Kamis, 06 Desember 2012

pengolahan limbah LNG


BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH
Timbulan limbah dari aktivitas perusahaan diinventarisasi dengan identifikasi dan klasifikasi jenis limbah termasuk Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) untuk menentukan penanganan yang tepat dalam pengelolaannya agar risiko lingkungan dapat diminimalkan. Inventarisasi limbah B3 secara rutin dimutakhirkan dan dilaporkan kepada pihak internal maupun eksternal. Dalam pengelolaan limbah, biaya yang dikeluarkan per tahun ratarata sekitar Rp. 2 miliar meliputi biaya proses incinerator, landfill dan pengiriman limbah ke perusahaan pengolah limbah berizin. PT Badak juga menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai upaya meminimalisasi limbah.
Prinsip Reduce diantaranya adalah menerapkan dokumentasi elektronik (paperless system) untuk mengurangi pemakaian kertas, membentuk Chemical Quality Control (CQC) Team yang bertugas mengkaji penggunaan bahan-bahan kimia di Industri LNG, dan
meningkatkan kinerja penerapan prosedur standar operasi yang ketat untuk pencegahan tumpahan bahan-bahan kimia. Prinsip Reduce diterapkan pada proses regenerasi larutan Amine pada CO2 Removal Unit, proses regenerasi air untuk umpan boiler, pemanfaatan kembali air laut untuk proses pendinginan serta pemanfaatan kembali scrap material.
Prinsip Recycle diterapkan untuk mengelola minyak pelumas bekas. Tahap awal dari proses daur ulang adalah proses pemisahan air dan pengotor lain dari minyak pelumas bekas. Proses ini dilakukan oleh Environmental Control Section. Tahap berikutnya yaitu proses daur
ulang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelola minyak pelumas bekas yang memiliki lisensi dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Sebagai contoh, Inventarisasi limbah pada tahun 2007, 2008 dan 2009 mendapatkan gambaran jumlah timbulan limbah PT Badak NGL yang seluruhnya telah dikelola berdasarkan jenis limbah, sebagai berikut:
Pemantauan Lingkungan
PT Badak NGL melaksanakan program pemantauan lingkungan untuk menguji keberhasilan pengelolaan lingkungan yang dijalankan dan membuat upaya perbaikan. Keberhasilan pengelolaan lingkungan dipantau secara internal oleh PT Badak NGL dan eksternal bekerja sama dengan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Mulawarman, Samarinda, meliputi pemantauan air, tanah, udara, penanganan limbah, faktor fisika kerja, biologi, sosial, ekonomi,budaya dan kesehatan masyarakat. Hasil pemantauan lingkungan perusahaan dilaporkan kepada manajemen, BP Migas, KLH Pusat, BLH Provinsi Kalimantan Timur dan BLH Kota Bontang. Pada tahun 2009, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 1,6 miliar.  Pemantauan lingkungan dilakukan berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari kajian AMDAL mencakup antara lain pemantauan kualitas udara, limbah B3, air limbah, kualitas air laut, biota laut, flora dan fauna. Pada periode pemantauan tahun 2009, pemantauan lingkungan yang dilaksanakan  memberikan kesimpulan bahwa parameter-parameter yang dipantau telah memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai peraturan lingkungan yang berlaku.
Pemantauan Kualitas Udara
Dalam menyikapi fenomena perubahan iklim, PT Badak NGL berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara langsung dengan menurunkan emisi CO2. Meskipun emisi gas rumah kaca belum diatur dalam peraturan regional, PT Badak NGL telah melaksanakan inventarisasi gas rumah kaca berdasarkan standar internasional sebagai perwujudan nilai lebih “beyond compliance” dalam pengelolaan lingkungan hidup. Usaha-usaha penurunan emisi CO2 terus dilakukan. Sumber emisi CO2 Kilang PT Badak NGL antara lain berasal dari kandungan CO2 dalam feed gas yang dikeluarkan melalui CO2 vent stack, CO2 hasil pembakaran pada boiler, dan pembakaran pada flare. Dengan dilaksanakannya program-program pengurangan emisi gas flaring nilai CO2 yang berpengaruh pada potensi pemanasan global diharapkan akan mengalami penurunan. Selain pengurangan gas flaring usaha lain yang dilaksanakan adalah penggantian secara bertahap Halon dan Freon 22 yang bersifat sebagai penipis lapisan ozon/Ozone Depleting Substances (ODS) dengan jenis FM-200 dan Freon 314A yang lebih ramah lingkungan.
Pemantauan kualitas udara dilakukan dengan pengukuran kualitas udara emisi CO2 di Vent Stack, Boiler Stack, Gas Turbine Generator, Incinerator, Flare dan udara ambien. Pengukuran dilakukan secara kontinyu dengan alat Continuous Emission Monitoring (CEM) dan secara manual. Pemantauan emisi karbon mengacu pada protokol Greenhouse Gases (GHG) yang memberikan mekanisme dasar untuk mengukur tingkat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari operasi PT Badak NGL.
Hasil pemantauan emisi gas pada tahun 2007, 2008 dan 2009 adalah sebagai berikut: 
Pemantauan Kualitas Air Tanah
Pemantauan sumber daya air dilakukan dengan memantau kualitas cadangan aquafier di dalam tanah. Sampling dan analisis dilaksanakan pada sumur pantau produksi untuk mengetahui kuantitas dan kualitas cadangan air tanah, dan pada sumur pantau polutan untuk mendeteksi pengaruh parameter polutan terhadap kualitas aquafier.
Pemantauan Kualitas Air Limbah
Pemantauan kualitas air limbah dengan melakukan pengukuran kualitas air limbah proses, domestik, rumah sakit dan air pendingin dengan alat Flowmeter dan pH-meter secara kontinyu dan dianalisis setiap bulan oleh laboratorium PT Badak NGL. Analisis enam-bulanan dilakukan bersama PPLH Universitas Mulawarman. Pemantauan tahun 2009 untuk parameter TSS, pH, H2S, NH3-N, BOD5, COD, Cl2, Hg dan Oil Content memenuhi syarat Baku Mutu Air Limbah (BMAL).
Pemantauan Kualitas Air Laut
Pemantauan kualitas air laut dilakukan di 3 lokasi yaitu muara kanal pendingin, Berbas Barat Pantai dan cooling water intake. Waktu pemantauan adalah saat air laut pasang dan surut. Untuk sifat fisika, yang dipantau adalah suhu air laut dan distribusi suhu air laut di perairan sekitar Kilang, lapisan minyak, salinitas, dan sebagainya. Untuk sifat kimia yang dipantau adalah parameter pH, H2S, logam berat, dan lain-lain. Pemantauan untuk 19 parameter pada tahun 2009 menunjukkan hasil yang cukup baik.
Pemantauan Keanekaragaman Hayati Pemantauan keanekaragaman hayati diawali dengan kajian AMDAL meliputi Komponen Biologi Darat (Flora & Fauna) serta komponen
Biologi Perairan (Plankton, Bentos, Nekton). PT Badak tidak menggunakan tanah dalam keanekaragaman hayati.
Description: Description: G:\PRESENTASI PIK\LNG O YEAH_files\ling(3).JPG


Komponen Biologi Darat
Komponen flora di PT Badak NGL tersebar di area yang cukup luas tersebar di area Kilang LNG Badak yang luasnya sekitar 2.010 Ha. Dari total area tersebut, ruang terbuka hijau memiliki luas 1.109 Ha atau sekitar 45%. Karakteristik tanaman yang ada adalah jenis campuran antara komunitas dataran rendah dan pesisir. Tipe tanaman umumnya merupakan vegetasi alami dan tanaman budidaya yang berfungsi sebagai tanaman peneduh, tanaman
pekarangan dan tanaman hias. Kajian lingkungan telah dilaksanakan bekerja sama dengan
Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membangun Botanical Garden sebagai inventarisasi dan pelestarian tanaman langka. Kerjasama juga dilakukan dengan Universitas Mulawarman untuk konservasi hutan mangrove di area sekitar Kilang. Kawasan Botanical Garden
menempati area seluas 7,4 hektar. Program-program penghijauan yang dilakukan sebagai suatu program kesatuan dalam pengembangan kawasan Kilang dan pemukiman yang serasi dengan lingkungan. Pengelolaan taman dan semua koleksi tumbuhan yang ditanam di dalam kawasan Kliang LNG Badak terutama yang berada di kawasan pemukiman dan perkantoran dilakukan oleh Housing and Recreation Section, Service Department. Selain mengelola kawasan, Section tersebut melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup:
- Penanaman rumput di area community seluas 51 Ha.
- Penanaman berbagai tanaman keras sebanyak +/- 33.000 batang.
- Pembuatan kebun anggrek mini yang meliputi 17 jenis anggrek langka.
- Pembuatan Taman Botani (Natural Park/Botanical Garden) dengan mengelola kawasan hutan alam, bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan IPB.
 - Penanaman Tanaman Langka di area Natural Park oleh tamu tamu kehormatan PT Badak NGL yang telah mencapai 30 jenis atau 126 pohon.
- Pembuatan kebun pembibitan tanaman termasuk tanaman bakau, bekerja sama dengan PPLH Universitas Mulawarman.
Selain itu terdapat Kawasan Mangrove yang berbatasan langsung dengan daerah kegiatan Kilang LNG yaitu di daerah Muara Sungai Sekambing, Muara Sungai Sekangat dan Berbas Pantai. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa keberadaan formasi mangrove masih  cukup baik dan tidak dipengaruhi oleh buangan air limbah maupun air pendingin yang menuju ke laut. Pemantauan fauna dilaksanakan pada tingkat pencatatan atau inventarisasi jenis disesuaikan dengan kelas Aves (burung), Insecta (serangga), Reptilian (hewan melata), Amphibia, dan Mamalia. Secara umum dapat dikatakan keberadaan kehidupan fauna darat
atau satwa liar sampai saat ini kondisinya masih baik, terutama dari jenis burung yang jumlahnya cukup tinggi dengan membentuk komunitas-komunitas baru. Kondisi ini disebabkan daya dukung lingkungan yang baik berupa kegiatan-kegiatan penghijauan yang
telah dilakukan.

Komponen Biologi Kelautan
Kajian terhadap komponen biologi laut terdiri dari organisme Plankton, Bentos dan Nekton (ikan). Pengambilan sampel dilakukan di 6 lokasi mengikuti titik sampling air laut pada kondisi pasang dan surut. Analisis dilaksanakan untuk mendapatkan data jenis, nilai indeks Keanekaragaman Jenis (H’), nilai Ekuibilitas/Kesamarataan (E’). Dengan pengukuran kedua parameter tersebut akan dapat diketahui dampak aktivitas Kilang terhadap keanekaragaman organisme di perairan. Hasil pemantauan menunjukkan secara umum keanekaragaman jenis plankton adalah rendah sampai sedang, keanekaragaman jenis bentos adalah sedang sampai tinggi, jenis Nekton yang terdapat di perairan Bontang relatif rendah tetapi dengan tingkat mobilitas yang tinggi, kondisi nekton tergolong cukup baik. Pemantauan parameter indeks keragaman Plankton, Bentos dan Nekton dilaksanakan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui tingkat kelestarian organisme di laut serta untuk menjaga keanekaragaman hayati di perairan.  Perusahaan juga memiliki area konservasi swamp area seluas 12,5 hektar tepat di sebelah Kilang sebagai habitat payau dan burung Kuntul Emas. Kuntul Emas ini merupakan satwa langka dan sekaligus merupakan maskot Kota Bontang.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar