Sabtu, 22 September 2012

terancam punahnya fauna


ANCAMAN KEPUNAHAN BAGI FAUNA INDONESIA

          KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. Karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan dalam bentuk makalah yang berjudul “ Ancaman Kepunahan Bagi Fauna Indonesia “ ini.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Dra. Zalni yetti yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
  2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
  3. Tyas hastya yang telah membantu memberikan sarana dalam proses penyusunan makalah ini
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan sumber daya alam hayati. Sekitar 30 persen jenis hewan yang ada di muka bumi diperkirakan ada dan hidup di Indonesia. Sampai saat ini saja, para ilmuwan pun masih terus mencari berbagai jenis hewan baru yang mungkin masih belum terdeteksi keberadaanya. Keberadaan fauna ( hewan ) memang tak dapat dipisahkan didalam kehidupan manusia. hewan mempunyai manfaat  yang besar bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini Manusia membutuhkan makanan dari hewan untuk keperluan tubuhnya agar tetap hidup dan sehat. Manusia juga terkadang menjadikan hewan-hewan tersebut sebagai peliharaan yang mampu memberikan kepuasan tersendiri.
Meskipun menyadari betapa pentingnya keanekaragaman hayati untuk waktu yang lama, namun aktivitas manusia ternyata telah menyebabkan kepunahan besar-besaran. Seperti laporaan Environment New Service pada bulan Agustus 1999 yang menyebutkan bahwa "tingkat kepunahan abad ini mendekati 1.000 kali dari sebelumnya dan mungkin naik sampai 10.000 kali pada abad berikutnya. jika kecenderungan ini terus berlangsung, akan mengakibatkan kerugian dan mempermudah kepunahan seperti yang terjadi pada masa lalu. Fakta ini juga diperkuat dengan Sebuah laporan utama, Millennium Ecosystem Assessment, dirilis Maret 2005 yang menyoroti kerugian yang besar dari hilangnya keanekaragaman kehidupan di bumi, dengan 10-30% dari mamalia, jenis burung dan amfibi terancam punah, akibat tindakan manusia.
Isu kepunahan sejumlah fauna ini tentu menjadi satu hal yang patut untuk diperhatikan, terutama oleh seluruh bangsa indonesia yang merupakan bangsa dengan sejuta plasma nutfah. Hal ini ditujukan agar fauna-fauna terancam punah yang ada di indonesia tidak dibiarkan begitu saja dan menunggu waktu untuk dijemput kepunahannya. Adapun berkenaan dengan masalah tersebut, maka penulis merasa perlu untuk membahas masalah kepunahan fauna-fauna ini dalam makalah yang berjudul “ Ancaman Kepunahan Bagi Fauna Indonesia “ini.

1.2     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Fauna 
2.      Mengapa Fauna Indonesia terancam punah
3.      Bagaimana dampak dari adanya ancaman kepunahan bagi Fauna Indonesia
4.      Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan ancaman kepunahan tersebut
1.3     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui  Fauna- fauna Indonesia yang terancam punah
2.      Mengetahui penyebab dari adanya ancaman kepunahan bagi fauna Indonesia
3.      Mengetahui dampak dari ancaman kepunahan fauna Indonesia   
4.      Mengetahui cara mencegah dan menanggulangi ancaman kepunahan Fauna di Indonesia











BAB II
FAUNA INDONESIA

2.1 Fauna di Indonesia
            Fauna Indonesia mencerminkan posisinya di antara benua Asia ( oriental ) dan benua Australia. Secara geologis, kepulauan Indonesia terbagi atas 3 wilayah yaitu bagian barat yang menyatu dengan Asia disebut landas kontinen sunda ( paparan sunda ), bagian tengah disebut wilayah peralihan sedangkan bagian timur Indonesia yang menyatu dengan benua Australia disebut Paparan Sahul.
            Diantara landasan kontinen sunda dan wilayah peralihan terdapat garis Wallace yaitu garis khayal yamg membatasi jenis fauna dan flora asiatis dengan jenis fauna dan flora perlihan, sedangkan antara wilayah peralihan dengan landas kontinen sahul terdapat garis batas fauna dan flora Australia yang bernama garis weber.
       2.2 Kepunahan Fauna di Indonesia
Isu tentang kepunahan Fauna memang menjadi hal yang perlu untuk dipahami bersama, terlebih oleh Negara-negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa tinggi seperti Indonesia. Sebagai salah satu sumber flasma nutfah terbesar, Indonesia memiliki keanekagaraman jenis fauna yang sangat kaya. Taksiran jumlah jenis fauna Indonesia adalah sebagai berikut. Hewan menyusui ada 300 jenis, burung 7500 jenis, reptil 2500 jenis, amfibi 1000 jenis, ikan 8500 jenis, keong 20000 jenis dan serangga 250000 jenis. Indonesia memiliki 420 jenis burung yang tersebar di 24 lokasi. Beberapa pulau di Indonesia memiliki jenis hewan endemik, terutama di Palau Sulawesi, Papua dan di Kepulauan Mentawai. Namun dibalik fakta menarik ini, ancaman kepunahan fauna senantiasa akan mengancam keberadaan fauna-fauna Indonesia tersebut.
Menurut IUCN ( International Union for Conservation of Nature ),keberadaan suatu fauna dapat dibedakan berdasarkan klasifikasi berdasarkan tingkat ancaman kepunahannya. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: 
·         Extinct (EX; Punah) adalah status konservasi yag diberikan kepada spesies yang terbukti  (tidak ada keraguan lagi) bahwa individu terakhir spesies tersebut sudah mati. Dalam IUCN Redlist tercatat 723 hewan dan 86 tumbuhan yang berstatus Punah. Contoh satwa Indonesia yang telah punah diantaranya adalah; Harimau Jawa dan Harimau Bali.
·         Extinct in the Wild (EW; Punah Di Alam Liar) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau di luar habitat alami mereka. Dalam IUCN Redlist tercatat 38 hewan dan 28 tumbuhan yang berstatus Extinct in the Wild.
  • Critically Endangered (CR; Kritis) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang menghadapi risiko kepunahan di waktu dekat. Dalam IUCN Redlist tercatat 1.742 hewan dan 1.577 tumbuhan yang berstatus Kritis. Contoh satwa Indonesia yang berstatus kritis antara lain; Harimau Sumatra, Badak Jawa, Badak Sumatera, Jalak Bali, Orangutan Sumatera, Elang Jawa, Trulek Jawa, Rusa Bawean.
  • Endangered (EN; Genting atau Terancam) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar yang tinggi pada waktu yang akan datang. Dalam IUCN Redlist tercatat 2.573 hewan dan 2.316 tumbuhan yang berstatus Terancam. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Banteng, Anoa, Mentok Rimba, Maleo, Tapir, Trenggiling, Bekantan, dan Tarsius.
  • Vulnerable (VU; Rentan) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar pada waktu yang akan datang. Dalam IUCN Redlist tercatat 4.467 hewan dan 4.607 tumbuhan yang berstatus Rentan. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Kasuari, Merak Hijau, dan Kakak Tua Maluku.
  • Near Threatened (NT; Hampir Terancam) adalah status konservasi yang diberikan kepada spesies yang mungkin berada dalam keadaan terancam atau mendekati terancam kepunahan, meski tidak masuk ke dalam status terancam. Dalam IUCN Redlist tercatat 2.574 hewan dan 1.076 tumbuhan yang berstatus Hampir Terancam. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Alap-alap Doria, Punai Sumba,
  • Least Concern (LC; Berisiko Rendah) adalah kategori IUCN yang diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori manapun. Dalam IUCN Redlist tercatat 17.535 hewan dan 1.488 tumbuhan yang berstatus Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Ayam Hutan Merah, Ayam Hutan Hijau, dan Landak.
  • Data Deficient (DD; Informasi Kurang), Sebuah takson dinyatakan “informasi kurang” ketika informasi yang ada kurang memadai untuk membuat perkiraan akan risiko kepunahannya berdasarkan distribusi dan status populasi. Dalam IUCN Redlist tercatat 5.813 hewan dan 735 tumbuhan yang berstatus Informasi kurang. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Punggok Papua, Todirhamphus nigrocyaneus,
  • Not Evaluated (NE; Belum dievaluasi); Sebuah takson dinyatakan “belum dievaluasi” ketika tidak dievaluasi untuk kriteria-kriteria di atas. Contoh satwa Indonesia yang berstatus Terancam antara lain; Punggok Togian.
2.3 Daftar Fauna YangTerancam Punah

            Dalam makalah ini, penulis akan mengupas sejumlah fauna yang termasuk kedalam kategori critically endangered dan endangered. Sengaja penulis batasi
pembahasan materi ini pada kedua kategori tersebut karena berdasarkan penelitian, kedua kategori inilah yang saat ini harus benar-benar diperhatikan karena kepunahannya yang semakin mengintai.
1.      Critically endangered.
Fauna Indonesia yang termasuk dalam kategori ini adalah: 

Description: Badak jawa satwa paling langka di dunia Badak Jawa (Rhinocerus sondaicus). Binatang endemik pulau Jawa dan hanya terdapat di TN. Ujung Kulon ini merupakan binatang paling langka di dunia dengan jumlah populasi hanya 20-27 ekor.
Description: javaleopard-panthera-pardus-melasBadak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Populasi badak sumatera hanya 220-275 ekor (2007), bahkan menurut International Rhino Foundation (Virginia) diperkirakan populasi badak sumatera tidak mencapai 200 ekor (2010).
Macan Tutul Jawa atau Macan Kumbang (Panthera pardus melas). Subspesies ini populasinya kurang dari 250 ekor.
Description: rusa-bawean-axis-kuhliiRusa Bawean (Axis kuhlii) Binatang langka endemik pulau Bawean dengan populasi antara 250-300 ekor (2006).
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae). Subspesies harimau ini populasinya tinggal 400-500 ekor.
Beruk Mentawai (Macaca pagensis). Satwa endemik dan langka dari Kepulauan Mentawai, populasinya antara 2.100-3.700 ekor.
Description: orangutan-dan-bayinyaOrangutan Sumatera (Pongo abelii). Binatang langka ini populasinya sekitar 7.300 ekor (2004).
Simpei Mentawai (Simias concolor). Endemik Kepulauan Mentawai. Populasi 6.000-15.500 ekor (2006).
Kanguru Pohon Mantel Emas (Description: dendrolagus-pulcherrimus). Endemik Papua, populasinya N/A.
Kanguru Pohon Mbaiso atau Dingiso (Dendrolagus mbaiso). Endemik Papua Indonesia
Kera Hitam Sulawesi (Macaca nigra). Kera langka dari Maluku dan Sulawesi dengan populasi sekitar 100.000 ekor.

2.      Endangered
  1. Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis)
  2. Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi)
  3. Ajag (Cuon alpinus)
  4. Banteng (Bos javanicus)
  5. Bekantan (Nasalis larvatus)
  6. Gajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus)
  7. Gibbon Kalimantan (Hylobates muelleri)
  8. Gibbon Kalimantan White-bearded Gibbon (Hylobates agilis)
  9. Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis sumatraensis)
  10. Kanguru Pohon Goodfellow (Dendrolagus goodfellowi)
  11. Kucing Merah (Pardofelis badia)
  12. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)
  13. Kuskus (Phalanger alexandrae)
  14. Lutra Sumatra (Lutra sumatrana)
  15. Macan Dahan Kalimantan (Neofelis diardi borneensis)
  16. Macan Dahan Sumatera (Neofelis diardi diardi)
  17. Monyet Sulawesi (Macaca maura)
  18. Musang Air (Cynogale bennettii)
  19. Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)
  20. Owa Jawa (Hylobates moloch)
  21. Paus Bersirip (Balaenoptera physalus)
  22. Paus Biru (Balaenoptera musculus)
  23. Siamang (Hylobates klossii)
  24. Siamang (Symphalangus syndactylus)
  25. Tapir Asia (Tapirus indicus)
  26. Trenggiling (Manis javanica)
  27. Ungko (Hylobates agilis)
  28. Wau-wau (Hylobates lar
2.4 Penyebab Kepunahan
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi.
2. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.

3. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.

4. Didesak Populasi Lain Yang Lebih Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.

5.Kerusakan Habitat

6. Perburuan liar

2.5 Dampak yang ditimbulkan dari adanya ancaman kepunahan bagi fauna Indonesia
1. berkurangnya keanekaragaman hayati terutama keanekaragaman hayati yang endemik  yang tidak mudah ditemui di Negara lain.   
2. Putusnya rantai kehidupan sejumlah spesies
3. munculnya ketidakseimbangan ekosistem alam.
4. berpengaruh terhadap sektor pariwisata. Seperti ketika komodo punah, maka       kunjungan pariwisata ke pulau komodo kemungkinan akan berkurang.















BAB III
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

3.1 Pencegahan
            Suatu spesies agar tidak terancam punah atau bahkan mengalami kepunahan, maka perlu dilakukan beberapa hal. Hal tersebut diantaranya:
1.Penangkaran
Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Penangkaran tumbuhan dan satwa liar berbentuk :
  1. Pengembangbiakan satwa,
  2. Pembesaran satwa, yang merupakan pembesaran anakan dari telur yang diambil dari habitat alam yang ditetaskan di dalam lingkungan terkontrol dan atau dari anakan yang diambil dari alam (ranching/rearing),
  3. Perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam kondisi yang terkontrol (artificial propagation).
Pengembangbiakan satwa adalah kegiatan penangkaran berupa perbanyakan individu melalui cara reproduksi kawin (sexual) maupun tidak kawin (asexual) dalam lingkungan buatan dan atau semi alami serta terkontrol dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Pembesaran satwa adalah kegiatan penangkaran yang dilakukan dengan pemeliharaan dan pembesaran anakan atau penetasan telur satwa liar dari alam dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya.
2. Tidak merusak habitat hewan
3. Memperketat pengawasan terhadap perburuan liar ataupun tindakan mengancam kelestarian fauna lainnya.
4. diterapkannya kewajiban memiliki sertifikat hak pelihara bagi mereka yang ingin memelihara hewan liar.

3.2 Penanggulangan
            Jika suatu hewan telah termasuk kategori terancam punah, maka hal yang perlu dilakukan adalah:
1.Penangkaran hewan-hewan yang terancam punah tersebut, agar tidak benar-benar punah.
2.Dibangun tempat-tempat konservasi. Diantaranya, suaka alam yang meliputi cagar alam dan suakamargasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan tempat-tempat konservasi lainnya.
3.Melakukan rehabilitasi hutan yang telah rusak agar fauna yang tersisa bisa melanjutkan hidup.
4. Memasukkan hewan yang terancam punah tersebut kedalam daftar fauna yang dilindungi Negara.






BAB IV
PENUTUP


4.1  Simpulan
Sejumlah Fauna di Indonesia telah termasuk kedalam kategori fauna yang terancam punah. Hal ini didapat dari survey yang telah dilakukan oleh IUCN. Adapun factor penyebab dari ancaman kepunahan tersebut ada yang disebabkan oleh manusia, seperti perburuan liar, perusakan habitat dll. Juga ada yang disebabkan karena factor alam seperti bencana ataupun kemampuan regenerasi yang rendah dari fauna itu sendiri. Adapun Fauna fauna terancam punah tersebut tentu harus mendapat perlindungan dan perhatian yang serius agar keberadaannya tidak semakin memprihatinkan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pembangunan tempat-tempat konservasi ataupun segala bentuk tindakan yang mampu mempertahankan kelestarian fauna itu sendiri.

4.2  saran
Agar fauna tidak semakin terancam punah, maka kita sebagai khalifahdi muka bumi hendaknya terus menjaga kelestarian lingkungan, termasuk kelestarian hutan sebagai habitat para fauna. Kita juga harus menghindarkan diri dari tindakan membunuh hewan liar, baik itu melalui perburuan liar ataupun tindakan lain yang mampu membahayakan keberadaan fauna itu sendiri. Adapun terhadap pemerintah, hendaknya pengawasan terhadap kelestarian fauna tersebut dapat ditingkatkan serta penindakan terhadap para perusak kelestarian mampu ditingkatkan ketegasannya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar