BAB IV
PENGELOLAAN LIMBAH
PENGELOLAAN LIMBAH
Timbulan limbah dari aktivitas
perusahaan diinventarisasi dengan identifikasi dan klasifikasi jenis limbah
termasuk Limbah Berbahaya dan Beracun (B3) untuk menentukan penanganan yang
tepat dalam pengelolaannya agar risiko lingkungan dapat diminimalkan. Inventarisasi
limbah B3 secara rutin dimutakhirkan dan dilaporkan kepada pihak internal
maupun eksternal. Dalam pengelolaan limbah, biaya yang dikeluarkan per tahun
ratarata sekitar Rp. 2 miliar meliputi biaya proses incinerator, landfill dan pengiriman limbah ke perusahaan pengolah
limbah berizin. PT Badak juga menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai
upaya meminimalisasi limbah.
Prinsip Reduce diantaranya adalah menerapkan dokumentasi elektronik (paperless system) untuk mengurangi
pemakaian kertas, membentuk Chemical
Quality Control (CQC) Team yang bertugas mengkaji penggunaan bahan-bahan
kimia di Industri LNG, dan
meningkatkan kinerja penerapan prosedur standar operasi yang ketat untuk pencegahan tumpahan bahan-bahan kimia. Prinsip Reduce diterapkan pada proses regenerasi larutan Amine pada CO2 Removal Unit, proses regenerasi air untuk umpan boiler, pemanfaatan kembali air laut untuk proses pendinginan serta pemanfaatan kembali scrap material.
Prinsip Recycle diterapkan untuk mengelola minyak pelumas bekas. Tahap awal dari proses daur ulang adalah proses pemisahan air dan pengotor lain dari minyak pelumas bekas. Proses ini dilakukan oleh Environmental Control Section. Tahap berikutnya yaitu proses daur
ulang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelola minyak pelumas bekas yang memiliki lisensi dari Kementerian Lingkungan Hidup.
meningkatkan kinerja penerapan prosedur standar operasi yang ketat untuk pencegahan tumpahan bahan-bahan kimia. Prinsip Reduce diterapkan pada proses regenerasi larutan Amine pada CO2 Removal Unit, proses regenerasi air untuk umpan boiler, pemanfaatan kembali air laut untuk proses pendinginan serta pemanfaatan kembali scrap material.
Prinsip Recycle diterapkan untuk mengelola minyak pelumas bekas. Tahap awal dari proses daur ulang adalah proses pemisahan air dan pengotor lain dari minyak pelumas bekas. Proses ini dilakukan oleh Environmental Control Section. Tahap berikutnya yaitu proses daur
ulang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelola minyak pelumas bekas yang memiliki lisensi dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Sebagai contoh, Inventarisasi limbah
pada tahun 2007, 2008 dan 2009 mendapatkan gambaran jumlah timbulan limbah PT
Badak NGL yang seluruhnya telah dikelola berdasarkan jenis limbah, sebagai
berikut:
Pemantauan Lingkungan
PT Badak NGL melaksanakan program
pemantauan lingkungan untuk menguji keberhasilan pengelolaan lingkungan yang
dijalankan dan membuat upaya perbaikan. Keberhasilan pengelolaan lingkungan dipantau
secara internal oleh PT Badak NGL dan eksternal bekerja sama dengan Pusat
Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Mulawarman, Samarinda, meliputi
pemantauan air, tanah, udara, penanganan limbah, faktor fisika kerja, biologi,
sosial, ekonomi,budaya dan kesehatan masyarakat. Hasil pemantauan lingkungan perusahaan
dilaporkan kepada manajemen, BP Migas, KLH Pusat, BLH Provinsi Kalimantan Timur
dan BLH Kota Bontang. Pada tahun 2009, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
kegiatan ini sebesar Rp. 1,6 miliar. Pemantauan
lingkungan dilakukan berdasarkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari
kajian AMDAL mencakup antara lain pemantauan kualitas udara, limbah B3, air
limbah, kualitas air laut, biota laut, flora dan fauna. Pada periode pemantauan
tahun 2009, pemantauan lingkungan yang dilaksanakan memberikan kesimpulan
bahwa parameter-parameter yang dipantau telah memenuhi Baku Mutu Lingkungan
(BML) sesuai peraturan lingkungan yang berlaku.
Pemantauan Kualitas Udara
Dalam menyikapi fenomena perubahan
iklim, PT Badak NGL berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara langsung dengan
menurunkan emisi CO2. Meskipun emisi gas rumah kaca belum diatur
dalam peraturan regional, PT Badak NGL telah melaksanakan inventarisasi gas
rumah kaca berdasarkan standar internasional sebagai perwujudan nilai lebih
“beyond compliance” dalam pengelolaan lingkungan hidup. Usaha-usaha penurunan
emisi CO2 terus dilakukan. Sumber emisi CO2 Kilang PT
Badak NGL antara lain berasal dari kandungan CO2 dalam feed gas yang
dikeluarkan melalui CO2 vent stack, CO2 hasil pembakaran
pada boiler, dan pembakaran pada flare. Dengan dilaksanakannya program-program
pengurangan emisi gas flaring nilai CO2 yang berpengaruh pada
potensi pemanasan global diharapkan akan mengalami penurunan. Selain
pengurangan gas flaring usaha lain yang dilaksanakan adalah penggantian secara
bertahap Halon dan Freon 22 yang bersifat sebagai penipis lapisan ozon/Ozone
Depleting Substances (ODS) dengan jenis FM-200 dan Freon 314A yang lebih ramah lingkungan.
Pemantauan kualitas udara dilakukan
dengan pengukuran kualitas udara emisi CO2 di Vent Stack, Boiler
Stack, Gas Turbine Generator, Incinerator, Flare dan udara ambien. Pengukuran
dilakukan secara kontinyu dengan alat Continuous Emission Monitoring (CEM) dan secara
manual. Pemantauan emisi karbon mengacu pada protokol Greenhouse Gases (GHG)
yang memberikan mekanisme dasar untuk mengukur tingkat emisi gas rumah kaca
yang dihasilkan dari operasi PT Badak NGL.
Hasil pemantauan emisi gas pada tahun 2007, 2008 dan
2009 adalah sebagai berikut:
Pemantauan Kualitas Air Tanah
Pemantauan sumber daya air dilakukan
dengan memantau kualitas cadangan aquafier di dalam tanah. Sampling dan
analisis dilaksanakan pada sumur pantau produksi untuk mengetahui kuantitas dan
kualitas cadangan air tanah, dan pada sumur pantau polutan untuk mendeteksi
pengaruh parameter polutan terhadap kualitas aquafier.
Pemantauan Kualitas Air Limbah
Pemantauan kualitas air limbah
dengan melakukan pengukuran kualitas air limbah proses, domestik, rumah sakit
dan air pendingin dengan alat Flowmeter dan pH-meter secara kontinyu dan dianalisis
setiap bulan oleh laboratorium PT Badak NGL. Analisis enam-bulanan dilakukan
bersama PPLH Universitas Mulawarman. Pemantauan tahun 2009 untuk parameter TSS,
pH, H2S, NH3-N, BOD5, COD, Cl2, Hg dan Oil Content memenuhi syarat Baku Mutu Air
Limbah (BMAL).
Pemantauan Kualitas Air Laut
Pemantauan kualitas air laut
dilakukan di 3 lokasi yaitu muara kanal pendingin, Berbas Barat Pantai dan
cooling water intake. Waktu pemantauan adalah saat air laut pasang dan surut.
Untuk sifat fisika, yang dipantau adalah suhu air laut dan distribusi suhu air
laut di perairan sekitar Kilang, lapisan minyak, salinitas, dan sebagainya. Untuk
sifat kimia yang dipantau adalah parameter pH, H2S, logam berat, dan lain-lain.
Pemantauan untuk 19 parameter pada tahun 2009 menunjukkan hasil yang cukup
baik.
Pemantauan Keanekaragaman Hayati Pemantauan
keanekaragaman hayati diawali dengan kajian AMDAL meliputi Komponen Biologi
Darat (Flora & Fauna) serta komponen
Biologi Perairan (Plankton, Bentos, Nekton). PT Badak tidak menggunakan tanah dalam keanekaragaman hayati.
Biologi Perairan (Plankton, Bentos, Nekton). PT Badak tidak menggunakan tanah dalam keanekaragaman hayati.
Komponen Biologi Darat
Komponen flora di PT Badak NGL
tersebar di area yang cukup luas tersebar di area Kilang LNG Badak yang luasnya
sekitar 2.010 Ha. Dari total area tersebut, ruang terbuka hijau memiliki luas
1.109 Ha atau sekitar 45%. Karakteristik tanaman yang ada adalah jenis campuran
antara komunitas dataran rendah dan pesisir. Tipe tanaman umumnya merupakan
vegetasi alami dan tanaman budidaya yang berfungsi sebagai tanaman peneduh,
tanaman
pekarangan dan tanaman hias. Kajian lingkungan telah dilaksanakan bekerja sama dengan
Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membangun Botanical Garden sebagai inventarisasi dan pelestarian tanaman langka. Kerjasama juga dilakukan dengan Universitas Mulawarman untuk konservasi hutan mangrove di area sekitar Kilang. Kawasan Botanical Garden
menempati area seluas 7,4 hektar. Program-program penghijauan yang dilakukan sebagai suatu program kesatuan dalam pengembangan kawasan Kilang dan pemukiman yang serasi dengan lingkungan. Pengelolaan taman dan semua koleksi tumbuhan yang ditanam di dalam kawasan Kliang LNG Badak terutama yang berada di kawasan pemukiman dan perkantoran dilakukan oleh Housing and Recreation Section, Service Department. Selain mengelola kawasan, Section tersebut melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup:
pekarangan dan tanaman hias. Kajian lingkungan telah dilaksanakan bekerja sama dengan
Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membangun Botanical Garden sebagai inventarisasi dan pelestarian tanaman langka. Kerjasama juga dilakukan dengan Universitas Mulawarman untuk konservasi hutan mangrove di area sekitar Kilang. Kawasan Botanical Garden
menempati area seluas 7,4 hektar. Program-program penghijauan yang dilakukan sebagai suatu program kesatuan dalam pengembangan kawasan Kilang dan pemukiman yang serasi dengan lingkungan. Pengelolaan taman dan semua koleksi tumbuhan yang ditanam di dalam kawasan Kliang LNG Badak terutama yang berada di kawasan pemukiman dan perkantoran dilakukan oleh Housing and Recreation Section, Service Department. Selain mengelola kawasan, Section tersebut melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup:
- Penanaman rumput di area community seluas 51 Ha.
- Penanaman berbagai tanaman keras sebanyak +/- 33.000
batang.
- Pembuatan kebun anggrek mini yang meliputi 17 jenis
anggrek langka.
- Pembuatan Taman Botani (Natural Park/Botanical
Garden) dengan mengelola kawasan hutan alam, bekerja sama dengan Fakultas
Kehutanan IPB.
- Penanaman Tanaman Langka di area Natural Park
oleh tamu tamu kehormatan PT Badak NGL yang telah mencapai 30 jenis atau 126
pohon.
- Pembuatan kebun pembibitan tanaman termasuk tanaman bakau,
bekerja sama dengan PPLH Universitas Mulawarman.
Selain itu terdapat Kawasan Mangrove
yang berbatasan langsung dengan daerah kegiatan Kilang LNG yaitu di daerah
Muara Sungai Sekambing, Muara Sungai Sekangat dan Berbas Pantai. Hasil pemantauan
menunjukkan bahwa keberadaan formasi mangrove masih cukup baik dan tidak
dipengaruhi oleh buangan air limbah maupun air pendingin yang menuju ke laut.
Pemantauan fauna dilaksanakan pada tingkat pencatatan atau inventarisasi jenis
disesuaikan dengan kelas Aves (burung), Insecta (serangga), Reptilian (hewan
melata), Amphibia, dan Mamalia. Secara umum dapat dikatakan keberadaan
kehidupan fauna darat
atau satwa liar sampai saat ini kondisinya masih baik, terutama dari jenis burung yang jumlahnya cukup tinggi dengan membentuk komunitas-komunitas baru. Kondisi ini disebabkan daya dukung lingkungan yang baik berupa kegiatan-kegiatan penghijauan yang
telah dilakukan.
atau satwa liar sampai saat ini kondisinya masih baik, terutama dari jenis burung yang jumlahnya cukup tinggi dengan membentuk komunitas-komunitas baru. Kondisi ini disebabkan daya dukung lingkungan yang baik berupa kegiatan-kegiatan penghijauan yang
telah dilakukan.
Komponen Biologi Kelautan
Kajian terhadap komponen biologi
laut terdiri dari organisme Plankton, Bentos dan Nekton (ikan). Pengambilan
sampel dilakukan di 6 lokasi mengikuti titik sampling air laut pada kondisi
pasang dan surut. Analisis dilaksanakan untuk mendapatkan data jenis, nilai indeks
Keanekaragaman Jenis (H’), nilai Ekuibilitas/Kesamarataan (E’). Dengan
pengukuran kedua parameter tersebut akan dapat diketahui dampak aktivitas
Kilang terhadap keanekaragaman organisme di perairan. Hasil pemantauan
menunjukkan secara umum keanekaragaman jenis plankton adalah rendah sampai
sedang, keanekaragaman jenis bentos adalah sedang sampai tinggi, jenis Nekton
yang terdapat di perairan Bontang relatif rendah tetapi dengan tingkat
mobilitas yang tinggi, kondisi nekton tergolong cukup baik. Pemantauan
parameter indeks keragaman Plankton, Bentos dan Nekton dilaksanakan setiap 6
bulan sekali untuk mengetahui tingkat kelestarian organisme di laut serta untuk
menjaga keanekaragaman hayati di perairan. Perusahaan juga memiliki area konservasi swamp
area seluas 12,5 hektar tepat di sebelah Kilang sebagai habitat payau dan burung
Kuntul Emas. Kuntul Emas ini merupakan satwa langka dan sekaligus merupakan
maskot Kota Bontang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar