Karakteristik
Bahan Bakar Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Unsur ini pertama kali ditemukan di
Inggris pada tahun 1766 oleh Henry Cavendish.
Pada suhu dan tekanan standar,
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal,
dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur
teringan di dunia.
Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari
total massa unsur alam semesta. Senyawa hidrogen
relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai
senyawa hidrokarbon seperti metana. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses
elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada
produksi hidrogen dari gas alam.
Isotop hidrogen yang paling banyak dijumpai di alam adalah protium, yang inti atomnya hanya
mempunyai proton tunggal dan tanpaneutron.
Senyawa ionik hidrogen dapat bermuatan positif (kation)
ataupun negatif (anion). Hidrogen dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan
unsur dan dapat dijumpai dalam air dan senyawa-senyawa organik. Hidrogen sangat penting dalam reaksi asam basa yang mana
banyak reaksi ini melibatkan pertukaran proton antar molekul terlarut. Oleh
karena hidrogen merupakan satu-satunya atom netral yang persamaan
Schrödingernya dapat diselesaikan secara analitik, kajian pada
energetika dan ikatan atom hidrogen memainkan peran yang sangat penting dalam
perkembangan mekanika kuantum.
Hidrogen
sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan
hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian
dalam kekisi hablur logam.
Gas
hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di
udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol.
Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l)
+ 572 kJ (286 kJ/mol)
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan,
hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada
temperatur 560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen
murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata
telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran
hidrogen secara visual. Karakteristik
lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di
udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan
hidrokarbon.
Atom hidrogen
Gambaran atom hidrogen yang menampakkan diameter atom dua kali lebih besar dari jari-jari model Bohr(citra tidak berskala).
Terdapat dua jenis molekul diatomik
hidrogen yang berbeda berdasarkan spin relatif inti. Dalam bentuk ortohidrogen, spin dari
dua proton adalah paralel dan dalam keadaan triplet; dalam bentuk parahidrogen, spin-nya
adalah antiparalel dan dalam keadaan singlet. Pada keadaan standar, gas
hidrogen terdiri dari 25% bentuk para dan 75% bentuk orto, juga dikenal dengan
sebutan "bentuk normal". Rasio
kesetimbangan antara ortohidrogen dan parahidrogen tergantung pada termperatur.
Namun oleh karena bentuk orto dalam keadaan tereksitasi,
bentuk ini tidaklah stabil dan tidak bisa dimurnikan. Pada suhu yang sangat
rendah, hampir semua hidrogen yang ada adalah dalam bentuk parahidrogen. Sifat
fisik dari parahidrogen murni berbeda sedikit dengan "bentuk normal". Perbedaan
orto/para juga terdapat pada molekul yang terdiri dari atom hidrogen seperti
air dan metilena.
Antar ubahan yang tidak dikatalis antara H2 para dan orto meningkat seiring dengan
meningkatnya temperatur; oleh karenanya H2 yang diembunkan dengan cepat
mengandung banyak hidrogen dalam bentuk orto yang akan berubah menjadi bentuk
para dengan sangat lambat. Nisbah
orto/para pada H2 yang
diembunkan adalah faktor yang perlu diperhitungkan dalam persiapan dan
penyimpanan hidrogen cair: antarubahan dari bentuk orto ke para adalah eksotermik dan dapat menghasilan bahang yang
cukup untuk menguapkan hidrogen cair tersebut dan menyebabkan berkurangnya
komponen cair. Katalis untuk
antarubahan orto-para, seperti misalnya senyawabesi, sering digunakan selama pendinginan
hidrogen.
Sebuah bentuk molekul yang disebut molekul
hidrogen terprotonasi, atau H3+, ditemukan
pada medium antarbintang (Interstellar medium) (ISM), dimana ia
dihasilkan dengan ionisasi molekul hidrogen dari sinar kosmos. Molekul ini
juga dapat dipantau di bagian atas atmosfer planet Yupiter. Molekul ini relatif cukup stabil
pada lingkungan luar angkasa oleh karena suhu dan rapatan yang rendah. H3+ adalah salah satu dari ion yang paling
melimpah di alam semesta ini, dan memainkan peran penting dalam proses kimia
medium antarbintang.
Walaupun H2 tidaklah begitu reaktif dalam keadaan
standar, ia masih dapat membentuk senyawa dengan kebanyakan unsur. Jutaan jenishidrokarbon telah diketahui, namun itu semua
tidaklah dihasilkan secara langsung dari hidrogen dan karbon. Hidrogen dapat
membentuk senyawa dengan unsur yang lebih elektronegatif seperti halogen (F,
Cl, Br, I); dalam senyawa ini hidrogen memiliki muatan parsial positif. Ketika berikatan dengan fluor, oksigen ataupun nitrogen, hidrogen dapat
berpartisipasi dalam bentuk ikatan non-kovalen yang kuat, yang disebut dengan ikatan hidrogen yang sangat penting untuk menjaga
kestabilan kebanyakan molekul biologi. Hidrogen juga membentuk senyawa dengan
unsur yang kurang elektronegatif seperti logam dan metaloid, yang mana
hidrogen memiliki muatan parsial negatif. Senyawa ini dikenal dengan nama hidrida.
Hidrogen membentuk senyawa yang sangat
banyak dengan karbon. Oleh karena asosiasi senyawa itu
dengan kebanyakan zat hidup, senyawa ini disebut sebagai senyawa organik.
Studi sifat-sifat senyawa tersebut disebut kimia organik dan studi dalam konteks kehidupan organisme dinamakan biokimia. Pada beberapa definisi, senyawa
"organik" hanya memerlukan atom karbon untuk disebut sebagai organik.
Namun kebanyakan senyawa organik mengandung atom hidrogen. Dan oleh karena
ikatan ikatan hidrogen-karbon inilah yang memberikan karakteristik sifat-sifat hidrokarbon,
ikatan hidrogen-karbon diperlukan untuk beberapa definisi dari kata
"organik" di kimia.
Dalam kimia anorganik, hidrida
dapat berperan sebagai ligan penghubung yang menghubungkan dua pusat logam
dalam kompleks berkoordinasi.
Fungsi ini umum ditemukan pada unsur golongan 13, terutama pada
kompleks borana (hidrida boron)
dan aluminium sertakarborana yang bergerombol.
Isotop hidrogen
Protium, isotop hidrogen yang paling umum dijumpai, memiliki satu proton dan satu elektron. Keunikan isotop ini adalah ia tidak mempunya neutron (lihat pula diproton untuk pembahasan mengenai mengapa isotop tanpa neutron yang lain tidak eksis.
Hidrogen
memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan 1H, 2H,
dan 3H. Isotop lainnya yang tidak stabil (4H
to 7H) juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak
pernah dijumpai secara alami.
- 1H adalah
isotop hidrogen yang paling melimpah, memiliki persentase 99.98% dari
jumlah atom hidrogen. Oleh karena inti atomisotop ini hanya memiliki proton tunggal, ia diberikan nama yang deskriptif
sebagai protium, namun nama ini jarang sekali
digunakan.
- 2H,
isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikenal sebagai deuterium dan mengandung satu proton dan satu neutron pada intinya. Deuterium tidak bersifat
radioaktif, dan tidak memberikan bahaya keracunan yang signifikan. Air
yang atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat. Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda
non-radioaktif pada percobaan kimia dan untuk pelarut 1H-spektroskopi
NMR. Air berat
digunakan sebagai moderator
neutron dan pendingin pada reaktor
nuklir. Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir
komersial.
- 3H dikenal
dengan nama tritium dan
mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Ia memiliki sifat
radioaktif, dan mereras menjadi Helium-3 melalui pererasan beta dengan umur paruh 12,32 tahun. Sejumlah kecil tritium dapat
dijumpai di alam oleh karena interaksi sinar kosmos dengan atmosfer bumi;
tritium juga dilepaskan selama uji coba nuklir. Ia juga digunakan dalam reaksi
fusi nuklir, sebagai penanda dalam geokimia isotop, dan terspesialisasi pada
peralatan self-powered lighting.Tritium juga
digunakan dalam penandaan percobaan kimia dan biologi sebagai radiolabel.
Hidrogen
adalah satu-satunya unsur yang memiliki tiga nama berbeda untuk isotopnya.
(Dalam awal perkembangan keradioaktivitasan, beberapa isotop radioaktif berat
diberikan nama, namun nama-nama tersebut tidak lagi digunakan). Simbol D dan T
kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada deuterium dan tritium, namun simbol
P telah digunakan untuk merujuk pada fosfor, sehingga tidak digunakan untuk merujuk pada protium. Dalam tatanama IUPAC, International
Union of Pure and Applied Chemistry mengijinkan
penggunaan D, T, 2H, dan 3H walaupun 2H
dan 3H lebih dianjurkan.
Hidrogen menarik perhatian para peneliti
disebabkan dapat dijadikan sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan. Pada
dasarnya, hidrogen diproduksi dengan mereaksikan antara uap air dengan gas metana
dengan meggunakan katalis nikel, kekurangan metode ini adalah menghasilkan
hasil samping berupa gas CO2 yag dapat mengakibatkan efek rumah kaca
Hidrogen
membutuhkan konstruksi tangki bahan bakar yang berbeda dengan mobil biasa.
Dalam bentuk gas, hidrogen adalah senyawa yang ringan dan mudah hilang.
Hidrogen 4 kali lebih cepat menguap dari methane dan 10 kali lebih cepat dari
uap bensin. Akibatnya tangki harus didisain dari logam khusus. Begitu juga halnya dengan hydrogen cair
yang memiliki karakteristik tidak jauh berbeda dengan hydrogen pada wujud gas,
justru hydrogen pada fasa cair ini lebih kompleks daripada hydrogen pada fasa
gas.
Hal
ini menyebabkan konstruksi tangki tidak hanya harus tahan bocor, tetapi juga
mampu menjaga agar hidrogen tetap dalam kondisi cair yaitu pada suhu -253
derajat celcius.
KEUNTUNGAN / KELEBIHAN
Keuntungan
menggunakan teknologi sel bahan bakar hidrogen ini adalah, udara lebih bersih
dan tak tergantung pada minyak asing. Dengan menggunakan bahan bakar kendaraan
bermotor berbasis hidrogen berarti akan menurunkan tingkat polusi dan
mengurangi efek rumah kaca. Disamping bisa membawa keuntungan bagi lingkungan
hidup, juga membawa keuntungan di bidang keuangan yang sangat perlu
dipertimbangkan: pengurangan ongkos produksi.
Kendaraan yang
memakai bahan bakar hidrogen diproduksi dari udara dan gas alami, yang
menawarkan keuntungan yang sangat besar bagi kesehatan dan bisa menyelamatkan
3700 hingga 6400 nyawa setiap tahunnya di negara Amerika Serikat, dengan
pengurangan polusi udara.
Salah satu
keuntungan jelas adalah bahwa sel-sel bahan bakar bersih karena produk
sampingan yang panas dan air. Produk sampingan ini tidak dapat membahayakan
lingkungan. Sel bahan bakar memiliki tingkat efisiensi berkisar antara –
dibandingkan dengan bensin dengan hanya tingkat efisiensi. Setiap kali listrik diperlukan Anda
dapat menggunakan sel bahan bakar. Ukuran sel bahan bakar scalable.
Ketika terbakar,
hidrogen melepaskan energi berupa panas dan menghasilkan air sebagai bahan
buangan (2H2 + O2 >— 2H2O). Sama sekali tidak mengeluarkan karbon. Jadi
penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar sangat membantu mengurangi polusi
Karbon Mioksida dan juga Karbon Monoksida sehingga sekaligus mengurangi efek
rumah kaca (meskipun pembakaran hidrogen juga menghasilkan polutan berupa
Nitrogen Oksida dalam jumlah kecil). Sebagai perbandingan 1 pound bensin yang
dibakar pada suhu 25 derajat Celcius dan tekanan 1 atmosfer akan menghasilkan
panas antara 19.000 Btu (44,5 kJ/g) s/d 20.360 Btu (47,5 kJ/g), sedangkan 1
pound Solar bisa menghasilkan panas antara 18.250/lb (42,5 kJ/g) s/d 19,240 Btu
(44,8 kJ/g). Hidrogen sendiri dalam kondisi yang sama (25 derajat Celcius dan
tekanan 1 atmosfer) dengan berat yang sama mampu menghasilan panas 51.500
Btu/lb (119,93 kJ/g) sampai 61.000 Btu (141,86 kJ/g) yang berarti hampir 3 kali
lipat dari panas yang bisa dihasilkan oleh pembakaran bensin dan solar.
Keunggulan lain
dari Hidrogen adalah jumlahnya di alam ini sangat melimpah, 93 % dari seluruh
atom yang ada di jagat raya ini adalah Hidrogen, unsur yang paling sederhana
dari semua unsur yang ada di alam ini . Tiga perempat dari massa jagat raya ini
adalah Hidrogen. Di bumi sendiri bentuk hidrogen yang paling umum kita kenal
adalah air (H2o).
Namun, tak semua
teknologi hidrogen adalah ramah lingkungan. Para peneliti melaporkan bahwa
penggunaan batubara untuk memproduksi hidrogen juga akan lebih berpotensi
menghasilkan efek rumah kaca, daripada jika seluruh pengemudi di Amerika
Serikat menggunakan kendaraan berbahan bakar gas atau elektrik, seperti yang
tersedia di pasaran.
Kelemahan Hidrogen
(H2) ini sebagai bahan bakar adalah sifatnya sebagai sumber energi yang tidak
bersifat langsung (primer) sebagaimana halnya gas alam, minyak atau batubara.
Hidrogen adalah energi turunan (Sekunder) sebagaimana halnya listrik yang tidak
bisa didapat langsung dari alam, melainkan harus diproduksi dengan menggunakan
sumber energi lain seperti Gas alam, minyak, batu bara, nuklir, energi matahari
dan berbagai sumber energi lainnya.
Sel bahan bakar hidrogen –yang
didengung-dengungkan secara luas sebagai sumber energi yang bebas polusi– bisa
jadi tidak sebersih dugaan semula. Demikian diungkapkan para ilmuwan dari
California Institute of Technology di Pasadena.
Menurut para peneliti itu, proses penyediaan
hidrogen pada sel-sel bahan bakar bisa membuat bumi lebih dingin, lebih
berawan, dan menciptakan lubang ozon yang lebih besar di kutub-kutub bumi.
Mengapa? Karena dalam proses produksi dan transportasinya, sekitar 10 hingga 20
persen gas itu akan lepas memenuhi atmosfer, begitu ditulis dalam laporan
penelitian di journal Science.
Peningkatan konsentrasi gas hidrogen itu ke udara
–tepatnya dua molekul hidrogen– dari level normal 0,5 ppm (parts per million)
akan menciptakan lebih banyak air (H2O) karena hidrogen (H2)
akan bereaksi dengan Oksigen (O2). Akibatnya langit bumi akan
dipenuhi lebih banyak awan.
Lubang Ozon Membesar
Sel bahan bakar hidrogen dianggap sebagai bentuk
energi multi guna, yakni bisa dipakai untuk apa saja, mulai dari keperluan
rumah tangga hingga menjadi bahan bakar kendaraan. Hidrogen sekaligus dipercaya
sebagai ramah lingkungan karena tidak menghasilkan gas buangan. Bahan ini
berpotensi menggantikan bahan bakar fosil (minyak bumi dan gas) yang dituduh
sebagai biang keladi polusi udara dan menimbulkan efek rumah kaca karena gas
buangannya menutupi atmosfer bumi.
Namun simulasi komputer yang dilakukan untuk
menguji teori ini memperlihatkan bahwa penggunaan hidrogen mengakibatkan suhu
stratosferis turun hingga 0,5 derajat Celcius, sehingga kedatangan musim semi
di kutub Utara dan Selatan akan terlambat. Selain itu lubang ozon yang terdapat
di atas kedua wilayah tersebut akan makin lebar, dalam dan bertahan lama.
Hilangnya lapisan ozon di bagian atas atmosfer
membuat sinar matahari menerobos langsung ke bumi dan akan meningkatkan resiko
kanker kulit. Adapun mengenai hilangnya lapisan ozon itu, banyak orang
menyalahkan penggunaan chlorofluorocarbon, bahan kimia yang digunakan pada
lemari es. Bahan ini sekarang telah dilarang penggunaannya.
Lapisan ozon yang bolong diharapkan bakal menutup
lagi dalam waktu 20 hingga 50 tahun seiring dengan hilangnya chlorofluorocarbon
dari atmosfer. Namun masuknya hidrogen ke atmosfer dikatakan akan memperburuk
kondisi ini. Bukan menyehatkan, hidrogen barangkali justru memperparah penyakit
yang diderita bumi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar