BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pemanis merupakan senyawa kimia yang sering
ditambahkan dan digunakan untuk keperluan produk olahan pangan, industri serta
minuman dan makanan kesehatan. Menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) RI
Nomor 235, pemanis termasuk ke dalam bahan tambahan kimia, selain zat lain
seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan lain-lain.
Pemanis alternatif umum digunakan sebagai pengganti gula
jenis sukrosa, glukosa atau fruktosa.Ketiga jenis gula tersebut merupakan pemanis
utama yang sering digunakan dalam berbagai industri. Pemanis berfungsi untuk
meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai
pengawet, memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus merupakan sumber kalori bagi
tubuh
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis pemanis yaitu sintetis dan natural. Sedangkan berdasarkan fungsinya dibagi dalam dua kategori yaitu bersifat nutritif dan non-nutritif. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain taumatin, alimat, siklamat, aspartam, dan sakarin. Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan buah atau melalui enzimatis, contohnya sukrosa, glukosa, fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
Pemanis nutritif adalah pemanis yang dapat
menghasilkan kalori atau energi sebesar 4 kalori/gram. Sedangkan pemanis
non-nutritif adalah pemanis yang digunakan untuk meningkatkan kenikmatan cita
rasa produk-produk tertentu, tetapi hanya menghasilkan sedikit energi atau sama
sekali tidak ada. Pemanis jenis ini banyak membantu dalam manajemen mengatasi
kelebihan berat badan, control glukosa darah,dan kesehatan gigi.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi
produksi bahan kimia dan teknologi pengolahan pangan atau produk farmasi dan kesehatan,
bahan pemanis alternatif natural mulai banyak digunakan. Hal ini juga ditunjang
oleh tren back to nature dan adanya kesadaran konsumen untuk menggunakan produk
yang aman dan bergizi. Penggunaan pemanis natural juga dipacu oleh adanya
data-data penelitian yang menunjukkan efek samping dalam penggunaan pemanis
sintetis,yaitu bersifat karsinogenik.
Tujuan digunakan bahan pemanis alternatif antara lain
untuk: mengembangkan jenis minuman dan makanan dengan jumlah kalori terkontrol,
mengontrol program pemeliharaan dan penurunan berat badan, mengurangi kerusakan
gigi, dan sebagai bahan substitusi pemanis utama. Selain itu, pemanis
alternatif dengan nilai kalori rendah sangat dibutuhkan untuk penderita
diabetes atau gula tinggi sebagai bahan substitusi gula reduksi lainnya.Tren
saat ini menunjukkan adanya penggunaan kombinasi dua jenis pemanis untuk produk
tertentu.
Kombinasi ternyata menyebabkan sinergi pada tingkat
kemanisan, sehingga menguntungkan karena akan mengurangi pemakaian jumlah
pemanis dan meningkatkan cita rasa produk. Pemilihan penggunaan bahan pemanis
alternatif yang baik biasanya didasarkan pada sifat-sifatnya yang menyerupai
sukrosa, yaitu tingkat kemanisan mendekati sukrosa, tidak berwarna, tidak
berbau, mempunyai cita rasa yang menyenangkan, aman dikonsumsi, mudah larut.
B. Rumusan Masalah
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah rumus molekul dan struktur dari berbagai
macam pemanis ?
2.
Bagaimanakah cara pembuatan pemanis ?
3.
Apakah fungsi dari berbagai pemanis ?
4.
Apa dampak positif dan negatif dari berbagai jenis
pemanis ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui rumus molekul dan struktur dari berbagai
macam pemanis.
2.
Mengetahui cara pembuatan pemanis.
3.
Mengetahui fungsi dari berbagai macam pemanis.
4.
Mengetahui dampak posiyif dan negatif dari berbagai
jenis pemanis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Macam – macam Pemanis
Berdasarkan proses produksi dikenal suatu jenis
pemanis yaitu sintetis dan natural. Pemanis sintetis dihasilkan melalui proses
kimia. Contoh dari pemanis ini antara lain aspartam, sakarin dan siklamat.
Pemanis natural dihasilkan dari proses ekstraksi atau isolasi dari tanaman dan
buah atau melalui enzimatis, adapun contohnya adalah sukrosa, glukosa,
fruktosa, sorbitol, mantitol, dan isomalt.
1.
Pemanis Sintesis
a.
Aspartam
Aspartam
ditemukan pada tahun 1965 secara kebetulan. Aspartam adalah senyawa metil ester
dipeptida yaitu L-fenilalanin-metil ester yang mempunyai daya kemanisan kurang
lebih dua ratus kali kemanisan sakarosa. Struktur kimianya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
H O O
H2N—C—C—NH—CH—C—O—CH3
CH2 CH2 gugus kecil
C==O
OH
Asam
aspartat
Fenilalanin
Aspartam merupakan pemanis sintesis non-karbohidrat, aspartyl-phenylalanine-1-methyl
ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino
yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanin.
Aspartam dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal
Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan
minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen
Belakangan aspartam mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan
aspartam menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai
berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sukralosa.
b.
Sakarin
Sakarin berupa Ca- atau Na-sakarin merupakan pemanis buatan yang paling lama
dikenal. Sakarin
merupakan senyawa benzosulfimida atau o-sulfobenzimida dengan rumus molekul C7H5NO3S.
O O
N
Ca. 3½H2O N Na+
S S
O2 O2
2
Sakarin merupakan pemanis rendah kalori yang sudah di
kenal sejak lama. Sakarin tidak mengandung kalori.
c.
Siklamat
Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada awal tahun 1950-an. Daya
kemanisannya adalah 80 kali kemanisan sukrosa. Siklamat biasa dipakai dalam
bentuk garam natrium dan asam siklamat.
H
N—SO2-ONa
d.
Sukade
Sukade adalah manisan kulit jeruk
sitrus, Citrus medica. Setelah dipetik dan dimasak dengan gula, sukade
dikeringkan dan dipotong-potong kecil. Sukade biasanya berwarna kuning atau
hijau tembus pandang, rasanya mirip jeruk tapi lebih pahit. Sukade digunakan
dalam berbagai kue dan pastry, oliebollen, dan roti kismis (krentenbrood
2.
Pemannis Natural
a.
Sukrosa
Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga
gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas
sukrosa dibuat dari kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan di Indonesia
dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna. Sukrosa
juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu. Adapun rumus molekulnya yaitu :
CH2OH
CH2OH
O O CH2OH
H
OH
HO
HO O
CH2OH
OH OH
Sukrosa
b.
Glukosa
Glukosa,
dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah
sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan
dengan fruktosa dalam madu. Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu
gizi. Glukosa merupakan hasil akhir
pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam
proses metabolisme, glukosa merupakan
bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan
sumber energi.
c.
Fruktosa
Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah,
adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan
glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda.
Susunan atom dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga
menimbulkan rasa manis
d.
Galaktosa
Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya
glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan
laktosa.
e.
Manosa
Manosa jarang terdapat di dalam makanan. Di
gurun pasir, seperti di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk
membuat roti.
f. Pentosa
Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami. Jumlahnya sangat
kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi. Ribosa merupakan salah
satu unsur dari pentosa.
Adapun struktur cicin struktur terbuka dari
glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, ribosa yaitu :
Struktur
terbuka
O H O O O
C—H H—C—OH C—H
C—H COH
H—C—OH C==O H—C—OH HO—C—H H—C—OH
HO—C—H HO—C—H HO—C—H H—C—OH
H—C—OH
H—C—OH H—C—OH HO—C—H
H—C—OH
H—C—OH
H—C—OH H—C—OH
H—C—OH H—C—OH H—C—OH
H—C—OH H—C—OH
H—C—OH H—C—OH H—C—OH
H H H H H
D-Glukosa D-Fruktosa D-Galaktosa D-Manosa D-Ribosa
g.
Maltosa
Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap
pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan bila benih atau
bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati.Strukturnya
yaitu :
CH2OH CH2OH
O O
OH O
OH
HO OH
OH OH
Maltosa
h. Laktosa
Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada disakarida lain.Strukturnya yaitu :
CH2OH CH2OH
O O
O
OH OH
OH OH
OH OH
Laktosa
i.
Sorbitol
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari
glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat
mengubah gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH).
Struktur kimianya dapat dilihat di bawah.
Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan
khusus pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat
kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih
lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar
gula darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan
diare pada pasien diabetes.
H H
H—C—OH H—C—OH
H—C—OH HO—C—H
HO—C—H HO—C—H
H—C—OH H—C—OH
H—C—OH H—C—OH
H—C—OH H—C—OH
H H
Sorbitol Manitol
j.
Manitol
Manitol adalah alkohol yang dibuat dari
monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus,
ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari sejenis
rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.
k.
Trehalosa
Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri
atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering
jamur terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
l.
Inositol
Inositol merupakan alkohol siklis yang
menyerupai glukosa. Inositol terdfapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam
sekam serealia.
m. Sukralosa
Sukralosa
dihasilkan dari proses klorinasi sukrosa. Pemanis ini mempunyai tingkat relatif
kemanisan yang sangat tinggi terhadap sukrosa yaitu 550-750 kalinya. Keuntungan
lain pemanis ini adalah sifatnya yang tidak menyebabkan karies dan tidak
merusak gigi, sehingga cocok untuk digunakan dalam industri kembang gula
Sukralosa juga bersifat non-nutritif, dicirikan dari
rendahnya kalori yang dihasilkan yaitu sekitar 2 kalori per satu sendok teh,
sehingga dapat digunakan untuk penderita diabetes dan program penurunan berat
badan.
n.
Palatinit
Pemanis ini merupakan campuran dari
6-O-(x-D-glukopiranosil) -D-manitol dan 6-O-x-D-glukopiranosil)-D-sorbitol dan
diproduksi melalui tiga tahap yaitu hidrogenasi palatinosa, pemurnian, dan
rekristalisasi. Pemanis ini sangat cocok di konsumsi untuk penderita diabetes
militus.
o.
Leukrosa
Pemanis leukrosa merupakan hasil sintetis dari
campuran sukrosa dan fruktosa sebanyak 2 persen serta menggunakan enzim
dextranase dari Leuconostoc mesenteroides dan dikembangkan oleh Pfeifer dan
Langen (Jerman)
Masih banyak sebenarnya pilihan bahan pemanis
alternatif yang aman dan bergizi yang dapat digunakan produsen untuk substitusi
bahan pemanis sintetis di industri makanan dan minuman. Tetapi bagaimanapun
penggunaan ini harus didasari oleh niat baik produsen untuk menghasilkan
produknya yang bergizi serta sehat dan tidak hanya menitikberatkan pada
besarnya keuntungan semata.
Keberhasilan ini tentunya harus ditunjang peran aktif
pihak pengawas, yaitu Badan POM dan Depkes di dalam implementasi fungsi
pengawasan peredaran makanan dan minuman yang sehat, terutama dalam
merekomendasikan jenis pemanis yang aman.
p.
Palatinosa
Palatinosa merupakan turunan sukrosa sebagai hasil
proses enzimatis. Enzim yang digunakan adalah x-glukosil transferase dari
Protanimobacler rubrum. Palatinosa mempunyai kemanisan lebih rendah yaitu 0,42
kalinya sukrosa, tetapi mempunyai keuntungan dengan sifat yang tidak merusak
gigi dan kandungan kalori 4 kkal/gram.
q.
Xylitol
Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang
potensial adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan
bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi Xylitol
baru dinyatakan aman untuk penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983.
Xylitol adalah gula alkohol jenis pentitol dengan
rumus umum C5H12O3.Sifat-sifat kimia dan fisika lain dari xylitol antara lain
berbentuk serbuk, berwarna putih, dan tidak berbau. Tingkat kemanisan 1,2-0,8
kali dari sukrosa bergantung pada pH larutan, tetapi lebih manis dari sorbitol
dan manitol. Kelarutan dalam air pada 20 derajat Celsius adalah 64,2 g/100 ml.
Sedikit larut dalam alkohol, pH larutan antara 5-7, dan nilai kalori rendah
Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol
secara alami banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry,
wortel, bayam, selada dan bunga kol. Sedangkan untuk produksi skala besar,
dilakukan dengan proses kimiawi dan bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan
hidrogenasi xylose menggunakan larutan asam. Sedangkan proses bioteknologi
dilakukan menggunakan proses enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast
seperti candida dan saccharomyces.
Xylitol mempunyai sifat yang menguntungkan yaitu rasa
yang menarik, aman bagi kesehatan gigi karena sifatnya yang tidak merusak gigi
(non cariogenik). Juga membantu menurunkan pembentukan carries dan plaque pada
gigi sehingga banyak digunakan untuk campuran pasta gigi Untuk mengatur
metabolismenya tidak memerlukan insulin, sehingga menguntungkan bagi penderita
diabetes, mempunyai efek sensasi dingin yang menyenangkan, tahan panas dan
tidak mengalami karamelisa
B.
Dampak Penggunaan Pemanis
1.
Dampak Positif
a.
Pemanis dapat di gunakan dalam berbagai produk makanan
dan minuman.
b.
Pemanis dapat meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki
sifat – sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat – sifat kimia.
c.
Merupakan salah satu sumber kalori bagi tubuh.
d.
Pemanis buatan dapat membantu dalam manajemen mengatasi
kelebihan berat badan, control glikosa darah dan kesehatan gigi.
2.
Dampak Negatif
Dampak negatif penggunaan pemanis sintetis
a.
Pemanis sintetis dipasarkan sebagai satu produk diet,
tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat
menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat kecanduan karbohidrat.Membuat
berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh
pemanis sintetis
b.
Pemanis sintetis adalah bahan kimia beracun yang dapat
merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita
parkinson.
c.
Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi
untuk jangka waktu lama atas produk yang mengandung pemanis dengan kadar gula
tinggi karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pembuatan pemanis dapat melalui dua cara yaitu melalui
cara sintetis dan natual atau alami.
Pemanis sintetis antara lain: aspartam, sakarin, dan siklamat.
Pemanis natural antara lain : sukrosa, glukosa, maltosa, laktosa,
sorbitol, manitol, trehalosa, fruktosa, galaktosa, manosa, ribose, selobiasa,
sukralosa, palatinit, leukrosa, palatinosa, xylitol.
2.
Pemanis berfungsi untuk meningkatkan cita rasa dan
aroma, memperbaiki sifat –sifat fisik, sebagai pengawet, memperbaiki sifat –
sifat kimia, sebagai salah satu sumber kalori bagi tubuh
3.
Mengkonsumsi pemanis secara berlebihan dapat
menyebabkan diadetes.
B.
Saran
Sebaiknya jangan berlebihan dalam mengkonsumsi baik
pemanis sintesis maupun alami.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.(2007). Pemanis
Buatan ASPARTAME dalam Minuman Suplemen atau Energi Sangat Berbahaya. Di ambil dari http://id.88db.com/id/Discussion/Discussion_reply.page?DiscID=1514
Di akses tanggal 16 Mei
2008
Anonym.(2007).Produksi dan Penggunaan
Pemanis.
Di akses tanggal 16 Mei
2008
Anonym. (2008). Biokimia Karbohidrat.
Di
ambil dari trimanunipa@yahoo.com
Di akses tanggal 17 Mei
2008
Erlawan Lismana dan Imam paryanto. (2007).Beberapa Bahan Pemanis Alternatif yang Aman. Di ambil dari . http://archive.gao.gov/d4t4/130780.pdf
Di akses tanggal 17 Mei
2008
Istamar Syamsuri, DKK.(2004). Biologi
untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga
Sabirin Matsjeh, Hardjono Sastrohamidjojo, Respati Sastrosajono.(1994).Kimia Organik II.Yogyakarta:DEPDIKBUD
Tim Kimia Dasar.(2008).Petunjuk
Praktikum Kimia Umum.Yogyakarta: FMIPA UNY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar