KATA
PENGANTAR
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang penipisan lapisan
ozon yang
penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Tiada
gading yang tak retak. Walaupun makalah ini kurang sempurna dalam pembahasan,
tetapi juga penulis yakin makalah ini memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Pengantar
Ilmu Lingkungan, Ibu Zalni Yetti yang telah memberikan arahan dan saran dalam
pembuatan makalah ini.
Dengan semata-mata mengharap ridho Allah SWT dan
memanjatkan puji syukur atas kebesaran-Nya, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Bandung, November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
IDENTITAS
MAHASISWA.................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR
ISI............................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
BAB
II PENIPISAN LAPISAN OZON.................................................................. 3
2.1 Definisi
dan Pembentukan Lapisan Ozon.................................................. 3
2.2 Manfaat Lapisan Ozon............................................................................... 4
2.3 Faktor
Penyebab Penipisan Lapisan Ozon................................................. 5
2.4 Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon.......................................................... 6
2.4.1 Reaksi Penipisan Ozon Stratosfer
karena CFC ................................ 7
2.4.2 Reaksi Perusakan Ozon oleh Bromin 7
2.5 Dampak Penipisan Lapisan Ozon .......................................................... 7
BAB III PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENIPISAN LAPISAN OZON 9
3.1 Pencegahan dari Penipisan
Lapisan Ozon.................................................. 9
3.2 Penanggulangan Penipisan
Lapisan Ozon.................................................. 10
3.3.1 Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh Badan Dunia 10
3.2.2 Penanggulangan
Penipisan Lapisan Ozon oleh Indonesia 11
3.2.3 Penanggulangan
Penipisan Lapisan Ozon
oleh
Masyarakat Dunia 12
BAB III SIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 13
3.1 Simpulan..................................................................................................... 13
3.2 Saran........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon
yang menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Indikasi
kerusakan lapisan ozon pertama kali ditemukan sekitar tiga setengah dekade yang
lalu oleh tim peneliti Inggris, British
Antarctic Survey (BAS), di benua Antartika. Beberapa tahun kemudian hasil
pantauan menyimpulkan kerusakan ozon di lapisan stratosfer menjadi begitu
parah. Lapisan ozon melindungi kehidupan di bumi dari radiasi ultraviolet
matahari. Namun, semakin membesarnya lubang ozon di kawasan kutub bumi akhir-
akhir ini sungguh mengkhawatirkan. Bila hal tersebut tidak diantisipasi, bisa
menimbulkan bencana lingkungan yang luar biasa.
Pada awal tahun 1980-an, para peneliti yang bekerja di
Antartika mendeteksi hilangnya ozon secara periodik di atas benua tersebut.
Keadaan yang dinamakan lubang ozon (suatu area ozon tipis pada lapisan ozon)
ini, terbentuk pada musim semi di Antartika dan berlanjut selama beberapa bulan
sebelum menebal kembali. Studi-studi yang dilakukan dengan balon pada
ketinggian tinggi dan satelit-satelit cuaca menunjukan bahwa persentase ozon
secara keseluruhan di Antartika sebenarnya terus menurun. Penerbangan yang
dilakukan untuk meneliti hal ini juga memberikan hasil yang sama.
Gas chlofluorocarbons
(CFC) disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan
ozon ini. Selain CFC, ada
pula hydrochlorofluorocarbons (HCFC), halons, methyl bromide, carbon tetra chloride, dan methylchloform. Ozon
tercipta jika radiasi yang berasal dari matahari bertemu dengan oksigen di
dalam atmosfer.
Penipisan lapisan ozon disebabkan
meningkatkan persentasi gas-gas yang bereaksi dengan ozon (O3) sehingga mengurangi kadarnya di atmosfir.
Di pihak lain, lapisan ozon ini diperlukan untuk mengurangi penetrasi
ultraviolet dari matahari.
Di lain pihak, manusia juga membutuhkan
ultraviolet ini guna menunjang ketersediaan vitamin D bagi setiap orang. Oleh
karena itu, ozon perlu dijaga konsentrasinya sehingga kehidupan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dan bagaimana proses pembentukan lapisan ozon
1.2.2 Apa manfaat dari lapisan ozon
1.2.3 Apa yang menjadi faktor penyebab menipisnya lapisan ozon
1.2.4 Bagaimana mekanisme penipisan lapisan ozon
1.2.5 Apa dampak yang ditimbulkan dari penipisan lapisan ozon
1.2.6 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mencegah menipisnya lapisan
ozon
1.2.7 Bagaimana upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi menipisnya lapisan ozon baik oleh Badan Dunia, Negara Indonesia
maupun masyarakat dunia.
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian dan proses
pembentukan lapisan ozon
1.3.2 Memberikan informasi kepada pembaca tentang
manfaat lapisan ozon
1.3.3 Menginformasikan kepada pembaca tentang
faktor penyebab penipisan lapisan ozon
1.3.4 Mendeskripsikan mekanisme proses penipisan
lapisan ozon
1.3.5 Memberikan informasi mengenai dampak yang
ditimbulkan dari penipisan lapisan ozon
1.3.6 Memberi penjelasan tentang upaya pencegahan
dan penanggulangan dari penipisan lapisan ozon.
BAB II
LAPISAN OZON
2.1 Definisi
dan Pembentukan Lapisan Ozon
Ozon
ditemukan oleh Christian Friedrich
Schonbein pada tahun 1840. Ozon merupakan molekul yang terdiri atas tiga
atom oksigen yang dilambangkan dengan simbol O3. Meskipun ozon bisa ditemukan
dalam jumlah yang kecil di semua lapisan atmosfer, namun karena adanya proses
kimia dan radiasi, keberadaannya tidak terlalu signifikan. Hampir sekitar 90
persen dari jumlah ozon yang ada di atmosfer berada pada lapisan teratas yang
dikenal dengan nama stratosfer, yang lokasinya sekitar 15-50 km di atas
permukaan bumi. Wilayah yang berisikan konsentrasi terbesar dari ozon ini
dinamakan sebagai lapisan ozon.
Ozon membentuk cairan berwarna biru tua pada suhu di
bawah -112 C, dan cairan berwarna biru tua gelap pada suhu di bawah -193 C.
Selain itu mempunyai bau yang keras, menusuk hidung serta terbentuk pada kadar
rendah dalam udara akibat arus eletrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi
seperti radiasi eletromagnetik. Ozon adalah gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan
berbahaya dan bila terhisap dapat merusak paru-paru bahkan mampu menyebabkan
kematian.
Secara alamiah ozon
dapat terbentuk melalui radiasi sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari.
Pada tahun 1930, Chapman menjelaskan
pembentukan ozon secara alamiah. Di mana ia menjelaskan bahwa sinar ultraviolet
dari pancaran sinar matahari mampu menguraikan gas oksigen di udara bebas.
Molekul oksigen
tersebut terurai menjadi dua buah atom oksigen, proses ini dikenal dengan nama photolysis. Lalu kedua atom oksigen tadi
secara alamiah bertumbukan dengan molekul gas oksigen yang ada disekitarnya,
kemudian terbentuklah ozon.
Reaksi Pembentukan Ozon :
Sinar Ultra Violet →
O ─ O + O → O3
Ozon yang terdapat pada
lapisan stratosfer yang dikenal dengan nama lapisan ozon adalah kumpulan ozon
yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis.
Lapisan ozon ini berada pada ketinggian 19 – 48 km (12 – 30 mil) di atas
permukaan bumi.
Selain
terjadi proses pembentukan molekul ozon, secara alamiah terjadi juga proses
penguraian O3. Sinar ultraviolet yang mempunyai energi tinggi dapat
memutus ikatan rantai molekul ozon, sehingga molekul ozon tersebut kembali
menjadi atom oksigen bebas (O) dan molekul oksigen (O2). Pada
kondisi normal, tanpa adanya Bahan Perusak Ozon (BPO), reaksi pembentukan dan
penguraian molekul Ozon terjadi dalam keadaan seimbang sehingga jumlah molekul
Ozon di stratosfir relatif stabil.
Reaksi Penguraian Ozon :
Sinar UV + O3 ===> O2
+ O
O + O3 ===> O2 + O2
2O3 <===> 3O2
2.2 Manfaat
Lapisan Ozon
Lapisan Ozon sangat
bermanfaat bagi segala kehidupan di bumi karena ia berfungsi sebagai :
1)
Melindungi
makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara menyerap hampir 90% radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh
matahari. Telah diketahui bahwa Sinar UV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan
:
a.
Penyakit
kanker kulit
b.
Katarak
c.
Kerusakan
genetik pada sel-sel manusia, hewan maupun tumbuhan.
d.
Penurunan
sistem kekebalan hewan, tumbuhan dan organisme yang hidup di air
e.
Mengurangi
hasil pertanian dan dan merusak tanaman
f.
Mematikan
anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton
yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan- hewan laut.
2)
Memberi efek pada suhu atmosfer yang
menentukan suhu dunia
2.3 Faktor Penyebab Penipisan Lapisan Ozon
Berdasarkan
hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang menjadi pelindung bumi dari radiasi
UV-B ini semakin menipis. Hal ini disebabkan karena adanya zat-zat pencemar
udara yang merusak lapisan ozon. Zat-zat perusak ozon tersebut dikenal dengan
nama Bahan Perusak Ozon (BPO), contohnya yaitu :
1)
Chlorofluorocarbon (CFC) dan Hydrochlorofluorocarbons
(HCFC). CFC yang berlebihan
dikonsumsi oleh masyarakat modern dunia sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. CFC dapat melepaskan
atom Chlorine dan dapat
merusak lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat di dunia dengan cara
yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan penggunaan Freon pada alat AC,
lemari es, dan alat pendingin lainnya merupakan salah satu bentuk yang turut andil dalam pengrusakan lapisan ozon, karena
alat ini menggunakan CFC-11, CFC-12, CFC 114 dan HCFC-22 dalam proses kerjanya.
Catatan : Penentuan Rumus Kimia suatu
CFC (Menggunakan Aturan 90)
Contoh : CFC-11 (Nama Dagang : Freon-11 atau
R-11)
CFC-11
: 11 + 90 = 101
101 merupakan 3 digit angka, dimana
:
·
Digit
Pertama menunjukkan jumlah atom Karbon (a)
·
Digit
Kedua menunjukkan jumlah atom Hidrogen (b)
·
Digit
Ketiga menunjukkan jumlah atom Fluorin (c)
·
Menghitung
jumlah atom klorin dengan Rumus (2.a + 2) - b -c
Sehingga
CFC-11 dengan jumlah atom karbon adalah 1, jumlah atom hidrogen adalah nol,
jumlah atom fluorin adalah 1, dan jumlah atom klorin (2.1 + 2 - 0 - 1 =3).
Jadi
rumus kimia CFC-11 adalah CFCl3. Artinya, ia memiliki 1 atom karbon,
tidak memiliki hidrogen, 1 atom fluorin, dan 3 atom klorin.
2)
Penggunaan
CFC-11, CFC-12 dan CFC-114 secara luas juga digunakan pada produk dengan alat
kerja penyemprot atau disebut aerosol spray seperti kaleng semprot untuk pengharum
ruangan, penyemprot rambut (hair spray), minya wangi/parfum,
insektisida, pembersih kaca (jendela), pembersih oven, produk-produk farmasi,
cat, minyak pelumas dan oli.
3)
Penggunaan
CFC-113 sebagai cairan pembersih (cleaning solvent) pada proses pembuatan peralatan elektronik,
penghilangan lemak (degreasing) logam
selama proses fabrikasi. Selain itu
CFC-113 digunakan untuk dry-cleaning
dan spot-cleaning pada industri
tekstil.
4)
Haloncarbon yang digunakan dalam zat cair pemadam kebakaran (aerosol
fire extinguiser) seperti
Methyl Bromide, Carbon Tetrachloride, dan Methyl
Chloroform.
5)
Penggunaan methyl chloroform dan carbon
tetrachloride sebagai bahan pelarut (solvent).
2.4 Mekanisme Penipisan Lapisan Ozon
Pada
lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin
atau bromin yang dihasilkan oleh zat/bahan perusak ozon seperti CFC dan Haloncarbon yang akan menghasilkan
radikal khlor dan brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui
reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon.
Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan
terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin
banyak senyawa yang mengandung khlor dan brom perusakan lapisan ozon semakin
parah.
Dalam
waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer
(10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV dan
membebaskan atom Chlorine. Bahan
kimia ini menipiskan lapisan ozon dengan bertindak sebagai katalis dalam suatu
reaksi kimia yang merubah ozon (O3) menjadi oksigen (O2).
Reaksi ini dipercepat dengan adanya kristal-kristal es di stratosfer yang
merupakan salah satu dari sumber bagi kerugian besar ozon di Antartika. Karena
CFC bertindak sebagai katalis, maka mereka tidak dikonsumsi dalam reaksi yang
merubah ozon menjadi oksigen, tetapi tetap ada di stratosfer dan terus menerus
merusak ozon selama bertahun-tahun.
Menurut
hasil penelitian, satu atom Cl dapat menguraikan sampai 100.000 senyawa ozon
dan bertahan sampai 40-150 tahun di atmosfer. Padahal stratosfer hanya bisa
menyerap sejumlah atom klorin, sehingga pada akhirnya meskipun penggunaan CFC
ditekan, jumlah yang ada dalam atmosfer masih cukup besar dan perlu waktu yang
sangat lama untuk diserap.
2.4.1 Reaksi
Penipisan Ozon Stratosfer karena CFC
Fotodisosiasi
CFC :
CFCl3
+ UV ==> CFCl2
+ Cl
Reaksi
dengan O3 :
O3
+ Cl ==> ClO + O2
ClO
+ O ==> Cl + O2
Hasil
:
O3
+ O ==> 2O2
2.4.2 Reaksi
Perusakan Ozon oleh Bromin
Senyawa
Bromine dipecah oleh sinar UV sehingga melepaskan Bromin, dan meng-katalisa
perusakan Ozon :
O3
+ Br ==> BrO + O2
BrO
+ O ==> Br + O2
Hasil :
O3 + O ==>
2O2
2.5 Dampak
Penipisan Lapisan Ozon
Apabila
lapisan ozon semakin tipis, praktis akan mengakibatkan beberapa hal sebagai
berikut :
1)
Lapisan
ozon akan membentuk lubang sehingga makin banyaknya sinar UV yang mencapai
bumi, karena untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan
radiasi UV sebesar 20 persen. Hal ini sangat berbahaya terhadap kelangsungan
makhluk hidup di bumi. Sinar ultraviolet dalam jumlah banyak dapat menyebabkan
:
a.
Kanker
kulit pada manusia
b.
Penyakit
katarak pada mata manusia
c.
Rusaknya
sistem imunisasi tubuh
d.
Perusakan
genetik atau sel-sel hidup pada manusia dan hewan
e.
Kehidupan
laut, ekosistem, dan hutan pun akan terganggu bila volume sinar ultra ungu
melebihi batas normal
f.
Menurunkan
produktifitas pertanian.
g.
Dengan
banyaknya radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang dapat
mengakibatkan penambahan jumlah reaksi
fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat
naiknya gangguan saluran pernapasan pada manusia.
2)
Gunung-gunung
es di kutub utara akan mencair yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut
dunia. Sehingga lambat laun daratan di bumi pun akan tenggelam
3)
Kerusakan
lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai “Global
Warming”. Sebagian besar
ozon stratosfer dihasilkan di kawasan
tropis dan diangkut ke ketinggian yang tinggi dengan skala besar putaran atmosfer semasa musim salju hingga musim
semi. Umumnya kawasan tropis memiliki ozon yang rendah.
BAB
III
PENCEGAHAN
DAN PENANGGULANGAN
PENIPISAN
LAPISAN OZON
3.1 Pencegahan
dari Penipisan Lapisan Ozon
Dalam memelihara lapisan ozon,
seluruh masyarakat di dunia harus bertindak yaitu dengan cara :
1)
Mengurangi atau tidak menggunakan lagi produk-produk
rumah tangga yang mengandung
zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi (Bahan Perusak Ozon) dari
sinar UV.
2)
Menggunakan selalu produk-produk yang berlogo ramah
ozon.
Gambar logo produk ramah ozon :
3)
Menggunakan alat pemadam api yang tidak mengandung Haloncarbon.
4)
Memeriksa dan merawat peralatan pendingin/pengatur suhu
dan sistem pemadam api secara berkala untuk memastikan tidak adanya kebocoran
BPO (CFC, HCFC atau Halon)
5)
Memastikan bahwa CFC/HCFC/Halon yang ada di dalam sistem
diambil kembali (recovery) dan didaur
ulang (recycle) dalam proses
perawatan dan perbaikan sistem pendingin atau pemadam api.
6)
Mengirim CFC/HCFC/Halon yang sudah tidak terpakai ke
fasilitas pengolahan BPO bekas seperti Halon Bank, Pusat Reklamasi CFC atau
Pemusnahan BPO.
7)
Mengganti
alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat perusak ozon dengan
alternatif lain yang lebih ramah lingkungan misalnya pembangkit tenaga listrik
dari sel surya, angin atau arus air terjun/turbin.
8)
Diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi
aktif masyarakat dalam program
perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan,
proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar “Save Our
Earth”.
9)
Tidak membakar
hutan maupun menebang pohon-pohon secara liar.
3.2 Penanggulangan
Penipisan Lapisan Ozon
3.3.1 Penanggulangan Penipisan Lapisan Ozon oleh
Badan Dunia
Isu penipisan lapisan ozon telah
dijadikan isu internasional oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk
Lingkungan Hidup, United Nations
Environment Programme (UNEP) sejak tahun 1987. Atas permintaan “United
Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan
Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam
jangka panjang. Semua data dari penelitian pemantauan di seluruh dunia
diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada
masyarakat ilmiah internasional.
Pada tahun 1977, pertemuan pakar
UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan ozon, dengan
ditandatanganinya Protokol Montreal pada tahun 1987, suatu perjanjian untuk
perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36
negara termasuk Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1990 diumumkan pelarangan
total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang
Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden Amerika Serikat,
George Bush.
Untuk memonitor berkurangnya ozon
secara global, National Aeronautics and
Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer. Satelit
dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km (372 mil) untuk
mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas
pertama tentang kimiawi atmosfer di atas.
Perhatian negara-negara di dunia
terhadap penipisan lapisan ozon sebenarnya sudah ada sebelum lahirnya Protokol
Montreal. Yaitu dengan terciptanya kebijakan dalam perlindungan lapisan ozon
pada tahun 1981 melalui keputusan UNEP Governing Council, merupakan kelompok
kerja yang beranggotakan wakil dari beberapa negara. Kelompok kerja ini
menyusun suatu konsep “Konvensi untuk Perlindungan Lapisan Ozon.”
Sampai kemudian pada tahun 1985
dokumen ini dikenal dengan Konvensi Wina, yang berisikan tentang perlindungan
terhadap lapisan ozon. Dokumen ini diadopsi oleh negara-negara Uni Eropa serta
21 negara lainnya di dunia. Konvensi Wina merupakan titik awal pergerakan dalam
menyelamatkan lapisan ozon. Konvensi Wina merupakan landasan hukum pelaksanaan
perlindungan lapisan ozon ditingkat internasional yang mensyaratkan seluruh
negara pihak untuk bekerjasama
melaksanakan pengamatan, penelitian dan pertukaran informasi guna
memperoleh pemahaman yang lebih baik dan mengkaji dampak kegiatan manusia
terhadap lapisan ozon serta dampak penipisan lapisan ozon terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan.
Tak lama setelah itu muncul Protokol
Montreal pada tanggal 16 September 1987. Protokol Montreal memuat aturan
pengawasan produksi, konsumsi dan perdagangan bahan-bahan perusak lapisan ozon.
Dalam protokol tersebut tercantum jenis-jenis bahan kimia yang masuk dalam
daftar pengawasan serta jadwal penghapusan masing-masing jenis BPO. Protokol
Montreal kemudian mengalami penyempurnaan melalui penetapan Amandemen London
(1989), Amandemen Kopenhagen (1992), Amandemen Montreal (1997) serta Amandemen
Beijing (1999).
3.2.2 Penanggulangan
Penipisan Lapisan Ozon oleh Indonesia
Pada
tahun 1992, Indonesia meratifikasi Protokol Montreal dan Konvensi Wina melalui
Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pengesahan Konvensi Wina dan
Protokol Montreal. Dilakukannya hal ini sebagai bentuk upaya Indonesia dalam
rangka perlindungan lapisan ozon.
Aksi
nyata yang dilakukan seperti penghapusan CFC sebagai salah satu Bahan Perusak
Ozon (BPO) pada sektor manufaktur refrigrasi yang dilaksanakan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup bekerjasama dengan United Nations Development Programme
(UNDP). Kegiatan proyek dilaksanakan mulai tahun 2003 sampai 2007 dengan tujuan
untuk menghapuskan penggunaan CFC pada industri yang memproduksi alat
pendingin. Proyek ini merupakan pelaksanaan Konvensi Wina dan Protokol
Montreal.
Jadwal penghapusan BPO yang berlaku bagi
Indonesia adalah sebagai berikut :
Bahan Perusak Ozon
|
Jadwal Penghentian
Impor
|
Halon
|
1998
|
TCA
|
1998
|
CTC
|
1998
|
CFC
|
2007
|
Methyl Bromida
|
2015
|
HCFC
|
2040
|
|
3.2.3 Penanggulangan
Penipisan Lapisan Ozon oleh Masyarakat Dunia
Salah
satu upaya masyarakat dalam membantu upaya pemerintah untuk menanggulangi
menipisnya lapisan ozon yaitu dengan cara penanaman tumbuhan dan pohon-pohon
sekaligus melestarikannya.
Karena
dengan banyaknya pohon, maka banyak pula oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan
atau pohon tersebut. Dengan banyaknya kandungan oksigen di udara bebas maka
semakin banyak juga ozon yang terbentuk dan naik ke atmosfer. Sehingga
membentuk lapisan ozon yang tebal dan stabil keberadaannya.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Lapisan
Ozon adalah lapisan yang melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet dari
matahari. Lapisan ini berada di lapisan stratosfer bumi yang terletak di
sekitar 15-50 km di atas
permukaan bumi. Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan
bahan-bahan yang mengandung Bahan Perusak Ozon (BPO) telah banyak digunakan
oleh masyarakat dunia hingga sekarang. Sehingga menimbulkan kerusakan pada
lapisan ozon dengan terbentuknya lubang ozon.
Oleh karena itu dilakukan upaya
pencegahan dan penanggulangan oleh semua masyarakat dunia untuk mengantisipasi
kerusakan pada lapisan ozon. Tindakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat
dunia untuk mencegah penipisan lapisan ozon diantaranya adalah sebagai berikut.
1)
Mengurangi
atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat
merusak lapisan ozon.
2)
Mengganti alat-alat kebutuhan yang berpotensi menghasilkan zat-zat
perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan.
3)
Meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam program
perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan
ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak
lapisan ozon dengan cara mengadakan seminar-seminar dan
penyuluhan secara rutin di berbagai organisasi masyarakat.
4.2 Saran
Dari pembahasan, maka penulis memberikan
saran-saran kepada pembaca agar peduli terhadap lapisan ozon dengan cara
sebagai berikut.
1)
Memperluas ilmu mengenai faktor penyebab dan dampak
kerusakan lapisan ozon.
2)
Berperan aktif dalam suatu seminar atau acara
tentang penipisan lapisan ozon agar mengetahui bagaimana pencegahan dan
penanggulangan lapisan ozon.
3)
Mengurangi
atau tidak menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak
lapisan ozon.
DAFTAR PUSTAKA
(23 Jul 2010)
(13 Apr 2009)