. lalu dilakukan
analisis dan penarikkan kesimpulan dalam tahap akhir pengumpulan data.
metodologi ini dinyatakan sebagai kaidah metode yang benar karena berdasar
sumber teoiritis atau pustaka metodologi tersebut memenuhi syarat sebagai
metodologi ilmiah.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Bagaimanakah Karakteristik umum, sifat
fisika, sifat kimia dan sifat mekanik seng dan arsenic.
·
Bagaimanakah sumber seng dan arsen di
alam dan proses pembuatannya di industry.
·
Apa sajakah paduan dan senyawa yang
penting dari seng dan arsenic.
·
Apa sajakah manfaat dari seng dan arsen
bagi kehidupan manusia.
·
Bagaimanakah tingkat bahaya dari logam
seng dan arsenic bagi manusia dan lingkungan.
1.3
Tujuan
Penyusunan
dari makalah ilmiah ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para
mahasiswa terutama mahasiswa teknik kimia tentang logam seng dan paduannya
serta arsenik dan senyawanya yang memiliki potensi manfaat bagi kehidupan
manusia maupun dunia industri yang nantinya akan dijajaki oleh mahasiswa teknik
kimia tersebut.
1.4
Sistematika
Penulisan
Pada
makalah ilmiah ini dibahas tentang sejarah, karakteristik umum, sifat fisika,
sifat kimia, sifat mekanik, sumber dan proses pembuatan, paduan dan senyawa
penting, manfaat dan tingkat bahaya logam seng dan arsenic. Pada bab I
berisikan latar belakang dijadikannya seng dan arsenik sebagai topik bahasan,
tujuan dari penyusunan makalah ini serta rumusan masalah yang akan dibahas.
Pada bab II di karya tulis ilmiah
ini dibahas tentang uraian teori yang telah disusun dari topik bahasan diatas dari
logam seng dan paduannya. Sedang pada bab III mengenai Arsenik dan senyawanya.
Dan pada bab IV berisikan kesimpulan berdasarkan teori dan saran yang penulis
rekomendasikan.
BAB
II
SENG
(Zn) DAN PADUANNYA
2.1 Sejarah
Seng
Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak
ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).Kuningan, yang merupakan campuran
aloi tembaga dan seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM.
Logam seng tak murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di
India, manakala logam
ini masih belum
di kenal oleh
bangsa Eropa sampai
dengan akhir abad ke-16. Para
alkimiawan membakar seng
untuk menghasilkan apa
yang mereka sebut sebagai
"salju putih" ataupun
"wol filsuf". Kimiawan
Jerman Andreas Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu
logam seng murni pada tahun 1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro
Volta berhasil menyingkap
sifat-sifat elektrokimia seng
pada tahun 1800.
Pelapisan
seng pada baja
untuk mencegah perkaratan
merupakan aplikasi utama
seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi penggunaannya pada baterai dan
aloi. Terdapat berbagai
jenis senyawa seng
yang dapat ditemukan, seperti
seng karbonat dan seng
glukonat (suplemen makanan), seng klorida (pada deodoran),
seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng sulfida (pada cat
berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium organik.
Logam seng tak murni mulai
diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala logam ini
masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-16. Para
alkimiawan membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut sebagai
"salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas
Sigismund Marggraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun
1746. Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat
elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah
perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi
penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang
dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan),
seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng
sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di
laboratorium organik.
Seng merupakan
zat mineral esensial yang sangat penting bagi tubuh. Terdapat sekitar dua
milyar orang di negara-negara berkembang yang kekurangan asupan seng.
Defisiensi ini juga dapat menyebabkan banyak penyakit. Pada anak-anak,
defisiensi ini menyebabkan gangguan pertumbuhan, mempengaruhi pematangan
seksual, mudah terkena infeksi, diare, dan setiap tahunnya menyebabkan kematian
sekitar 800.000 anak-anak di seluruh dunia. Konsumsi seng yang berlebihan dapat
menyebabkan ataksia, lemah lesu, dan defisiensi tembaga. Dalam bahasa
sehari-hari, seng juga dimaksudkan sebagai pelat seng yang digunakan sebagai
bahan bangunan.
2.2 Karakteristik
Seng
2.2.1 Karakteristik Umum
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan
lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia merupakan
unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek kimiawi seng
mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur ini berukuran
hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan oksidasi +2. Seng
merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan memiliki lima isotop
stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
2.2.2 Sifat Fisik
Seng merupakan logam yang
berwarna putih kebiruan, berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian,
kebanyakan seng mutu komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat
daripada besi dan berstruktur kristal heksagonal.Lehto 1968, p. 826 Logam ini
keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100
sampai dengan 150 °C. Di atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat
dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu
menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki
titik lebur (420 °C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan
sebenarnya pun, titik lebur seng merupakan yang terendah di antara semua
logam-logam transisi selain raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang
mengandung seng. Salah satu contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga).
Logam-logam lainnya yang juga diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah
aluminium, antimon, bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium,
kobalt, nikel, telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak
bersifat feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu
35 K.
KLASIFIKASI
|
SIFAT ZINK
|
Penampilan
|
Abu-abu
muda kebiruan
|
Fase
|
Padat
|
Massa
Jenis
|
7,14 g/cm3
|
Titik
Lebur
|
692,68 K
|
Titik
Didih
|
1.180 K
|
Kalor
Peleburan
|
7,32
kJ/mol
|
Kalor
Penguapan
|
123,6
kJ/mol
|
Kapasitas
Kalor
|
25,390
J/(mol.K)
|
Elektronegativitas
|
1,65
|
Energi
Ionisasi
|
(1) 906,4
kJ/mol
|
(2)
1.733,3 kJ/mol
|
|
(3) 3.833
kJ/mol
|
|
Jari-jari
atom
|
135 pm
|
2.2.3 Sifat Kimia
Reaktivitas seng memiliki
konfigurasi elektron [Ar]3d104s2 dan merupakan unsur golongan 12 tabel
periodik. Seng cukup reaktif dan merupakan reduktor kuat.. Permukaan logam seng
murni akan dengan cepat mengusam, membentuk lapisan seng karbonat, Zn5(OH)6CO3,
seketika berkontak dengan karbon dioksida. Lapisan ini membantu mencegah reaksi
lebih lanjut dengan udara dan air.
Seng yang dibakar akan
menghasilkan lidah api berwarna hijau kebiruan dan mengeluarkan asap seng
oksida. Seng bereaksi dengan asam, basa, dan non-logam lainnya Seng yang sangat
murni hanya akan bereaksi secara lambat dengan asam pada suhu kamar. Asam kuat
seperti asam klorida maupun asam sulfat dapat menghilangkan lapisan pelindung
seng karbonat dan reaksi seng dengan air yang ada akan melepaskan gas hidrogen.
Seng secara umum memiliki keadaan
oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron pada
kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan
memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengijinkan pembentukan empat ikatan
kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah oktet.
Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan yang
terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Pada larutan
akuatik, kompleks oktaherdal, [Zn(H2O)6]2+,
merupakan spesi yang dominan.
Penguapan seng yang
dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 °C
mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni
senyawa seng yang berkeadaan oksidasi +1. Tiada senyawa seng berkeadaan oksidasi
selain +1 dan +2 yang diketahui. Perhitungan teoritis mengindikasikan bahwa
senyawa seng dengan keadaan oksidasi +4 sangatlah tidak memungkinkan terbentuk.
Sifat kimiawi seng mirip dengan
logam-logam transisi periode pertama seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat
diamagnetik dan hampir tak berwarna. Jari-jari ion seng dan magnesium juga
hampir identik. Oleh karenanya, garam kedua senyawa ini akan memiliki struktur
kristal yang sama. Pada kasus di mana jari-jari ion merupakan faktor penentu,
sifat-sifat kimiawi keduanya akan sangat mirip. Seng cenderung membentuk ikatan
kovalen berderajat tinggi. Ia juga akan membentuk senyawa kompleks dengan
pendonor N- dan S-. Senyawa kompleks seng kebanyakan berkoordinasi 4 ataupun 6
walaupun koordinasi 5 juga diketahui ada.
2.2.4 Sifat Mekanik
Modulus Young
|
108 GPa
|
Modulus geser
|
43 GPa
|
Modulus ruah
|
70 GPa
|
Nisbah Poisson
|
0,25
|
Skala kekerasan Mohs
|
2,5
|
Kekerasan Brinell
|
412 MPa
|
2.3 Sumber
dan Proses Pembuatan Seng
2.3.1 Sumber Seng
Kadar komposisi unsur seng di
kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini menjadikan seng sebagai
unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi. Tanah mengandung sekitar 5–770 ppm
seng dengan rata-ratanya 64 ppm. Sedangkan pada air laut kadar sengnya adalah
30 ppb dan pada atmosfer kadarnya hanya 0,1–4 µg/m3.
Gambar Sfalerit (ZnS)
Unsur ini biasanya ditemukan
bersama dengan logam-logam lain seperti tembaga dan timbal dalam bijih logam.
Seng diklasifikasikan sebagai kalkofil, yang berarti bahwa unsur ini memiliki
afinitas yang rendah terhadap oksigen dan lebih suka berikatan dengan belerang.
Kalkofil terbentuk ketika kerak bumi memadat di bawah kondisi atmosfer bumi
awal yang mendukung reaksi reduksi. Sfalerit, yang merupakan salah satu bentuk
kristal seng sulfida, merupakan bijih logam yang paling banyak ditambang untuk
mendapatkan seng karena ia mengandung sekitar 60-62% seng.
Mineral lainnya juga mengandung
seng meliputi smithsonit (seng karbonat), hemimorfit (seng silikat), wurtzit
(bentuk seng sulfida lainnya), dan hidrozinkit. Terkecuali wurtzit, kesemua
mineral ini terbentuk oleh karena proses cuaca seng sulfida primordial. Total
keseluruhan kandungan seng di seluruh dunia adalah sekitar 1,8 gigaton. Hampir
sekitar 200 megatonnya dapat diperoleh secara ekonomis pada tahun 2008.
Kandungan besar seng dapat
ditemukan di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat. Berdasarkan laju konsumsi
seng sekarang ini, cadangan seng diperkirakan akan habis antara tahun 2027
sampai dengan 2055. Sekitar 346 megaton seng telah ditambang sepanjang
sejarahnya sampai dengan tahun 2002. Selain itu, diperkirakan pula sekitar 109
megatonnya masih digunakan.
2.3.2 Proses Pembuatan Seng
A.
Electrowinning
Elektowinning adalah proses elektrokimia yang digunakan untuk mereduksi
logam kation ke permukaan katoda dari sebuah larutan aqueous yang berasal dari
proses kimia leaching. Pada proses elektrowinning Zn, akan diperoleh endapan
logam Zn pada permukaan katoda yang berasal dari reaksi reduksi larutan ZnSO4.
Disamping itu, pada anoda akan terbentuk oksigen karena penggunaan anoda inert.
Proses ini menggunakan coulumeter Cu. Fungsi coulumeter adalah untuk
menentukan jumlah materi yang berubah selama elektrolisis dengan mengukur
jumlah listrik yang diperlukan untuk melakukan proses elektrolisis.
Gambar Proses Elektrowinning
Secara umum
proses ini terdiri dari 3 bagian, yaitu:
·
Katoda (Al)
·
Anoda (Pb)
·
Eletrolit ZnSO4 (didapat dari reaksi
leaching)
Penggunaan logam aluminium sebagai katoda didasarkan pada termodinamika.
Potensial reversibel Zn2+/Zn lebih rendah daripada potensial
reversibel H+/H2 yaitu :
EZn2+/Zn = – 0,763 + 0,0295 log (aZn2+) pada 25oC
EH+/H2 = – 0,0591 pH pada 25oC, 1 atm.
Maka seluruh hidrogen akan tereduksi pada potensial di mana pengendapan Zn
berlangsung kemudian dapat mengakibatkan penurunan efisiensi arus yang
digunakan. Oleh karena itu kecepatan reaksi reduksi hidrogen harus dibatasi,
yaitu dengan menggunakan katoda awal (starting cathode) yang memiliki hidrogen
overpotensial yang tinggi misalnya katoda aluminium (-1,602 V) sehingga pada
potensial pengendapan Zn, reduksi ion hidrogen belum berlangsung. Endapan Zn
sendiri memiliki hidrogen overpotensial yang cukup besar sehingga proses
pengendapan Zn dapat berlangsung secara kontinyu dengan efisiensi yang tinggi
setelah satu lapisan endapan Zn terbentuk pada permukaan katoda aluminium.
Pada umumnya logam lain memiliki hidrogen overpotensial yang lebih rendah
sehingga apabila digunakan sebagai katoda dapat menurunkan efisiensi arus. Oleh
karena itu digunakan logam aluminium sebagai katoda untuk proses elektrowinning
Zn.
Reaksi-reaksi yang akan terjadi dalam proses ini adalah:
·
Leaching
Zn + H2SO4 –> ZnSO4 + H2O
ZnSO4 –> Zn2+ + SO42-
·
Elektrowinning
Anoda : 2H2O –> 4H+ + O2 + 4e-
Karoda : 2Zn2+ + 4e- –>
2Zn +
2Zn2+ + 2H2O
–> 2Zn + 4H+ + O2
Selama
proses ini akan terjadi tiga aliran perpindahan ion, yaitu
1.
Konveksi
Pergerakan
elektrolit dalam skala yang besar dari larutan ruah ke lapisan difusi. Proses
ini dapat dilakukan dengan memberi pengadukan, pompaan elektrolit atau injeksi
udara
2.
Difusi
Merupakan
proses pergerakan ion-ion logam menuju OHP (Outer Helmhotz Plane) melalui
lapisan elektrolit yang diam.
3.
Migrasi
Merupakan
transport ion karena ada perbedaan potensial.
Untuk mengetahui jumlah berat logam Zn yang akan terdeposisi pada katoda,
kita bisa memperkirakan berapa berat endapan yang akan terbentuk dengan
menggunakan hukum Faraday:
dimana,
W = berat logam yang terambil dalam proses
(gr)
I = arus (Ampere)
t = waktu (s)
Ar = berat atom
n = jumlah atom
F = konstanta Faraday (96.500 joule)
B.
Thermochemical
Terdapat berbagai
proses thermochemical digunakan untuk memisahkan Zn dari oksidanya, semua
menggunakan Carbon. Carbon berikatan dengan oksigen membentuk CO dan/atau CO2.
Sehingga Zn terbebas dalam bentuk uap (vapor) yang kemudian dipadatkan untuk
memperoleh logam yang diinginkan.
Seng diekstraksi dari seng blende/sphalerite (seng sulfide) atau
calamine/Smithsonite (seng karbonat).
·
Seng sulfide dibakar di udara untuk menghasilkan seng
oksida.
2ZnS(s) +
3O2(g) → 2ZnO(s) + 2SO2(g)
Catatan:
calamine dapat digunakan secara langsung dalam lelehan seng karena dalam
pemanasannya akan menghasilkan seng oksida,
ZnCO3(s) → ZnO(s) + CO2(g)
(dekomposisi
termal endotermik).
Seng oksida di bakar dalam smelting
furnace dengan karbon (batu karang, agent pereduksi) dan limestone (untuk
menghilangkan pengotor asam). Reaksi kimia hampir sama dengan besi dari blast
furnace.
·
C(s) + O2(g) → CO2(g)
(sangat
oksidasi eksotermik, meningkatkan temperature)
·
C(s) + CO2(g) → 2CO(g)
(C dioksidasi, CO2 direduksi)
·
ZnO(s) + CO(g) → Zn(l)
+ CO2(g)
(seng oksida direduksi oleh CO, Zn kehilangan O)
Atau reduksi
langsung oleh karbon :
ZnO(s)
+ C(s) → Zn(l) + CO(g)
(ZnO direduksi, C dioksidasi)
Karbon monoksida bertindak sebagai agent pereduksi yaitu menghilangkan
oksigen dari oksida.
Seng tidak murni kemudian didistilasi frasional dari campuran ampas biji
dan logam lainnya seperti timah dan cadmium yang keluar dari pembakaran tinggi
pada atmosfer yang kaya akan karbon monoksida dimana menghentikan seng
dioksidasi kembali menjadi seng oksida.
Ampas biji dan timah (dengan logam lainnya seperti cadmium) dari dua
lapisan dapat ditahan pada dasar furnace.
Seng kemudian dapat dimurnikan lebih lanjut melalui distilasi fraksional ke
2 atau dengan dilarutkan ke dalam larutan asam sulfat dan dimurnikan secara
elektrolit.
2.4 Paduan
dan Senyawa Seng
2.4.1 Paduan Seng
Paduan
Seng merupakan salah satu bahan cor yang baik dimana Seng memiliki
titik cair yang rendah, sehingga dapat dibentuk dengan berbagai metoda
pengecoran. Pressure die Casting dengan “hot chamber system” merupakan proses
pengecoran yang paling mudah dan cepat.
Paduan
Seng yang dibentuk melalui proses pengecoran digunakan secara luas dalam
pembuatan peralatan rumah tangga tempat peralatan optic, sound reproducing
instrument part, mainan dan komponen ringan dari kendaraan dan lain lain.
Paduan Seng juga dapat difinishing dengan pengecatan atau “electroplating”.
Dalam pelaksanaannya proses pembentukan benda kerja dengan cara pengecoran yang
menggunakan paduan seng ini sering ditambahkan unsur Aluminium untuk menurunkan
titik cairnya serta meningkatkan tegangannya.
Sebagaimana
dilakukan pada beberapa jenis paduan lainnya dimana dilakukan “ageing” untuk
penuaan melalui pemadatan cepat dalam proses die-Casting, walaupun
mengakibatkan penurunan angka kekerasan, nilai impact serta kekuatan
tariknya akan tetapi keuletan (ductility) nya akan meningkat secara actual
tergantung pada lamanya proses dan kondisi ageing tersebut, biasanya mencapai 5
minggu. Dengan demikian akan diperoleh sifat yang disebut
“original-properties”. Setelah proses ageing ini Casting akan menyusut untuk
waktu selama 8 tahun dengan kehilangan dimensinya sebesar 0,0015 mm/mm, akan
tetapi keadaan ini dapat direduksi dengan proses stabilizing yakni memberikan
pemanasan pada temperature 1000 C sebelum machining.
Berikut
adalah beberapa logam paduan dari zn:
A.
Kuningan
Kuningan
adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga antara 60-96%
massa. Dalam perdagangan dikenal 2 jenis kuningan, yaitu:
·
Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara
62-95%
·
Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga
antara 60-90%
·
Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara
60-90%
Tembaga
dalam kuningan membuat kuningan bersifat antiseptik, melewati efek
oligodinamis. Contohnya, gagang pintu yang terbuat dari kuningan dapat
mendisinfeksi diri dari banyak bakteri dalam waktu 8 jam. Efek ini penting
dalam rumah sakit, dan berguna dalam banyak konteks.
Gambar Kuningan
B.
Perak Nikel
Perak nikel
sering juga disebut sebagai perak jerman, argentann, paktong, perak baru,
campuran nikel atau alpaca. Logam ini terdiri dari campuran tembaga, nikel dan
seng. Formulasi umumnya terdiri dari 60% tembaga, 20% nikel dan 20% seng
sehingga menghasilkan logam seperti perak. Apalagi setelah di elektroplating
atau di krom warna perak, maka logam ini akan benar-benar terlihat perak
sesungguhnya. Kata perak nikel diambil karena campuran logam tanpa perak ini
menghasilkan logam yang terlihat seperti perak.
Perak nikel
ini awalnya sangat popular digunakan sebagai peralatan makan seperti piring,
sendok, pisau, garpu dan sejenisnya. Bahkan hingga berkembang untuk kebutuhan
resleting, kunci, perhiasan handmade, alat musik, jalur rel, hingga kebutuhan
industri berat.
Untuk nama
alpaca sendiri dinamakan oleh Berlin dan Ernst August Geitner yang telah
menemukan campuran logam perak nikel. Tentu saja akibat warnanya yang mendekati
perak, maka logam ini juga digunakan untuk fraud / menipu dan menghasilkan koin
logam perak dimana bahan dasarnya bukan lah perak.
Untuk
mengetahui perbedaan perak dengan perak nikel kita dapat menggunakan larutan
asam penguji, menggunting logam hingga dapat melihat logam di dalam nya. Perak
asli akan tetap memiliki kualitas warna yang berbeda dengan perak nikel sebelum
di elektro plating / diwarnai lapisan perak.
Gambar Perak Nikel
C.
Solder Lunak
Gambar Solder Lunak
D.
Solder Aluminium
Gambar Solder Lunak
E.
Cadmium Zinc
Telluride
Telluride
seng kadmium, (CdZnTe) atau CZT, adalah senyawa kadmium, seng dan telurium
atau, lebih ketat berbicara, paduan telluride kadmium dan seng telluride.
Sebuah semikonduktor celah pita langsung, digunakan dalam berbagai aplikasi,
termasuk detektor radiasi, kisi-kisi photorefractive, modulator elektro-optik,
sel surya, dan generasi Terahertz dan deteksi. Celah pita bervariasi dari
sekitar 1,4-2,2 eV, tergantung pada komposisi.
Radiasi
detektor menggunakan CZT dapat beroperasi di langsung-konversi (atau
fotokonduktif) mode pada suhu kamar, tidak seperti beberapa bahan lainnya
(khususnya germanium) yang memerlukan pendinginan nitrogen cair. Keuntungan
relatif mereka termasuk sensitivitas tinggi untuk x-ray dan gamma-sinar, karena
nomor atom tinggi dan Te Cd, dan lebih baik energi daripada resolusi detektor
sintilator. CZT dapat dibentuk menjadi bentuk yang berbeda untuk mendeteksi
radiasi-aplikasi, dan berbagai geometri elektroda, seperti grid coplanar, telah
dikembangkan untuk memberikan unipolar (elektron-hanya) operasi, dengan demikian
meningkatkan resolusi energi.
Materi yang
memiliki koefisien elektro-optik yang tinggi dan transparansi di wilayah
pertengahan inframerah, sehingga bahan modulator baik untuk laser inframerah.
Sifat yang sama membuatnya berguna untuk mendeteksi gelombang Terahertz.
Penggunaan
tambahan sebagai bahan substrat untuk pertumbuhan epitaxial merkuri telluride
kadmium (HgCdTe), bahan detektor inframerah. Cd0.96Zn0.04Te hampir sempurna
kisi cocok untuk LWIR HgCdTe (80% Hg, Cd 20%). Namun, sulit untuk tumbuh kristal
besar komposisi tetap.
Cadmium
Telluride Seng sebagai suatu senyawa yang ditemukan non-toksik pada 5g/1kg
dalam sebuah "Studi Toksisitas Akut Oral Batas" yang dilakukan oleh
Toxikon.
Gambar Solder Lunak
F.
Prestal
Campuran
logam Prestal, yang mengandung 78% seng dan 22% aluminium dilaporkan sekuat
baja tapi sangat mudah dibentuk seperti plastik. Prestal sangat mudah dibentuk
dengan cetakan murah dari keramik atau semen.
2.4.2 Senyawa Seng
Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner dengan
seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna putih yang
hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan dapat larut
dalam larutan asam dan basa kuat.[18] Kalkogenida lainnya seperti ZnS, ZnSe,
dan ZnTe memiliki banyak aplikasinya dalam bidang elektronik dan optik.
Pniktogenida (Zn3N2, Zn3P2, Zn3As2
dan Zn3Sb2), peroksida ZnO2, hidrida ZnH2,
dan karbida ZnC2 juga dikenal keberadaannya. Dari keempat unsur
halida, ZnF2 memiliki sifat yang paling ionik, sedangkan sisanya
(ZnCl2, ZnBr2, dan ZnI2) bertitik lebur rendah
dan dianggap lebih bersifat kovalen.
·
Seng asetat basa
Dalam larutan basa lemah yang mengandung ion Zn2+, hidroksida
dari seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapat putih. Dalam larutan
yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam bentuk [Zn(OH)4]2-.
Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2,
sulfat ZnSO4, fosfat Zn3(PO4)2,
molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2,
arsenat Zn(AsO4)2.8H2O dan kromat ZnCrO4
merupakan beberapa contoh senyawa anorganik seng. Salah satu contoh senyawa
organik paling sederhana dari seng adalah senyawa asetat Zn(O2CCH3)2.
Senyawa organo seng merupakan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan
kovalen seng-karbon. Dietilseng ((C2H5)2Zn)
merupakan salah satu reagen dalam kimia sintesis. Senyawa ini pertama kali
dilaporkan pada tahun 1848 dari reaksi antara seng dengan etil iodida dan
merupakan senyawa yang pertama kali diketahui memiliki ikatan sigma
logam-karbon. Dekametildizinkosena mengandung ikatan seng-seng kovalen yang
kuat pada suhu kamar.
Senyawa-senyawa seng
a.
Zink klorida (ZnCl2)
Senyawa ini
bersifat molekuler, bukan ionik karena memiliki titik leleh nisbi rendah dan
mudah menyublim.
b.
Zink oksida (ZnO)
Bersifat
amfoterik dan membentuk zinkat dengan basa. Zink oksida dibuat melalui oksida
zink panas di udara.
c.
Zinkat
Adalah garam
yang terbentuk oleh larutan zink atau oksida dalam alkali. Rumusnya sering
ditulis ZnO22- walaupun dalam larutan berair ion yang
mungkin adalah ion kompleks dengan ion Zn2- terkoordinasi dengan ion
OH-. Ion ZnO22- dapat berada sebagai lelehan
natrium zinkat, tetapi kebanyakan zinkat padat adalah campuran dari berbagai
oksida.
d.
Zink blende
Struktur krital dengan atom zink yang dikelilingi oleh
empat atom sulfur pada sudut-sudut tetrahedron, setiap sulfur dikelilingi oleh
empat atom zink. Kristal ini tergolong sistem kubus.
e.
Zink sulfat
Bentuk
umumnya adalah ZnSO4.7H2O Senyawa ini kehilangan air
diatas 30°C menghasilkan heksahidrat dan molekul air selanjutnya dilepaskan
diatas 100°C menghasilkan monohidrat. Garam anhidrat terbentuk pada 450°C dan
ini mengurai diatas 500°C.
f.
Zink sulfide (ZnS)
Menyublim pada 1180 °C.
g.
Zink hidroksida Zn(OH)2
Zn hidroksi
bersifat amfoter dan dapat membentuk kompleks amina bila direaksikan dengan
ammonia kuat berlebih.
2.5 Manfaat
Seng dan Senyawanya
Sekitar 35% dari seng diproduksi di
seluruh dunia digunakan untuk menggembleng besi, i1 20% digunakan dalam
produksi kuningan, 25% dalam paduan lainnya, 10% sebagai lembaran seng,
sedangkan 10% sisanya diserap dalam aplikasi yang berbeda.
Seng diproduksi dalam beberapa kelas
tergantung pada tingkat kemurnian yang dapat bervariasi dari%, paling murni
99,995-98%. Standar kualitas bervariasi dari negara ke negara, dan hanya
berbeda dalam beberapa rincian. UNI 6 memberikan kualitas seng. Dua yang
pertama, kemurnian yang lebih besar (dari 99,995 dan 99,99), digunakan untuk
pembuatan paduan, yang paling penting yang ditujukan untuk casting atau die
casting.
Unsur-unsur paduan biasanya Al, Mg,
Cu. Paduan ini, yang mencair pada suhu yang relatif rendah (sekitar 380-480 °
C), memiliki penyusutan yang sangat rendah dan fluiditas tinggi. Fitur-fitur
ini memungkinkan merger juga sangat rumit.
Seng 99,99% juga digunakan untuk
persiapan paduan untuk pembuatan Dingin digulung, profil, bar diekstrusi, anoda
korban. Hal ini juga digunakan dalam produksi cat kawat dan bubuk. Seng 99,95%,
karena kandungan yang relatif tinggi kotoran, digunakan untuk memproduksi
kuningan, perunggu dan galvanis.
Seng 99,9% digunakan untuk casting.
Akhirnya, kualitas 98,5% memiliki jangkauan terbesar aplikasi dalam galvanis.
Konstruksi, penggunaan seng digulung memiliki sejarah panjang, dan untuk
membuat non-ferrous material, atap dan kelongsong. lebih banyak digunakan. Atap
seng laminasi menjamin layanan panjang kehidupan.
Saat ini di pasaran terbuat dari
paduan Zn-Cu berguling-Ti, serta memastikan kekuatan tekan tinggi, memiliki
kekuatan tarik yang sangat baik dan creep. Zinc juga digunakan dalam elemen
non-struktural: hujan, talang hujan, panel dekoratif.
Seng untuk
melindungi baja
Galvanisasi adalah metode yang
paling banyak digunakan lapisan pelindung untuk paduan besi. Lapisan seng
adalah perlindungan paduan besi terhadap efek korosif oksigen atmosfer dan uap
air. Pertama, mencegah kontak fisik dari baja dengan udara, kemudian, jika
lapisan seng dipecah untuk mengekspos paduan besi yang mendasari, seng baja
kurang mulia dilindungi sehingga diskontinuitas lapisan kehilangan karakter
dari bahaya, seperti lapisan seng yang dibutuhkan pada operasi Anoda, melindungi
baja (perlindungan katodik dari baja).
Paduan seng-besi diperoleh dengan
teknik yang berbeda:
1.
Hot dip galvanizing;
2. logam
penyemprotan;
3. cat kaya
seng;
4. perlindungan
katodik;
5. galvanis
cold-rolled;
6. elektroplating
seng;
7. sherardizzazione.
2.5.1 Hot dip galvanizing
Proses ini terdiri dari lapisan besi atau produk baja dengan cara merendam
dalam bak seng cair, juga disebut elektroplating. Proses ini menggunakan,
tertua sederhana dan luas lapisan seng pada besi. Ini telah menjadi evolusi
besar dalam beberapa tahun terakhir, khususnya melalui inovasi coninua laminate
strip baja galvanis. Sistem otomatis juga untuk menggembleng pipa, batang untuk
kawat beton, pertukangan dan umum.
Artefak, sebelum mengalami proses, harus bebas dari residu minyak, cat
minyak, dan pengelasan terak hadir sebagai hasil dari operasi sebelumnya.
Setelah pembersih, artefak yang diawetkan dalam asam klorida encer sehingga
oksida besi diubah menjadi ferri klorida, larut. Beberapa besi cor dan baja
untuk silikon sulit untuk menggembleng.
Sebelum datang ke dalam kontak dengan produk seng cair melewati lapisan AC,
terdiri dari seng dan garam amonium ganda yang mengapung di atas seng cair. Ini
memiliki fungsi ganda: untuk menghilangkan kotoran pada besi (misalnya klorida
tetap patuh setelah acar) dan untuk mencegah oksida seng cair di bawah. Dengan
cara ini permukaan material besi siap untuk dikombinasikan dengan seng untuk
membentuk lapisan 70-120 pM spesssore terbuat dari paduan yang berbeda. Ini
bervariasi dalam komposisi ketika mereka bergerak menjauh dari besi menjadi
semakin kaya seng. Paduan ini diperoleh pada suhu di atas titik leleh seng
murni dan, karenanya, hadir dalam objek dilapisi electrolytically.
Hot dip galvanizing menyediakan, di luar perlindungan galvanik, termasuk
perlindungan fisik. Lapisan pelindung memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
abrasi dan tindakan mekanis. Suhu mandi galvanis mempengaruhi penampilan
artefak dan keberhasilan seluruh prosedur. Suhu terlalu tinggi nikmat
pembentukan terak dan menghasilkan deposit kasar dan kusam. Terlalu rendah suhu
daun, bagaimanapun, sebuah artefak pada ketebalan yang tidak merata seng,
rapuh, itu memecah. Waktu perendaman bervariasi tergantung pada ketebalan yang
Anda inginkan. Ekstraksi dari kamar mandi harus dipenuhi sedemikian rupa untuk
memaksimalkan casting seng, sehingga permukaan yang halus dan seragam mungkin.
Benda berongga harus memiliki bukaan cukup besar untuk memungkinkan mudah masuk
dan keluar dari seng cair.
2.5.2 Logam penyemprotan
Metalisasi adalah untuk proyek, dengan jet udara terkompresi pada permukaan
logam yang akan dilindungi, seng halus bubuk, kawat seng dari kemurnian yang
tinggi. Senjata khusus digunakan di mana seng meleleh pada suhu tinggi
menggunakan campuran oksigen-asetilen. Persiapan permukaan harus sangat
berhati-hati untuk menghapus semua jejak minyak, cat oksida, besi. Tujuannya
adalah mencapai permukaan dengan peledakan abrasif. Hal ini diperlukan bahwa
permukaan muncul berkerut setelah sandblasting untuk meningkatkan pelabuhan
seng.
Keuntungan dari metode ini adalah
sebagai berikut:
·
teknologi dengan peralatan praktis dan mudah dibaca,
untuk digunakan pada situs dan di bengkel;
·
kemungkinan mengobati potongan dari berbagai ukuran;
·
sedang panas (80-85 ° C maks) dari bagian diobati,
sehingga tidak ada deformasi;
·
deposito dengan variabel ketebalan.
Semprot seng dibuat dengan lapisan 40-200 pM memberikan perlindungan
terhadap korosi untuk umur panjang. Dengan teknik ini Anda dapat melindungi
jembatan, pertukangan berbagai, mesin termal atau listrik khusus, struktur
dilas, dll.
2.5.3 Cat kaya seng
Cat dengan kandungan tinggi dari logam seng (minimal 93% kering) memberikan
hasil yang sangat baik untuk perlindungan dari baja. Mereka tampak kusam,
kering dan mengeras keluar dengan cepat. Setelah kering, lapisan pelindung
terdiri dari sebuah film yang dibentuk oleh lapisan kering dari kendaraan
mengandung partikel seng. Dengan cara ini, cat cathodically melindungi baja di
bawah ini. Bahkan dalam hal ini adalah penting sebelum menerapkan cat, membuat
pembersihan yang baik dari permukaan struktur harus dilindungi.
2.5.4 Perlindungan katodik
Perlindungan ini didasarkan pada perbedaan potensial yang ada antara seng
dan baja, seng sebagai anoda dan katoda baja. Perlindungan ini tidak memerlukan
daya eksternal dan membutuhkan sedikit pemeliharaan.
2.5.4 Galvanis cold-rolled
Galvanis cold-rolled terdiri dari meliputi permukaan yang akan dilindungi
dengan pita tipis seng kemurnian tinggi dengan ketebalan 80 = 100 mikron.
Rekaman itu dibuat untuk mematuhi struktur menggunakan perekat dengan
konduktivitas listrik yang tinggi. Dengan cara ini Anda bisa mendapatkan
perlindungan pasif dan aktif gabungan.
2.5.4 Electroplating Seng
Proses ini adalah untuk mendapatkan lapisan seng dengan elektrolisis. Kamar
mandi biasanya didasarkan pada asam atau larutan alkali garam seng. Anoda
adalah seng (umumnya 99,99%) atau artikel yang akan dilapisi, degreased dan
acar, bertindak sebagai katoda. Hal ini dapat melaksanakan perawatan di
lembaran logam terus menerus dan kawat. Ketebalan seng yang sederhana dan
disimpan berkisar antara 2 dan 20 mikron. Mengingat ketebalan yang terbatas
mereka tidak memiliki umur panjang dalam lingkungan outdoor.
2.5.5 Sherardizzazione
Ini adalah proses difusi dari seng dalam baja (sementasi). Dengan prosedur
ini dapat mengambil artifak dengan lapisan seragam seng pada suhu yang lebih
rendah dari titik leleh dari seng itu sendiri. Objek ditempatkan bersama dengan
debu zinc (seng abu-abu) dalam silinder berputar tertutup, dipanaskan secara
eksternal untuk sekitar 400 ° C. Operasi berlangsung dari satu sampai sepuluh
jam, tergantung pada objek, yang umumnya kecil dalam ukuran dan bentuk
bervariasi.
Anda mendapatkan lapisan abu-abu terdiri dari kelongsong Fe-Zn paduan yang
ketebalan adalah fungsi dari waktu pengobatan. Menurut UNI 5464-69
sherardizzazione Anda memiliki tiga kelas: ketebalan 5-10 mM, 10 ¬ 30 pM dan
lebih dari 30 mikron. Sesuai dengan ketebalan yang lebih besar lebih besar
resistansi terhadap korosi. Pengukuran ketebalan dapat dilakukan dengan
menggunakan micrographic, magnetik atau kimia.
Perawatan ini sangat cocok untuk baut, karena ketebalan yang diperoleh
adalah seragam di seluruh bagian potongan.
.
2.5.6 Kegunaan Lain
Selain dari
yang telah dijelaskan, kegunaan lain dari seng adalah
·
Digunakan untuk bahan baterai.
·
Zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam,
penyepuhan listrik dan metalurgi bubuk.
·
Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri
kosmetik (mencegah kulit agar tidak kering dan tidak terbakar sinar matahari),
plastik, karet, sabun, pigmen warna putih dalam cat dan tinta (ZnO).
·
Zink dalam bentuk sulfida digunakan sebagai pigmen
fosfor serta untuk industri tabung televisi dan lampu pendar.
·
Zink dalam bentuk klorida digunakan sebagai deodoran
dan untuk pengawetan kayu.
·
Zink sulfat untuk mordan (pewarnaan), stiptik (untuk
mencegah pendarahan), sebagai supply seng dalam makanan hewan serta pupuk.
·
Pelapisan
cat khususnya dalm industri automobil.
·
Zn-oksida
untuk pembuatan pigmen putih cat air atau cat, sebagai aktifator pada industri
karet; melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit, melindungi kulit dari
sengatan sinar matahari, sebagai bahan diaper pada bayi guna mencegah kulit
luka/kemerahan, industry karet dan untuk opaque sunscreen.
·
Bahan
dinding-lantai logam untuk bahan insektisida dapur.
·
Zn-metil
(Zn(CH₃)₂) untuk pembuatan berbagai senyawa
organic; Zn-Stearat digunakan sebagai aditif penghalus plastic.
·
Sebagai
anode bahan bakarzinc-air-battery.
·
Zn-hidroksi-karbonat
dan silikat untuk pembuatan lotion pencegah kulit luka/alergi/kemerahan.
·
Sebagai
bahan suplemen vitamin atau mineral yang memiliki aktivitas antioksidan guna
mencegah penuaan dini serta mempercepat proses penyembuhan.
·
Zn-glukonat
glisin dan Zn-asetat yang digunakan sebagai pelega tenggorokan (throat
lozenges) saat musim dingin.
2.6 Tingkat Bahaya Seng
2.6.1 Bagi Kesehatan
Seng adalah mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan manusia/hewan
dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Tubuh manusia
dewasa mengandung 2-2,5 gram seng. Tiga perempat dari jumlah tersebut berada
dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Dalam konsentrasi tinggi seng
ditemukan juga pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis
dan rambut, sehingga kekurangan seng berpengaruh pada jaringan-jaringan
tersebut. Di dalam darah seng terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit
ditemukan dalam sel darah putih, trombosit dan serum. Kira-kira 1/3 seng serum
berikatan dengan albumin atau asam amino histidin dan sistein. Dalam 100 ml
darah terdapat 900 ml seng dan dalam 100 ml plasma terdapat 90-130 mg seng.
Seng terlibat pada lebih dari 90 enzim yang hubungannya denga metabolisme
karbohidrat dan energi, degradasi/sintesis protein, sintesis asam nukleat, biosintesis
heme, transpor CO2 (anhidrase karbonik) dan reaksi-reaksi lain.
Pengaruh yang paling nyata adalah dalam metabolisme, fungsi dan
pemeliharaan kulit, pankreas dan organ-organ reproduksi pria, terutama pada
perubahan testosteron menjadi dehidrotestosteron yang aktif. Dalam pankreas,
seng ada hubungannya dengan banyaknya sekresi protease yang dibutuhkan untuk
pencernaan.
Kelebihan seng (Zn)
hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi tembaga. Kelebihan sampai
sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, mengubah nilai
lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis
konsumsi seng (Zn) sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare,
demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng
(Zn) bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam
kaleng yang dilapisi seng (Zn) (Almatsier, 2001 dalam Anonim, 2010).
Logam Zn sebenarnya
tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion, Zn bebas memiliki toksisitas
tinggi .zinc shakes atau zinc chills disebabkan oleh inhalasi Zn-oksida selama
proses galvanisasi atau penyambungan bahan yang mengandung Zn. Meskipun Zn
merupakan unsure esensial bagi tubuh, tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat
berbahaya dan bersifat toksik. Absopsi Zn berlebih mampu menekan absorpsi Co
dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi
sesuai bertambahnya waktu paparan karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh
mekanisme homeostatik, sedangkan kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan
dalam hati(Widowati et al, 2008).
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm perkembangan mesoderm untuk rangka.
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme dalm perkembangan mesoderm untuk rangka.
Konsumsi Zn berlebih mampu
mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn bisa berifat akut dan
kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan kadar Cu, pengubahan
fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar high density
lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena seseorang
mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30 menit berakibat
mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar225-50 mg Zn bisa mengakibatkan
muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis 50-150 mg/ hari mengakibatkan
sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn berlebih dalam jangka waktu lam bisa
mengakibatkan defisiensi Cu. Total asupan Zn sebesar 60 mg/ hari (50 mg
suplemen Zn dan 10 mg Zn dari makanan) dapat nmengakibatkan defisiensi Cu.
Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/ hari selama beberapa minggu bisa menggangu
ketersediaan biologi Cu, sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi
sintesis ikatan Cu protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih
akan menggangu metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu(Widowati et al,
2008).
Ion Zn bebas dalam
larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman, hewan invertebrate, dan ikan.
Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi penderita sakit tenggorokan bisa
mengakibatkan kehilangan indra penciuman (anosnia). Inhalasi debu Zn-oksida
bisa mengakibatkan metal iume fever(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al, 2008).
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah/ panic yang dilapisi Zn. Gejala toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitutetracyclines dan quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh berkurang(Widowati et al, 2008).
2.6.2 Bagi lingkungan
Produksi seng dunia
masih meningkat. Ini pada dasarnya berarti bahwa semakin banyak seng berakhir
di lingkungan. Air tercemar dengan seng, karena adanya jumlah besar dari seng
dalam air limbah tanaman industri. Air limbah ini tidak dimurnikan memuaskan.
Salah satu konsekuensi adalah bahwa sungai tercemar penyetoran seng-lumpur di
bank mereka. Zinc juga dapat meningkatkan keasaman air.
Beberapa ikan dapat terakumulasi seng dalam
tubuh mereka, ketika mereka tinggal di seng-saluran air yang terkontaminasi.
Ketika seng memasuki tubuh ikan ini ia mampu bio memperbesar sampai rantai
makanan. Jumlah besar seng dapat ditemukan di tanah. Ketika tanah lahan
pertanian yang tercemar dengan seng, hewan akan menyerap konsentrasi yang merusak
kesehatan mereka. Larut dalam air seng yang terletak di tanah dapat mencemari
air tanah.
Seng tidak bisa hanya
menjadi ancaman bagi ternak, tetapi juga untuk spesies tanaman. Tanaman sering
memiliki serapan seng yang sistem mereka tidak dapat menangani, karena
akumulasi dari seng di tanah. Pada tanah yang kaya seng hanya sejumlah terbatas
tanaman memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Itulah sebabnya tidak ada
banyak keanekaragaman tanaman di dekat pabrik-pabrik membuang seng. Karena efek
pada seng tanaman merupakan ancaman serius terhadap produksi lahan pertanian.
Meskipun ini mengandung seng pupuk masih diterapkan. Akhirnya, seng dapat
mengganggu aktivitas dalam tanah, karena pengaruh negatif aktivitas
microrganisms dan cacing tanah. Rincian materi organik serius dapat
memperlambat karena hal ini.
Sumber utama pemasukan
logam ke dalam lingkungan berasal daripenggunaan pupuk kimia yang mengandung
logam Cu dan Zn, buangan limbahrumah tangga yang mengandung logam Zn seperti
korosi pipa-pipa air dan produk-produk konsumer (misalnya, formula detergen)
yang tidak diperhatikansarana pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam
Al-Harisi 2008).
Selain itu pemasukan
logam ke dalam lingkungan berasal dari buangan limbah rumah tangga yang
mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipaair dan produk-produk konsumen
(misalnya, formula detergen) yang tidakdiperhatikan sarana pembuangannya
(Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi, 2008).
2.6.3 Pencegahan Pencemaran Zn
Reverse osmosis adalah
proses pemisahan logam berat oleh membran semipermeabel dengan menggunakan
perbedaan tekanan luar dengan tekanan osmotik dari limbah, kerugian sistem ini
adalah biaya yang. Teknik elektrodialisis menggunakan membran ion selektif
permeabel berdasarkan perbedaan potensial antara 2 elektroda yang menyebabkan
perpindahan kation dan anion, juga menimbulkan kerugian yakni terbentuknya
senyawa logam-hidroksi yang menutupi membran, sedangkan melalui ultrafiltrasi
yaitu penyaringan dengan tekanan tinggi melalui membran berpori, juga merugikan
karena menimbulkan banyak sludge (lumpur).
Istilah bioabsorpsi
tidak dapat dilepaskan dari istilah bioremoval karena bioabsorpsi merupakan
bagian dari bioremoval. Bioremoval dapat diartikan sebagai terkonsentrasi dan
terakumulasinya bahan penyebab polusi atau polutan dalam suatu perairan oleh
material biologi, yang mana material biologi tersebut dapat me-recovery polutan
sehingga dapat dibuang dan ramah terhadap lingkungan. Proses bioabsorpsi ini
dapat terjadi karena adanya material biologi yang disebut biosorben dan adanya
larutan yang mengandung logam berat (dengan afinitas yang tinggi) sehingga
mudah terikat pada biosorben(Anonim, 2010).
Beberapa jenis
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bioabsorpsi terutama
adalah dari golongan alga yakni alga dari divisi Phaeophyta, Rhodophyta dan
Chlorophyta (Anonim, 2010).
Gugus amina dan
hidroksil yang dimiliki kitosa memiliki kemampuan menyerap logam berat yang
terdapat dalam limbah cair industri. Jenis limbah yang dihasilkan dalam
industri yang dapat diabsorbsi adalah arsenik (As), kadmium (Cd), krom (Cr),
timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn) dengan metode penukar ion. Tanaman
sebagai hiperakumulator seng (Zn) adalah Thlaspi caerulescens. Daunnya mampu
mengakumulasi Zn sebesar 39.600 ppm(Widowati et al, 2008).
Pohon bakau mampu
mengakumulasi tembaga (Cu), besi (Fe), dan seng (Zn). Kemampuan vegetasi
mangrove dalam mengakumulasi logam berat bisa dijadikan alternatif perlindungan
(Widowati et al, 2008).
BAB
III
ARSENIK
(As) DAN SENYAWANYA
3.1 Sejarah Arsenik
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang
terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam dan abu-abu.
Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida,
herbisida
dan insektisida dan beragam aloy. Unsure arsenik
ditemukan pada sekitar tahun 1250 oleh Albertus Magnus. Kata arsenic berasal
dari bahasa Persia :
Zarnik yang berarti “orpiment kuning”. Zarnik berasal dari bahasa Yunani
sebagai arsenikon. Arsenic dikenal dan digunakan di Persia dan banyak tempat lainnnya
sejak zaman dahulu. Bahan ini sering digunakan untuk membunuh dengan gejala
keracunan yang sulit untuk dijelaskan. Beberapa metode untuk mendeteksi
keberadaan arsenic telah dilakukan sejak sekitar abad ke 18. Namun pada tahun
1836 ditemukan metode yang lebih akurat untuk mendeteksi berbagai arsen, yakni
metode Uji Marsh, yang mana metode ini merupakan uji kimia sensitive dengan
mencampurkan sampel berisi arsen dengan logam seng dan asam sulfat. Metode ini
sering digunakan untuk menemukan keberadaan berbagai arsen dalam tubuh manusia
hingga sekarang. Karena sering digunakan oleh para penguasa untuk menyingkirkan
lawan-lawannya dan karena daya bunuhnya yang luar biasa serta sulit dideteksi,
arsenik disebut Racun para raja, dan Raja dari semua racun.
|
Dahulu,
arsenic sering digunakan pada pembuatan alat – alat perunggu untuk membuat
campuran alat tersebut dapat menjadi lebih keras. Selain itu, warangan yang
sering digunakan sebagai bahan pelapis permukaan keris, mengandung bahan utama
arsen. Arsen membangkitkan penampilan pamor keris dengan mempertegas kontras
pada pamor.
Pada
zaman Ratu Victotria di Britania Raya, arsenic dicampurkan dengan cuka dan
kapur lalu dimakan oleh kaum perempuan untuk meningkatkan penampilan wajah
Mereka, membuat kulit Mereka lebih putih untuk menunjukan bahwa Mereka tidak
bekerja di ladang. Arsenik juga digosokkan di muka dan di lengan kaum perempuan
untuk memutihkan kulit Mereka. Namun pada masa sekarang, hal tersebut sangat
tidak dianjurkan karena sangat membahayakan kesehatan tubuh terutama kulit.
3.2 Karakteristik Arsenik
3.2.1 Karakteristik Umum
|
Arsenic
secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan sering
dapat dipergunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga
memiliki sifat beracun. Dalam bentuk unsure, arsenic sebenarnya tidak
berbahaya. Akan tetapi, jika dalam bentuk senyawa oksidanya, arsenic dioksida
(As₂O₃),
unsure ini bersifat racun. Ketika dipanaskan, arsenic akan cepat teroksidasi
menjadi oksida arsenic yang berbau seperti bau bawang putih. Senyawa arsenic
oksida berbentuk serbuk putih yang larut dalam air, tidak berasa dan sukar
dideteksi jika telah lama diminum. Dengan sifat ini, sangat sulit untuk melihat
apakah air yang diminum atau dikonsumsi untuk kebutuhan sehari – hari telah
terkontaminasi dengan arsenic atau tidak. Selain itu, Gejala orang yang keracunan arsen
memang seringkali tidak dapat dibedakan dengan gejala orang yang terserang
penyakit kolera atau disentri. Demikian juga gejala keracunan bahan-bahan
beracun lain. Pada umumnya menyerupai gejala orang terserang penyakitArsenik
dan beberapa senyawa arsenic juga dapat langsung tersublimasi, berubah dari
padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat dasar arsenic
ditemukan dalam dua bentuk padat, yakni yang berwarna kuning dan metalik,
dengan berat jenis masing – masing 1,97 dan 5,73 (Gambar 3.2.1 (2)).
Arsen
dapat dalam bentuk inorganic bervalensi tiga dan bervalensi lima. Bentuk
inorgarnik yang bervalensi tiga adalah arsenic trioksid,, sodium arsenic, dan
arsenic triklorida, sedangkan bentuk inorganic bervalensi lima adalah arsenic pentosida, asam arsenic,
dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen yang bervalensi tiga (trioksid)
merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk menimbulkan terjadinya
keracunan.
Adapun
bentuk alotropik arsen di alam di tunjukan oleh gambar berikut:
|
|
|
Seperti yang telah diuraikan diatas, secara alami arsenic
banyak tersedia di alam. Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan,
arsen juga dapat ditemukan di industry seperti industry pestisida, proses
pengecoran logam, maupun pusat tenaga geothermal. Elemen yang mengandung arsen
dalam jumlah sedikit atau komponen arsen organic (biasanya ditemukan pada
produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
Massa atom relative (Ar) dari arsen adalah 74,92160
g/mol. Jumlah electron tiap kulit berturut-turut adalah 2, 8, 18, 5. Sedang
konfigurasi electron darsi arsen (As) adalah [Ar] 3d10 4s2
4p3.
3.2.2 Sifat Fisik
Sifat fisik arsenic diberikan dalam
table berikut:
Struktur Kristal
|
Rhombohedral
|
Fase
|
Solid
|
Densitas (25oC)
|
5,727 g/cm3
|
Densitas (titik lebur)
|
5,22 g/cm3
|
Titik lebur
|
817 oC
|
Titik didih
|
614oC
|
Kalor
peleburan
|
(abu-abu)
24,44 KJ/mol
|
Kalor
penguapan
|
34,76 KJ/mol
|
Kapasitas
kalor (25oC)
|
24,64 J/mol.K
|
Elektronegativitas
|
2,18 (skala
Pauling)
|
Energi
Ionisasi
|
Pertama :
947,0 KJ/mol
Kedua : 1798 KJ/mol
Ketiga : 2735 KJ/mol
|
3.2.3 Sifat Kimia
1.
Ketika dipanaskan, arsenik akan
cepat teroksidasi menjadi oksida arsenic. Dengan reaksi sebagai berikut:
4As (s) + 5O2
(g) → As4O10 (s)
4As (s)
+ 3O2 (g) → As4O6 (s)
2.
Arsenik dan beberapa senyawa
arsenik juga dapat langsung tersublimasi,
3.
Arsenik tidak bereaksi dengan air dalam kondisi normal,
4.
Padatan
arsenic dapat bereaksi dengan gas halogen membentuk beragam senyawa:
a)
Dengan
gas Fluorin (F2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 5F2 (g) → 2 AsF5
(g) [menghasilkan senyawa colorless / tidak berwarna]
2As (s) + 3F2 (g) → 2AsF3
(l) [menghasilkan senyawa colorless
/ tidak berwarna]
b)
Dengan
gas Klorin (Cl2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 3Cl2
(g) → 2AsCl3 (l) [menghasilkan senyawa colorless / tidak berwarna]
c)
Dengan
gas Bromin (Br2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 3Br2
(g) → 2AsBr3 (s) [menghasilkan senyawa
berwarna pale yellow / kuning pucat]
d)
Dengan
gas Iodin (I2), dengan reaksinya seperti dibawah ini:
2As (s) + 3I2
(g) → 2AsI3 (s) [menghasilkan senyawa
berwarna red / merah]
3.2.4 Sifat Mekanik
Sifat mekanik arsenic diberikan
dalam table berikut:
Resistivitas listrik (20oC)
|
333 nΩ.m
|
Konduktivitas termal (300 K)
|
50,2 W/(m.K)
|
Modulus Young
|
8 Gpa
|
Modulus Ruah
|
22 Gpa
|
Skala Kekerasan Mohs
|
3,5
|
Kekerasan Brinell
|
1440 MPa
|
3.3 Sumber dan Proses Pembuatan Arsenik
3.3.1
Sumber
Arsenik Di Alam
Keberadaan
Arsen di Dunia
Banyak
negara di Asia, seperti Vietnam,
Bangladesh, Kamboja, Indonesia, dan Tibet, diduga memiliki lingkungan geologi yang kondusif untuk
menghasilkan air tanah yang mengandung arsenik dalam kadar yang tinggi.
Selain itu
arsenic juga terdapat di Negara-negara di benua lain dalam kadar yang cukup
tinggi seperti Argentina, Cile, Peru, Hungaria, Australia, dan Amerika Serikat.
Sedang
keberadaan Arsenik di Amerika Serikat dapat ditunjukan oleh gambar berikut:
|
Klasifikasi
arsen
Arsenik di alam di
klasifikasikan menjadi dua kategori yaitu arsen anorganic dan arsen organic.
Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:
ü Arsen Anorganik: Sebagian besar di alam arsen Anorganik dapat larut dalam air
atau berbentuk gas seperti pada campuran Arsen dan Oksigen, klorin atau belerang.
ü Arsen Organik: Senyawa Arsen organic adalah saat
arsen berikatan dengan atom
karbon dan Hidrogen. Senyawa ini terakumulasi di ikan dan kerang-kerangan sebagai
arsenobetain dan arsenokolin.
Arsen di Alam:
Kebanyakan
wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang merupakan
endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik.
Arsen terutama terdapat di dalam tanah dalam konsentrasi
yang bervariasi. Tanah yang “normal” mempunyai kandungan arsen tidak lebih dari
20 ppm (part per million). Arsen dalam tanah akan diserap oleh akar
tumbuhan dan masuk ke dalam bagian-bagian tumbuhan sehingga tumbuhan mengandung
arsen. Adanya arsen dalam tanah akan menyebabkan sebagian arsen larut di dalam
air. Arsen ini kemudian akan menjadi makanan plankton yang kemudian akan dimakan
ikan. Jadi secara tidak langsung manusia yang mengkonsumsi ikan akan
mengkonsumsi arsen. Senyawa arsen yang paling sering dijumpai pada makanan
adalah arsenobetaine dan arsenocholine, yang merupakan varian arsen organic
yang relatif non toksik. Senyawa arsen juga banyak dijumpai pada daerah
pertambangan, karena senyawa arsen merupakan produk sampingan dari ekstraksi
logam Pb, Cu maupun Au. Dalam pertambangan tersebut, senyawa arsen tersebut
merupakan kontaminan pada air sumur keadaan normal, setiap hari tidak kurang
dari 0,5 - 1 mg arsen akan masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dan
minuman yang kita konsumsi. Dengan demikian, di dalam darah orang
normalpun, kita dapat menjumpai adanya arsen.
Di alam arsen terdapat pada sumber berikut:
·
Batuan (tanah) dan sedimen
Pada batuan
arseniki terdistribusi
sebagai mineral, seperti pada arsenopyrite, brealgar, orpiment. Kandungannya di bumi sekitar 1,5-2mg/kg.
Ditemukan juga pada sedimen
Sedangkan dalam sedimen kandungan
Arsen di bawah 10 mg/kg berat kering.
Berikut data
kandungan arsen dalam batu api dan batu alam:
·
Air
Beberapa tempat di
bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke air tanah. Arsenik dalam
air tanah bersifat alami dan dilepaskan dari sedimen ke
dalam air tanah.
·
Biota
Penyerapan ion arsenat dalam tanah oleh komponen besi dan
alumunium, merupakan kebalikan penyerapan arsen pada tanaman. Tanaman yang
tumbuh pada tanah yang terkontaminasi arsen selayaknya mengandung kadar arsen
yang tinggi pada bagian akar. Selain itu . Ganggang laut dan rumput laut juga
mengandung sejumlah kecil Arsen.
|
Arsen di berbagai sumber bahan industri:
Arsen telah
banyak digunakan untuk berbagai kepentingan diantaranya untuk bahan pestisida,
herbisida, insektisida, bahan cat, keramik, bahan untuk preservasi kayu,
penjernih kaca pada industri elektronik. Dalam masyarakat, arsen masih
digunakan sebagai anti hama, terutama tikus. Dalam bentuk bubuk putih, yang
dikenal sebagai warangan (As2O3), arsen merupakan obat pembasmi tikus yang
ampuh. Racun ini tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna dan sangat beracun
sehingga dapat mengecoh tikus sehingga mau memakan umpan yang telah diberi
racun tersebut. Tikus yang memakan arsen akan mengalami gejala muntaber, kekurangan
cairan (dehidrasi) dan mati dalam keadaan “kering”. Karena bahayanya racun ini,
maka saat ini arsen tidak banyak digunakan lagi sebagai pembasmi hama dan
perannya digantikan oleh bahan lain yang lebih aman. Meskipun demikian, sampai
saat ini arsen masih banyak digunakan sebagai bahan preservasi kayu dan
komponen dalam industri elektronika, karena belum ada penggantinya.
Arsen di berbagai sumber bahan obat-obatan dan
herbal:
Arsenik
inorganik telah digunakan untuk pengobatan lebih dari 2500 tahun lalu. Bentuk
yang paling sering digunakan adalah Fowler solution yang mengandung 1% potasium
arsenit, digunakan untuk terapi psoriasis. Selain itu Arsphenamine selama
beberapa tahun merupakan terapi standar untuk penyakit sifilis. Namun
penelitian retrospektif menyatakan adanya peningkatan insiden angiosarkoma
hepatik pada orang yang sering diterapi dengan Fowler solution. Arsen juga
pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai infeksi parasit, seperti protozoa,
cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi kemudian tidak lagi
digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Hingga saat ini arsen
juga banyak terdapat pada obat-obat tradisional dari india dan cina.
3.3.2
Proses
Pembuatan Arsenik
Arsenik padatan dibuat dengan cara isolasi reduksi
orpiment (As2S3) memakai panas, kalsium karbonat (CaCO3),
dan arang. Mekanisme reaksinya adalah sebagai berikut:
As2S3 (s) + 3CaCO3 (s) +
6O2 (g) → As2O3
(s) + 3CaSO4 (s) +3CO2 (g)
2As2O3 (s) + 3C (s) → 4As (s) + 3CO2 (g)
Seperti yang telah
disebutkan di atas, arsen dapat dibuat melalui isolasi. Namun, proses isolasi
yang dilakukan di dalam laboratorium tidak terlalu diperlukan karena pada
realitanya arsen terdapat di alam dalam jumlah melimpah.
Dalam proses isolasi,
arsen dibuat pada skala industri dengan pemanasan mineral yang tepat dan
sesuai, tanpa adanya udara dalam proses tersebut. Hasilnya, arsen akan
dikeluarkan dalam kondisi kental terpisah dari senyawaan asalnya sebagai zat
padat.
Berikut ini persamaan
reaksi yang terjadi pada proses isolasi arsen yang dibuat dari senyawa FeAsS
dan dipanaskan pada suhu 700°C:
FeAsS (s) → FeS
(s) + As (g) → As(s)
3.4 Paduan dan Senyawa Arsenik yang Penting
3.4.1 Paduan Arsenik
• Galium
arsenida:
material
semikonduktor penting dalam sirkuit terpadu;
• Perunggu:
Awalnya
perunggu dicampur dengan arsenik untuk membentuk perunggu arsenik (akhir abad 3
SM);
• Alumunium
(Brass): mengandung timah, dan berbagai paduan tembaga,
termasuk arsen, fosfor,
aluminium, mangan, dan silikon;
• Nikel
dan Paduan Kobalt: Kobal selalu
terdapat bergabung dengan Nikel dan biasa juga dengan arsen.
3.4.2 Senyawa Arsenik
– Asam
arsenat (H3AsO4)
Digunakan di industri
dan laboratorium.
– Asam
arsenit (H3AsO3)
Digunakan di industri
dan laboratorium.
– Arsen
trioksida (As2O3)
Dalam kadar yang sangat
kecil digunakan sebagai bahan pestisida maupun herbisida.
|
|
– Arsin
(Arsen Trihidrida AsH3)
Digunakan di industri
kimia.
– Kadmium
arsenida (Cd3As2)
Digunakan sebagai alloy.
– Galium
arsenida (GaAs)
Digunakan sebagai bahan
baku material
semikonduktor. Galium Arsenida juga dapat digunakan untuk menggantikan silikon
dalam beberapa rangkaian terpadu untuk pemakaian khusus. Keunggulan bahan GaAs
dibandingkan silikon adalah ketahanannya terhadap radiasi, dan ketahanannya
terhadap panas, serta kecepatan mobilitas elektronnya. Karena elektron dapat
bergerak lebih cepat dalam bahan GaAs, maka cip yang dibuat dengan bahan ini
berpotensi untuk bekerja lebih cepat (Jonhsen, 1984 : 46; Robinson, 1990 :
251-254). Salah satu kendala pengembangan cip berbahan GaAs adalah sulitnya
penanganan bahan ini dibanding dengan bahan silikon karena perancang belum
banyak pengalaman dengan bahan GaAs. Meskipun demikian, teknologi yang dikuasai
saat ini telah memungkinkan untuk membuat rangkaian terintegrasi dengan tingkat
kerapatan cukup tinggi untuk merancang prosesor RISC.
– Timbal
biarsenat (PbHAsO4)
Dalam kadar yang sangat
kecil digunakan sebagai bahan baku
insektisida.
Timbal biarsenat telah digunakan di
abad ke-20 sebagai insektisida untuk buah namun mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang
menyemprotnya.
|
3.5 `Manfaat Arsenik dan Senyawanya
3.5.1
Bidang
Agrikultur (Pertanian)
Timbal
arsenate, copper
acetoato arsenite,
natrium arsenit, kalsium arsenat dan senyawa
arsenat arsenik organik digunakan sebagai pestisida. Metyl arsonic acid dan dimethyl arsinic acid digunakan
sebagai herbisida selektif.
3.5.2
Bidang
Kehutanan
Chromated
copper arsenite, sodium arsenate dan zinc arsenate digunakan sebagai pengawet kayu.
3.5.3
Bidang
Industri
Arsenik digunakan dalam pembuatan pewarna, gas beracun, transistor,
sebagai komponen semikonduktor, sebagai pengawet dalam penyamakan dan industri
tekstil, kertas dan
lainnya.
3.5.4
Bidang
Farmasi
Sejumlah
kecil arsenik
terus digunakan sebagai obat di beberapa negara. Obat arsenik telah digunakan sejak abad ke-5 SM
ketika Hippocrates merekomendasikan penggunaan arsenik sulfida untuk
pengobatan abses. Penyediaan Arsenik telah digunakan untuk
pengobatan gangguan kulit,
TBC, leukemia, asma, lepra, sifilis, disentri amuba, dll. Homeopaths
juga menggunakan arsenik sebagai obat.
3.5.5 Bidang Racun dan Keracunan
Racun
sering dimanfaatkan untuk menghukum mati para narapidana yang telah dijatuhi
hukuman mati.
Sebagai
racun, paling tidak ia memiliki tiga bentuk senyawa yang terpopuler. Pertama,
arsenik trioksida (As2O3). Senyawa ini sering disebut
sebagai arsenikum. Dalam bahasa sehari-hari ia dikenal sebagai warangan.
Eyang-eyang yang dulu sering digunakan untuk mencuci keris.
Bentuk
aslinya bubuk putih yang mudah larut dalam air, terutama air panas. “Karena itu
arsenik trioksida paling cocok dicampurkan ke dalam kopi,” menurut Dr. dr. Djaja
S. Atmadja, SpF, SH, DFM, ahli forensik dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Bentuk
kedua, arsenik triklorida (AsCl3). Bentuknya menyerupai minyak
berwarna kuning. Senyawa ini jarang dipakai karena daya peracunannya relatif
rendah. Di samping itu, penggunaannya pun susah karena harus dicampurkan ke
dalam sesuatu yang berminyak.
Bentuk
ketiga, arsin (AsH3). Ini merupakan bentuk arsenik yang paling
beracun. Wujudnya gas dan sering dipakai sebagai senjata kimia di dalam perang.
|
|
|
3.6 Tingkat Bahaya Arsenik
3.6.1 Bagi Kesehatan
Bahan
kimia arsen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan makanan,
saluran pernafasan serta melalui kulit walaupun jumlahnya sangat terbatas.
Arsen yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti
hati, ginjal, otot, tulang, kulit dan rambut.
Arsenik
trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang
berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang
berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Didalam tubuh arsenik
bervalensi lima dapat berubah menjadi arsenik bervalensi tiga. Hasil
metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan asam mono
metil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.
Gas
arsin terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil
samping dari proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal).
Keracunan gas arsin biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas
pendek dan sakit kepala. Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala
hemoglobinuria dan anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).
GEJALA
KLINIK KERACUNAN ARSEN
Menurut
Casarett dan Doull’s (1986), menentukan indikator biologi dari keracunan arsen
merupakan hal yang sangat penting. Arsen mempunyai waktu paruh yang singkat
(hanya beberapa hari), sehingga dapat ditemukan dalam darah hanya pada saat
terjadinya paparan akut. Untuk paparan kronis dari arsen tidak lazim dilakukan
penilaian.
Paparan
akut
Paparan
akut dapat terjadi jika tertelan (ingestion) sejumlah 100 mg As. Gejala yang
dapat timbul akibat paparan akut adalah mual, muntah, nyeri perut, diarrhae,
kedinginan, kram otot serta oedeme dibagian muka (facial). Paparan dengan dosis
besar dapat menyebabkan koma dan kolapsnya peredaran darah. Dosis fatal adalah
jika sebanyak 120 mg arsenik trioksid masuk ke dalam tubuh.
Paparan
kronis
Gejala
klinis yang nampak pada paparan kronis dari arsen adalah peripheral neuropathy
(rasa kesemutan atau mati rasa), lelah, hilangnya refleks, anemia, gangguan
jantung, gangguan hati, gangguan ginjal, keratosis telapak tangan maupun kaki,
hiperpigmentasi kulit dan dermatitis. Gejala khusus yang dapat terjadi akibat
terpapar debu yang mengandung arsen adalah nyeri tenggorokan serta batuk yang
dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi. Seperti halnya akibat
terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat menyebabkan terjadinya
kanker paru.
PEMERIKSAN
LABORATORIUM YANG PERLU DILAKUKAN
1. Pemeriksaan
darah
Pada
keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya anemia, leukopenia,
hiperbilirubinemia.
2. Pemeriksaan
urine
Pada
keracunan akut dan kronis dapat terjadi proteinuria, hemoglobinuria maupun hematuria.
3. Pemeriksaan
fungsi hati
Pada
keracunan akut dan kronis dapat terjadi peningkatan enzim transaminase serta
bilirubin.
4. Pemeriksaan
jantung
Pada
keracunan akut dan kronis dapat terjadi gangguan ritme maupun konduksi jantung.
5. Pemeriksaan
kadar arsen dalam tubuh
Arsenik
dalam urine merupakan indikator keracunan arsen yang terbaik bagi pekerja yang
terpapar arsen. Normal kadar arsen dalam urine kurang dari 50ug/L.
Kadar
As dalam rambut juga merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai
terjadinya karacunan arsen. Normal kadar As dalam rambut kurang dari 1mug/kg
Walaupun
tidak ada pemeriksaan biokimia yang spesifik untuk melihat terjadinya keracunan
arsen, namun gejala klinik akibat keracunan As yang dihubungkan dengan
mempertimbangkan sejarah paparan merupakan hal yang cukup penting. Perlu
diingat bahwa seseorang dengan kelainan laboratorium seperti di atas tidak
selalu disebabkan oleh terpapar atau keracunan arsen. Banyak faktor lain yang
dapat menyebabkan terjadinya kelainan seperti di atas.
PENCEGAHAN
TERJADINYA PAPARAN ARSEN
Usaha
pencegahan terjadinya paparan arsen secara umum adalah pemakaian alat
proteksi diri bagi semua individu yang mempunyai potensi terpapar oleh arsen.
Alat proteksi diri tersebut misalnya :
-
Masker yang memadai
-
Sarung tangan yang memadai
-
Tutup kepala
-
Kacamata khusus
Usaha
pencegahan lain adalah melakukan surveilance medis, yaitu pemeriksaan kesehatan
dan laboratorium yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Jika keadaan
dianggap luar biasa, dapat dilakukan biomonitoring arsen di dalam urine.
Usaha
pencegahan agar lingkungan kerja terbebas dari kadar arsen yang berlebihan
adalah perlu dilakukan pemeriksaan kualitas udara (indoor), terutama kadar
arsen dalam patikel debu. Pemeriksaan kualitas udara tersebut setidaknya
dilakukan setiap tiga bulan. Ventilasi tempat kerja harus baik, agar sirkulasi
udara dapat lancar.
PENGOBATAN
KERACUNAN ARSEN
Pada
keracuna arsen akibat tertelan arsen, tindakan yang terpenting adalah
merangsang refleks muntah. Jika penderita tidak sadar (shock) perlu diberikan
infus. Antdote untuk keracunan arsen adalah injeksi dimerkaprol atau BAL
(British Anti Lewisite).
PROGNOSIS
Pada
keracunan akut, jika dilakukan penanganan dengan baik dan penderita dapat
bertahan, maka akan kembali normal setelah sekitar 1 minggu atau lebih. Pada
keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6 – 12 bulan.
3.6.2 Bagi Lingkungan
Beberapa tempat di bumi mengandung arsen
yang cukup tinggi sehingga dapat merembes ke dalam air tanah. WHO menetapkan
ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb (bagian per miliar).
Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah alluvial yang
merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organic.
Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen
berlebih, sehingga berpotensi maracun. Arsenic dalam air tanah bersifat alami
dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah karena tidak adanya oksigen pada
lapisan di bawah permukaan tanah. Di Bangladesh, arsenic telah menjadi penyebab
keracunan masal yang mengakibatkan lebih dari 1.000 orang menderita penyakit
kronis dan 100 orang meninggal. Keracunan ini terjadi disebabkan kontaminasi
arsenic alami dalam air sumur yang Mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari – hari. Air sumur tersebut mengalami kontaminasi arsenik karena sumur –
sumur yang Mereka gunakan, dibuat dengan cara membor lapisan batuan yang
mengandung arsenic.
Dengan adanya peristiwa ini, berbagai
masalah kesehatan pun bermunculan. Masalah kesehatan yang umum ditemukan adalah
penyakit kronis seperti kanker. Hal ini tentu disebabkan karena penduduk telah
sangat lama mengkonsumsi air yang terkontaminasi oleh arsenic, sehingga arsenic
yang masuk ke dalam tubuh sebagian terakumulasi dan dideposit hingga akhirnya
menimbulkan berbagai penyakit dan juga kematian pada penduduk.
Paparan arsen di tempat kerja terutama
dalam bentuk arsenik trioksid dapat terjadi pada industri pengecoran Pb
(timbal), coper (tembaga), emas maupun logam non besi yang lain.. Beberapa
industri yang juga mempunyai potensi untuk memberi paparan bahan kimia arsen
adalah industri pestisida maupun herbisida, industri bahan pengawet,
industri mikro elketronik dan industri farmasi atau obat-obatan. Pada industri
tersebut, arsenik trioksid dapat bercampuran dengan debu, sehingga udara dan
air di industri pestisida dan kegiatan peleburan mempunyai risiko untuk
terpapar kontaminan arsen.
Paparan yang berasal dari “bukan tempat
kerja” (non occupational exposure) adalah air sumur, susu bubuk, saus dan
minuman keras yang terkontaminasi arsen serta asap rokok.
Sumber Pencemaran Arsen
Di Lingkungan:
Pembakaran
batubara dan pelelehan logam merupakan sumber utama pencemaran arsen dalam
udara. Suatu studi di Inggris menunjukkan bahwa kadar arsen rata-rata tahunan
di udara kota sebagai TSP antara 0,04-0,14 J.1g/m3 (Goulden, 1952).
Di Praga, Vondracek (1963) menemukan bahwa pada musim dingin dan musim panas
rata-rata kadar arsen di udara masing-masing adalah 0,56 J.1g/m3 dan
0,07 J.1g/m3. Di daerah perkotaan di Amerika Serikat kadar arsen
dalam udara antara 0,01-0,36 J.1g/m3di perempat tahun 1964 (Sulivan,
1969). Di tahun 1974, kira-kira 200 dari 280 lokasi pada perempat tahunan kadar
arsen di bawah 0,001 J.1g/m3 (Thompson, 1977). Hanya 13 lokasi,
teru-tama pada daerah urbanisasi tinggi dan lokasi pelelehan logam men unjukkan
kadar arsen lebih dari 0,02 J.1g/m3.
Di
sekitar pelelehan logam (tembaga dan timah hitam), telah terdeteksi kadar arsen
melebihi 1 J.1g/m3. Rozenshtein (1970) menemukan kadar arsen dalam
udara sekitar 4 km dari lokasi pelelehan tembaga di USSR sebagai arsen trivalen
antara 0,7-2,5 J.1g/m3. Sedang di Amerika Serikat data perempat
tahunan rata-rata kadar arsen di EI Paso Texas di atas 1,4 J.1g/m3
(Sullivan, 1969).
Oekat
pelelehan tembaga di Tacoma, Washington rata-rata kadar arsen bulanan 1,46
Jlg/m3 (Nelson, 1977). Kadar rata-rata maksimum selama 24 jam
adalah 7,9 Jlg/m3 telah dilaporkan oleh Robert (1977). Kadar
arsen rata-rara harian ditemui di atas 1,6 Jlg/m3 di dekat
pelelehan tembaga di Rumania (Gabor & Colden, 1977). Auermann, et al
(1977) melaporkan bahwa kadar udara ambien lokasi tercemar di Jerman Barat
berkisar antara 0,9-1,5 Jlg/m3 (rata-rata 0,9 Jlg/m3)
dengan lama pengambilan sampel tidak tetap. Oi sekeliling tambang ernas di
Kanada, di mana bijih dipanggang, kadar arsen rata-rata tahunan dalarn udara
ambien berkisar antara 0,06-0,09 Jlg/m3 antara tahun 1973-1975 (Hazra
& Prokupok, 1977). Kadar arsen pad a gas buang pada pusat pembangkit
listrik tenaga uap dengan bahan bakar batu bara di Cekoslowakia berkisar antara
43-100 mg/kg (Zdrazil & Picha, 1966). Pada abu terbang dari 24 pusat
pembangkit listrik tenaga uap dengan bahan bakar batu bara di Amerika Serikat
kadar arsen berkisar antara 2,3-312 mg/kg (Kaakinan, 1975; Furr, 1977). Pada
gas cerobong operasi pelelehan logam bukan besi kadar arsen didominasi oleh
arsen trivalen dalam bentuk senyawa anorganik (Crecelius, 1974: Rosehart & Chu,
1975). Studi yang telah dilakukan dalam lingkungan pelelehan tembaga di Tacoma,
WA, Amerika Serikat (Crecelius, 1974) menunjukkan bahwa sedimen yang terjadi
ditunjukkan dengan mulai saat dirnulainya operasi pelelehan. Kurang dari 30%
arsen yang masuk ke keluarga akan terakumulasi menjadi sediment. Analisis udara
ambien, air dan salju yang dekat dengan pelelehan logam menunjukkan kenaikan
kadar arsen (di daerah Tacoma, Washington). Kadar arsen lebih dari 380 mg/kg
berat kering ditemukan di lapisan tanah paling atas di sekitar pabrik. Telah
diteliti pula distribusi arsen dari tempat pelelehan tembaga di Swedia (Lindau,
1977). Kadar arsen dalam udara beberapa kilometer dari lokasi pelelehan men
unjukkan kadar yang lebih tinggi, sedangkan di lokasi lain kadar arsen pada
tanah mendekati kadar dalam air badan air. Suzuki (1974) melaporkan bahwa kadar
arsen melebihi 2470 mg/kg tanah dekat pelelehan tembaga di Jepang. Attrep &
Anirudhan (1977) mendapatkan bahwa pada perempat tahunan rata-rata kadar arsen
di udara adalah 0,08 Jlg/m3 di lokasi yang tercemar arsen, setengah dari
kadar arsen di udara merupakan senyawa organik. Empat tahun terakhir, selama
musim penggunaan arsen, rata-rata bulanan 0,09 Jlg/m3 terdeteksi
di lokasi yang sarna. Pada saat itu kira-kira hanya 15% total udara ambien terbentuk
senyawa organoarsenik. Pembakaran kayo yang diawetkan oleh senyawa arsen
pentavalen dapat menaikan kadar arsen di udara. Kadar arsen dalam pembakaran
kayo yang tertutup pada suhu 415°C akan terjadi penguapan 8,6% dari total arsen
di dalarn kayu (Watson, 1958). Bilamana kayu diawetkan dengan senyawa arsen anorganik
pentavalen dibakar pada suhu antara 700-8000°C, kira-kira 50% arsen akan rnejadi
abu, sernentara pada suhu 1.000°C kira-kira hanya tinggal 15% tertinggal di
dalarn abu (Ohman, 1960). Pusat listrik tenaga panas bumi (geothermal) dapat
menyebabkan kontaminasi arsen pada udara ambien. Crecelius et al (1976),
melaporkan bahwa kadar arsen di alam 0,002 mg/I akan bertambah 1000 kali di
dalam reservoir air yang menerima buangan dari pusat listrik tenaga panas bumi,
contoh di Meksiko, terdeteksi kadar arsen antara 6-51% dalam reservoir dalam
bentuk senyawa anorganik pentavalen. Emisi arsen ke dalam lingkungan dari pusat
listrik tenaga panas burni kira-kira 60 kg/hari. Oi EI Salvador, air dari
reservoir dekat dengan pusat listrik tenaga panas burni mengandung kadar arsen
8,9 mg/I (JemelOv, et ai, 1976). Arsen juga ada di dalam pupuk. Studi baru-barn
ini menunjukkan bahwa kadar di atas 100 mg/kg ada di dalarn contoh pupuk (Senesi,
1979).
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Seng
merupakan unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom
relatif 65,39. Ia merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik.
2. Bijih
seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).
3. Sifat
fisiknya adalah Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau.
4. Kadar
komposisi unsur seng di kerak bumi adalah sekitar 75 ppm (0,007%). Hal ini
menjadikan seng sebagai unsur ke-24 paling melimpah di kerak bumi dengan lima
isotop stabil.
5. Sifat
kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi periode pertama seperti nikel
dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir tak berwarna.
6. Arsen
dapat teroksidasi ketika dipanaskan membentuk oksida As4O10
dan As4O6. Selain itu arsen dapat bereaksi spontan dengan
semua jenis gas halogen.
7. Sumber
arsen di alam adalah pada batuan dan sedimen, air, biota dan udara dengan kadar
yang sangat kecil.
8. Arsenic
dan senyawanya merupakan zat yang terkenal beracun. Tapi arsen dan senyawanya
memiliki manfaat dalam bidang pertanian, kehutanan, industri dan farmasi.
4.2 Saran
1. Perbanyaklah
pengetahuan tentang sifat, sumber, pemanfaatan, dan tingkat bahaya mengenai Zn
dan senyawanya.
2. Perbanyaklah
pengetahuan tentang sifat, sumber, pemanfaatan, dan tingkat bahaya mengenai
arsenic dan senyawanya.
3. Kenalilah
gejala dan cara mencegah atau menanggulangi keracunan akibat mengkonsumsi
arsen. Karena arsen dan senyawanya sangatlah beracun.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.bio-architettura.org/id/articoli/124.html (Diakses
pada 10 Desember 2011)
http://wawanhermawan74.blogspot.com/2011/01/whsifatsifat-unsur-kimia-golongan-2b.html
(Diakses
pada 10 Desember 2011)
http://faraland.wordpress.com/2011/06/07/ekstraksi-part-1/
(Diakses pada 10 Desember 2011)
http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/seng.html
(Diakses pada 10 Desember 2011)
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/mekanisme-toksisitas-logam-seng-zn.html
(Diakses pada 10 Desember 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Seng . (Diakses 17 Desember 2011).
http://aniamarilis.blogspot.com/2010/11/arsen-rajanya-racun-racunnya-para-raja.html. (Diakses 17 Desember 2011).
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen.(Diakses 17 Desember 2011).
www.chem-is-try.org/tabel_periodik/arsen/
. (Diakses 17 Desember 2011).
www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Sukar2_2.pdf . (Diakses 17 Desember 2011).
LAMPIRAN
(Pertanyaan - Jawaban hasil presentasi dan diskusi)
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara
menanggulangi padi atau buah-buahan yang terkontaminasi oleh arsen dan
senyawanya agar arsen tersebut tidak terkonsumsi oleh manusia, sedangkan arsen
dan senyawanya ini telah digunakan untuk bahan baku pestisida, herbisida, dan
insektisida yang jelas akan mengkontaminasi tanaman yang dilindunginya?
2. Dari sumber yang saya
baca dikemukakan bahwa seiring dengan penggunaan seng secara teru menerus, para
ahli mengatakan bahwa kandungan Zn di bumi diperkirakan akan habis pada 2025,
bagaimana pendapat anda tentang hal tersebut?
3. Saya pernah membaca
sebuah artikel tentang keracunan yang diakibatkan karena mengkonsumsi vitamin C
setelah memakan seafood terutama udang, seperti yang telah dijelaskan bahwa
udang mengandung arsen pentaoksida (As2O5). Bagaimanakah
mekanisme reaksinya sehingga udang dan vitamin C tersebut dapat meracuni
pengkonsumsinya?
Jawaban:
1.
Arsen dan
senyawanya memang terkenal beracun. Tapi belum tentu semua senyawa arsen
tersebut beracun. Seperti yang telah dijadikan bahan baku pestisida,
insektisida, dan herbisida tersebut. Adapun yang perlu diperhatikan adalah
kadar arsen dalam bahan-bahan tersebut. Jangan sampai para petani atau pengguna
menggunakan bahan tersebut secara berlebihan.
Selain itu pada padi
senyawa arsen hanya terserap dan terakumulasi dengan konsentrasi tinggi hanya
pada bagian akarnya saja, sedangkan bagian akar padi tidak dikonsumsi oleh
manusia.
Solusi untuk mencegah
terjadinya kontaminasi dari arsen dan senyawanya yang menempel pada buah dan
tanaman lain adalah dengan mencuci buah-buahan dan tanaman tersebut di air
mengalir karena arsen dan senyawanya merupakan zat yang dapat mudah terlarut
pada air.
2.
Seng termasuk ke
dalam sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga apabila diambil
terus menerus, pasti akan habis. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah
dengan mendaur ulang seng yang telah digunakan, karena jika harus mengurangi
kebutuhan seng akan sangat sulit.
3. Jawaban
ini diambil dari salah satu post di group PAFI (Persatuan Ahli Farmasi
Indonesia):
Info
kesehatan langsung dari RS.Prof Kandow Malalayang :
Ada seorang wanita meninggal mendadak dengan lima
panca indera keluar darah, setelah diselidiki ternyata wanita ini meninggal
bukan karena bunuh diri atau dibunuh, melainkan karena ketidaktahuan tentang
racun akibat makanan. Wanita ini memiliki kebiasaan meminum Vitamin C setiap
hari. Ini tidak masalah. Masalahnya, malam itu wanita ini terlalu banyak makan
udang. Sebenarnya hanya makan udang saja juga tidak masalah, karena orang rumahnya
juga banyak makan udang malam itu dan tak ada yang meninggal. Tetapi, karena
udang mengandung Arsenic Pentoxide (As2O5), dan berhubung
setelah mengkonsumsi udang wanita itu meminum Viamint C, terjadilah reaksi
kimia di dalam perut yang membuat As2O5 berubah (tereduksi)
menjadi Arsenic Trioxide (As2O3) yang sangat beracun. Ini
mengakibatkan hati, jantung, ginjal, pembuluh darah rusak, usus keluar darah,
pembuluh darah melebar hingga wanita itu meninggal mengenaskan dengan kelima
panca indera keluar darah. Jadi hati-hati, setelah banyak mengkonsumsi udang,
kerang, kepiting, jangan minum Vit C pada saat yang bersamaan.
Sedangkan
mengapa arsen trioksida tersebut beracun adalah karena senyawa tersebut mampu
menghambat produksi ATP, sumber energi bagi sel-sel hidup, melalui berbagai
mekanisme. Di siklus Krebs arsen trioksida menghambat enzim piruvat
dehidrogenase, sehingga sintesis ATP menjadi berkurang dan malah meningkatkan
produksi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida ini merupakan oksidator yang sangat
reaktif terhadap sel hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel
yang diserang arsen trioksida akan mengalami nekrosis dan kematian dengan
segera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar