ANCAMAN KEPUNAHAN BAGI FAUNA INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Alloh SWT. Karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan salah
satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan dalam bentuk makalah yang
berjudul “ Ancaman Kepunahan Bagi Fauna Indonesia “ ini.
Dalam penyusunan tugas atau materi
ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan
berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan
baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Ibu Dra. Zalni yetti yang
telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis
termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
- Orang tua yang telah turut
membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini
selesai.
- Tyas hastya yang telah
membantu memberikan sarana dalam proses penyusunan makalah ini
Akhirnya penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan
dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Semoga materi ini dapat
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam hayati. Sekitar 30
persen jenis hewan yang ada di muka bumi diperkirakan ada dan hidup di
Indonesia. Sampai saat ini saja, para ilmuwan pun masih terus mencari berbagai
jenis hewan baru yang mungkin masih belum terdeteksi keberadaanya. Keberadaan
fauna ( hewan ) memang tak dapat dipisahkan didalam kehidupan manusia. hewan
mempunyai manfaat yang besar bagi
kehidupan manusia. Dalam hal ini Manusia membutuhkan makanan dari hewan untuk
keperluan tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Manusia juga terkadang
menjadikan hewan-hewan tersebut sebagai peliharaan yang mampu memberikan
kepuasan tersendiri.
Meskipun menyadari betapa pentingnya
keanekaragaman hayati untuk waktu yang lama, namun aktivitas manusia ternyata
telah menyebabkan kepunahan besar-besaran. Seperti laporaan Environment New Service pada bulan
Agustus 1999 yang menyebutkan bahwa "tingkat kepunahan abad ini mendekati
1.000 kali dari sebelumnya dan mungkin naik sampai 10.000 kali pada abad
berikutnya. jika kecenderungan ini terus berlangsung, akan mengakibatkan kerugian dan mempermudah kepunahan seperti yang
terjadi pada masa lalu. Fakta ini juga diperkuat dengan Sebuah laporan
utama, Millennium
Ecosystem Assessment, dirilis Maret 2005 yang menyoroti kerugian yang besar
dari hilangnya keanekaragaman kehidupan di bumi, dengan 10-30% dari mamalia,
jenis burung dan amfibi terancam punah, akibat tindakan manusia.
Isu kepunahan sejumlah fauna ini tentu
menjadi satu hal yang patut untuk diperhatikan, terutama oleh seluruh bangsa
indonesia yang merupakan bangsa dengan sejuta plasma nutfah. Hal ini ditujukan
agar fauna-fauna terancam punah yang ada di indonesia tidak dibiarkan begitu
saja dan menunggu waktu untuk dijemput kepunahannya. Adapun berkenaan dengan
masalah tersebut, maka penulis merasa perlu untuk membahas masalah kepunahan
fauna-fauna ini dalam makalah yang berjudul “ Ancaman Kepunahan Bagi Fauna
Indonesia “ini.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa itu Fauna
2.
Mengapa Fauna Indonesia terancam punah
3.
Bagaimana dampak dari adanya ancaman
kepunahan bagi Fauna Indonesia
4.
Bagaimana cara pencegahan dan
penanggulangan ancaman kepunahan tersebut
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Fauna- fauna Indonesia yang terancam punah
2.
Mengetahui penyebab dari adanya
ancaman kepunahan bagi fauna Indonesia
3.
Mengetahui dampak dari ancaman
kepunahan fauna Indonesia
4.
Mengetahui cara mencegah dan
menanggulangi ancaman kepunahan Fauna di Indonesia
BAB II
FAUNA INDONESIA
2.1 Fauna di Indonesia
Fauna Indonesia mencerminkan posisinya di antara benua
Asia ( oriental ) dan benua Australia. Secara geologis, kepulauan Indonesia
terbagi atas 3 wilayah yaitu bagian barat yang menyatu dengan Asia disebut
landas kontinen sunda ( paparan sunda ), bagian tengah disebut wilayah
peralihan sedangkan bagian timur Indonesia yang menyatu dengan benua Australia
disebut Paparan Sahul.
Diantara landasan kontinen sunda dan
wilayah peralihan terdapat garis Wallace yaitu garis khayal yamg membatasi
jenis fauna dan flora asiatis dengan jenis fauna dan flora perlihan, sedangkan
antara wilayah peralihan dengan landas kontinen sahul terdapat garis batas
fauna dan flora Australia yang bernama garis weber.
2.2 Kepunahan Fauna di Indonesia
Isu tentang kepunahan Fauna
memang menjadi hal yang perlu untuk dipahami bersama, terlebih oleh
Negara-negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa tinggi
seperti Indonesia. Sebagai salah satu sumber flasma nutfah terbesar, Indonesia memiliki keanekagaraman
jenis fauna yang sangat kaya. Taksiran jumlah jenis fauna Indonesia adalah sebagai berikut. Hewan menyusui ada 300
jenis, burung 7500 jenis, reptil 2500 jenis, amfibi 1000 jenis, ikan
8500 jenis, keong 20000 jenis dan serangga 250000 jenis. Indonesia
memiliki 420 jenis burung yang tersebar di 24 lokasi. Beberapa pulau
di Indonesia memiliki jenis hewan endemik, terutama di Palau Sulawesi, Papua
dan di Kepulauan Mentawai. Namun dibalik fakta menarik ini, ancaman kepunahan
fauna senantiasa akan mengancam keberadaan fauna-fauna Indonesia tersebut.
Menurut IUCN ( International
Union for Conservation of Nature ),keberadaan suatu fauna dapat dibedakan
berdasarkan klasifikasi berdasarkan tingkat ancaman kepunahannya. Klasifikasi
tersebut adalah sebagai berikut:
·
Extinct (EX; Punah) adalah status konservasi yag
diberikan kepada spesies yang terbukti (tidak ada keraguan lagi) bahwa
individu terakhir spesies tersebut sudah mati. Dalam IUCN Redlist tercatat 723
hewan dan 86 tumbuhan yang berstatus Punah. Contoh satwa Indonesia yang telah
punah diantaranya adalah; Harimau Jawa dan Harimau Bali.
·
Extinct in the Wild (EW; Punah Di Alam Liar) adalah status konservasi yang
diberikan kepada spesies yang hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau
di luar habitat alami mereka. Dalam IUCN Redlist tercatat 38 hewan dan 28
tumbuhan yang berstatus Extinct in the Wild.
- Critically
Endangered (CR; Kritis) adalah status konservasi yang
diberikan kepada spesies yang menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat.
Dalam IUCN Redlist tercatat 1.742 hewan dan 1.577 tumbuhan yang berstatus
Kritis. Contoh satwa Indonesia yang berstatus kritis antara lain; Harimau Sumatra,
Badak Jawa,
Badak Sumatera, Jalak Bali,
Orangutan Sumatera, Elang Jawa,
Trulek Jawa, Rusa Bawean.
- Endangered (EN; Genting atau Terancam)
adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang
menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi pada waktu yang akan
datang. Dalam IUCN Redlist tercatat 2.573 hewan dan 2.316 tumbuhan yang
berstatus Terancam. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara
lain; Banteng, Anoa, Mentok Rimba, Maleo, Tapir,
Trenggiling, Bekantan, dan
Tarsius.
- Vulnerable (VU; Rentan) adalah status
konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko
kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. Dalam IUCN Redlist
tercatat 4.467 hewan dan 4.607 tumbuhan yang berstatus Rentan. Contoh
satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Kasuari, Merak Hijau,
dan Kakak Tua Maluku.
- Near Threatened (NT; Hampir Terancam)
adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang mungkin berada
dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak
masuk ke dalam status terancam. Dalam IUCN Redlist tercatat 2.574 hewan
dan 1.076 tumbuhan yang berstatus Hampir Terancam. Contoh satwa Indonesia
yang berstatus Terancam antara lain; Alap-alap Doria, Punai Sumba,
- Least Concern (LC; Berisiko Rendah)
adalah kategori IUCN yang diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi
namun tidak masuk ke dalam kategori manapun. Dalam IUCN Redlist tercatat
17.535 hewan dan 1.488 tumbuhan yang berstatus Contoh satwa Indonesia yang
berstatus Terancam antara lain; Ayam Hutan Merah,
Ayam Hutan Hijau, dan Landak.
- Data Deficient (DD; Informasi Kurang),
Sebuah takson dinyatakan “informasi kurang” ketika informasi yang ada
kurang memadai untuk membuat perkiraan akan risiko kepunahannya
berdasarkan distribusi dan status populasi. Dalam IUCN Redlist tercatat
5.813 hewan dan 735 tumbuhan yang berstatus Informasi kurang. Contoh satwa
Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Punggok Papua, Todirhamphus
nigrocyaneus,
- Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi);
Sebuah takson dinyatakan “belum dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk
kriteria-kriteria di atas. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam
antara lain; Punggok Togian.
2.3 Daftar Fauna YangTerancam Punah
Dalam
makalah ini, penulis akan mengupas sejumlah fauna yang termasuk kedalam
kategori critically endangered dan endangered. Sengaja penulis batasi
pembahasan materi ini pada kedua
kategori tersebut karena berdasarkan penelitian, kedua kategori inilah yang
saat ini harus benar-benar diperhatikan karena kepunahannya yang semakin
mengintai.
1. Critically endangered.
Fauna Indonesia yang termasuk dalam
kategori ini adalah:
Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus). Binatang endemik pulau Jawa dan hanya
terdapat di TN. Ujung Kulon ini merupakan binatang paling langka di dunia
dengan jumlah populasi hanya 20-27 ekor.
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis).
Populasi badak sumatera hanya 220-275 ekor (2007), bahkan menurut International
Rhino Foundation (Virginia) diperkirakan populasi badak sumatera tidak
mencapai 200 ekor (2010).
Macan Tutul Jawa atau Macan Kumbang (Panthera
pardus melas). Subspesies ini populasinya kurang dari 250 ekor.
Rusa Bawean (Axis kuhlii) Binatang
langka endemik pulau Bawean dengan populasi antara 250-300 ekor (2006).
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Subspesies harimau ini populasinya tinggal 400-500 ekor.
Beruk Mentawai (Macaca pagensis). Satwa endemik
dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara 2.100-3.700 ekor.
Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Binatang
langka ini populasinya sekitar 7.300 ekor (2004).
Simpei Mentawai (Simias concolor). Endemik
Kepulauan Mentawai. Populasi 6.000-15.500 ekor (2006).
Kanguru Pohon Mantel Emas ().
Endemik Papua, populasinya N/A.
Kanguru Pohon Mbaiso atau Dingiso (Dendrolagus mbaiso).
Endemik Papua Indonesia
Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra). Kera langka
dari Maluku dan Sulawesi dengan populasi sekitar 100.000 ekor.
2.
Endangered
- Anoa Dataran Rendah (Bubalus
depressicornis)
- Anoa Pegunungan (Bubalus
quarlesi)
- Ajag (Cuon alpinus)
- Banteng (Bos
javanicus)
- Bekantan (Nasalis
larvatus)
- Gajah Sumatera
(Elephant maximus sumatranus)
- Gibbon Kalimantan (Hylobates
muelleri)
- Gibbon Kalimantan
White-bearded Gibbon (Hylobates agilis)
- Kambing Hutan Sumatera
(Capricornis sumatraensis sumatraensis)
- Kanguru Pohon Goodfellow (Dendrolagus
goodfellowi)
- Kucing Merah (Pardofelis
badia)
- Kukang Jawa (Nycticebus
javanicus)
- Kuskus (Phalanger
alexandrae)
- Lutra Sumatra (Lutra
sumatrana)
- Macan Dahan
Kalimantan (Neofelis diardi borneensis)
- Macan Dahan Sumatera (Neofelis
diardi diardi)
- Monyet Sulawesi (Macaca
maura)
- Musang Air (Cynogale
bennettii)
- Orangutan Kalimantan (Pongo
pygmaeus)
- Owa Jawa (Hylobates
moloch)
- Paus Bersirip (Balaenoptera
physalus)
- Paus Biru (Balaenoptera
musculus)
- Siamang (Hylobates
klossii)
- Siamang (Symphalangus syndactylus)
- Tapir Asia (Tapirus
indicus)
- Trenggiling (Manis
javanica)
- Ungko (Hylobates agilis)
- Wau-wau (Hylobates lar)
2.4 Penyebab Kepunahan
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama
untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran,
butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk
bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga
terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa
tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya
regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara
signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk
melakukan regenerasi.
2. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi
malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang
untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa
memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi
para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet
untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi
pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan
kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak
spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang
atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
3. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti
tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan
banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk
meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu
yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran,
tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan
mungkin tidak akan terelakkan lagi.
4. Didesak Populasi Lain Yang Lebih
Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan
tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah
lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
5.Kerusakan Habitat
6. Perburuan liar
2.5 Dampak yang ditimbulkan dari
adanya ancaman kepunahan bagi fauna Indonesia
1. berkurangnya keanekaragaman hayati terutama keanekaragaman hayati
yang endemik yang tidak mudah ditemui di
Negara lain.
2. Putusnya rantai kehidupan sejumlah spesies
3. munculnya ketidakseimbangan ekosistem alam.
4. berpengaruh terhadap sektor pariwisata. Seperti ketika komodo punah,
maka kunjungan pariwisata ke pulau
komodo kemungkinan akan berkurang.
BAB
III
UPAYA
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
3.1 Pencegahan
Suatu spesies agar
tidak terancam punah atau bahkan mengalami kepunahan, maka perlu dilakukan
beberapa hal. Hal tersebut diantaranya:
1.Penangkaran
Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui
pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya. Penangkaran tumbuhan dan satwa liar
berbentuk :
- Pengembangbiakan satwa,
- Pembesaran satwa, yang
merupakan pembesaran anakan dari telur yang diambil dari habitat alam yang
ditetaskan di dalam lingkungan terkontrol dan atau dari anakan yang
diambil dari alam (ranching/rearing),
- Perbanyakan tumbuhan secara
buatan dalam kondisi yang terkontrol (artificial propagation).
Pengembangbiakan satwa adalah kegiatan penangkaran berupa
perbanyakan individu melalui cara reproduksi kawin (sexual) maupun
tidak kawin (asexual) dalam lingkungan buatan dan atau semi alami
serta terkontrol dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Pembesaran
satwa adalah kegiatan penangkaran yang dilakukan dengan pemeliharaan dan
pembesaran anakan atau penetasan telur satwa liar dari alam dengan tetap
mempertahankan kemurnian jenisnya.
2. Tidak merusak habitat hewan
3. Memperketat pengawasan terhadap perburuan liar ataupun
tindakan mengancam kelestarian fauna lainnya.
4. diterapkannya kewajiban memiliki sertifikat hak
pelihara bagi mereka yang ingin memelihara hewan liar.
3.2 Penanggulangan
Jika
suatu hewan telah termasuk kategori terancam punah, maka hal yang perlu
dilakukan adalah:
1.Penangkaran hewan-hewan yang terancam
punah tersebut, agar tidak benar-benar punah.
2.Dibangun tempat-tempat konservasi.
Diantaranya, suaka alam yang meliputi cagar alam dan suakamargasatwa, taman
nasional, taman hutan raya dan tempat-tempat konservasi lainnya.
3.Melakukan rehabilitasi hutan yang
telah rusak agar fauna yang tersisa bisa melanjutkan hidup.
4. Memasukkan hewan yang terancam punah
tersebut kedalam daftar fauna yang dilindungi Negara.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Simpulan
Sejumlah Fauna
di Indonesia telah termasuk kedalam kategori fauna yang terancam punah. Hal ini
didapat dari survey yang telah dilakukan oleh IUCN. Adapun factor penyebab dari
ancaman kepunahan tersebut ada yang disebabkan oleh manusia, seperti perburuan liar,
perusakan habitat dll. Juga ada yang disebabkan karena factor alam seperti bencana
ataupun kemampuan regenerasi yang rendah dari fauna itu sendiri. Adapun Fauna
fauna terancam punah tersebut tentu harus mendapat perlindungan dan perhatian
yang serius agar keberadaannya tidak semakin memprihatinkan. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah dengan pembangunan tempat-tempat konservasi ataupun
segala bentuk tindakan yang mampu mempertahankan kelestarian fauna itu sendiri.
4.2
saran
Agar fauna
tidak semakin terancam punah, maka kita sebagai khalifahdi muka bumi hendaknya
terus menjaga kelestarian lingkungan, termasuk kelestarian hutan sebagai
habitat para fauna. Kita juga harus menghindarkan diri dari tindakan membunuh
hewan liar, baik itu melalui perburuan liar ataupun tindakan lain yang mampu
membahayakan keberadaan fauna itu sendiri. Adapun terhadap pemerintah,
hendaknya pengawasan terhadap kelestarian fauna tersebut dapat ditingkatkan
serta penindakan terhadap para perusak kelestarian mampu ditingkatkan ketegasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar