Sabtu, 22 September 2012

makalah pencemaran tanah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi dan tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.
Pencemaran lingkungan dibagi dalam tiga aspek, diantaranya pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah.Yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pencemaran tanah oleh pestisida dan pupuk.
Indonesia merupakan negara agraris yang berarti sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Pertanian di Indonesia perlu ditingkatkan secara intensif agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan agar dapat menembus pasar internasional. Dalam upaya peningkatan produksi, para petani menggunakan pestisida dan pupuk yang mereka yakini dapat meningkatkan produktifitas tanaman yang mereka tanam. Namun mereka tidak menyadari bahwa pestisida dan pupuk selain memiliki dampak positif juga memiliki dampak negatif, yakni pencemaran tanah.
Pembahasan materi tentang pencemaran tanah oleh pestisida dan pupuk ini sangat penting, karena selain berpengaruh terhadap pencemaran tanah pestisida dan pupuk secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Oleh karena itu, dengan mengetahui bahaya dari pestisida dan pupuk kita dapat melakukan beberapa pencegahan dan penanggulangan yang dimaksudkan untuk mengurangi dampak pencemaran tanah yang berkepanjangan.

1.2              Rumusan Masalah
·         Pengertian pestisida dan pupuk.
·         Dampak penggunaan pestisida dan pupuk terhadap tanah.
·         Penanggulangan dampak negatif pestisida dan pupuk terhadap tanah.

1.3              Tujuan Penulisan
·         Sebagai bahan kajian untuk para mahasiswa mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan pestisida dan pupuk.
·         Sebagai informasi atau acuan untuk mencari cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif dari penggunaan pestisida dan pupuk.







BAB II
PENCEMARAN TANAH OLEH PESTISIDA DAN PUPUK


2.1       Pestisida
2.1.1    Pengertian Pestisida
Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata pestisida, herbisida, insektisida atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupan kita tidak bisa lepas dari pestisida dalam berbagai bentuknya. Dari gunung sampai pantai, dari desa sampai kota. Petani di pegununganpun tidak lepas dari penggunaan pestisida. Petani sayuran di Dieng, Kopeng, atau petani tembakau di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Pemakaian pestisida di rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk, anti rayap / ngengat, pengusir nyamuk (repelent) dan banyak lagi macamnya. Untuk itulah kita perlu mengenal lebih jauh tentang pestisida.
Secara harfiah, pestisida diartikan sebagai pest killing agent atau bahan pembunuh hama. Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan akhiran –cide yang berarti pembasmi. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa pestisida adalah bahan-bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme penggangu.
Description: ilustrasi_100930155759.jpg
sumber : www.agrilands.net
Persentase penggunaan pestisida di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara agraris yang berarti sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pada tahun 1985, diperkirakan Indonesia menggunakan sebanyak 10.000 ton pestisida. Pada tahun 1991 jumlah tersebut meningkat jadi 600.000 ton. Jumlah tersebut mencapai 5% dari konsumsi dunia terhadap pestisida.

2.1.2    Jenis-Jenis Pestisida
            Berdasarkan sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi enam jenis.
·         Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang, kepik, wereng dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga yang ada di rumah, perkantoran, atau gudang, seperti nyamuk, rayap, kutu busuk, dan semut. Contoh : basudin, basminon, tiodan, diazinon, dll.
Description: wilbo.jpg sumber : www.argricon.co.id
·         Fungisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas atau mencegah pertumbuhan jamur seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.
Description: Fungisida 1.jpg sumber : www.argricon.co.id
·         Bakterisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri atau virus yang menyerang suatu tanaman sukar diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lain yang belum terkena bakteri sesuai dengan dosis tertentu.
Description: bakterisida.jpg sumber : www.argricon.co.id
·         Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat seperti tikus. Biasanya dicampur dengan beras atau jagung dan kemudian dijadikan sebagai umpan. Namun perlu hati-hati dalam menggunakannya, karena dapat mematikan hewan ternak yang tidak sengaja memakannya.
Description: rodentisida.jpg sumber : www.argricon.co.id
·         Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematode (cacing).  Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman. Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat racun sehingga dapat meracuni tanaman. Oleh karena itu, penggunaan nematisida biasanya 3 minggu sebelum musim tanam.
Description: nematisida.jpg sumber : www.argricon.co.id
·         Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh : ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.
Description: quickpro.jpg sumber : www.argricon.co.id

2.1.3    Dampak Penggunaan Pestisida
Faktanya, pestisida bisa mempercepat dan memaksimalkan hasil pertanian, hal ini dikarenakan hama yang merupakan oragnisme penghambat atau pengganggu produktifitas bisa dibasmi dengan menggunakan pestisida. Namun selain bisa memaksimalkan hasil pertanian, pestisida berdampak negatif terhadap sifat fisik tanah.
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20% pestisida yang mengenai sasaran, sedangkan 80% sisanya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran pada tanah.
Description: 1032512p.jpg sumber : www.agrilands.net
Pestisida dapat mengakibatkan tanah kehilangan kesuburannya, organisme penyubur tanah musnah, tanah mengandung residu pestisida, hasil pertanian mengandung residu pestisida, keseimbangan ekosistem terancam rusak, serta penggunaan yang berlebihan dapat membuat hama yang sudah ada menjadi immun sehingga hama menjadi lebih banyak dari sebelumnya.

2.1.4    Penanggulangan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi tanah yang sudah tercemar akibat penggunaan pestisida.
·         Menggunakan pupuk organik yang dapat menyuburkan kembali tanah. Pupuk organik dapat meremajakan kembali tanah dan mengembalikan produktivitas tanah kembali seperti semula.
·         Melakukan remediasi.
Ada dua jenis remediasi yang dapat dilakukan, remediasi in-situ atau on-site dan remediasi ex-situ atau off-site. Remediasi on-site adalah pembersihan di lokasi, yang terdiri dari proses pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Remediasi off-site dilakukan dengan cara menggali tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
·         Melakukan bioremediasi.
Bioremediasi dilakukan dengan cara menggunakan mikroorganisme (jamur dan bakteri) yang dapat memecah atau menguraikan zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun.

2.2       Pupuk
2.2.1    Pengertian Pupuk
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada tahun 1839
Description: NPK_fertilization.jpg sumber : www.agrilands.net
Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Dengan pengertian ini, dari kegiatan yang disebutkan di atas hanya urea yang dianggap pupuk karena bahan tersebut yang mengandung hara tanaman yaitu nitrogen.
2.2.2    Jenis-Jenis Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang.
Description: pupuk_kompos_260.jpg          Description: PKKambing.jpg 
sumber : www.indonetwork.co.id
Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi. Fungsi dari pupuk organik antara lain :
·         Mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
·         Memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
·         Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation tanah.
·         Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
·         Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatkan pH tanah.
·         Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang lebih tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Description: urea_b.jpg            sumber : www.indonetwork.co.id
Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.


2.2.3    Dampak Penggunaan Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya degradasi ( pencemaran ) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa pupuk anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya banyak kandungan yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan ( anorganik ) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organik, dalam hal ini unsur-unsur hara, merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga kesuburan tanah menurun. Selain itu, organisme penyubur tanah akan musnah karena pengaruh zat-zat kimia yang tidak terpakai / tertinggal dari pupuk tersebut.
Description: 200px-Peanut_9417.jpg sumber : www.agrilands.net
2.2.4    Penanggulangan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi tanah yang sudah tercemar oleh pupuk anorganik / buatan.
·         Menggunakan pupuk anorganik sesuai dengan takaran.
·         Memadukan penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik.

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
3.1.1    Pestisida
Pestisida adalah bahan-bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu. Pestisida dibagi menjadi 6 jenis berdasarkan sasaran penggunaannya, insektisida, fungisida, bakterisida, rodentisida, nematisida, dan herbisida.
Selain dapat memaksimalkan produktivitas pertanian, pestisida dapat mengakibatkan berbagai organisme penyubur tanah musnah, kesuburan tanah menurun, tanah mengandung residu pestisida, keseimbangan ekosistem rusak, dan hama mejadi immun sehingga menjadi lebih banyak dari sebelumnya.
Upaya penanggulangannya dapat berupa :
·         Menggunakan pupuk organik.
·         Melakukan remediasi.
·         Melakukan bioremediasi.

3.1.2    Pupuk
  Pupuk ialah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang lebih tinggi.
Pupuk anorganik dapat mengakibatkan degradasi lingkungan pada lahan pertanian. Penggunaan pupuk buatan ( anorganik ) yang terus-menerus akan mempercepat habisnya zat- zat organik, dalam hal ini unsur-unsur hara, merusak keseimbangan zat- zat makanan di dalam tanah, sehingga kesuburan tanah menurun.
Upaya penanggulangannya dapat berupa :
·         Menggunakan pupuk anorganik sesuai dengan takaran.
·         Memadukan penggunaan pupuk anorganik dengan pupuk organik.


3.2       Saran

Petani seharusnya tidak menggunakan pestisida secara berlebihan, karena penggunaan secara berlebihan dapat menyebabkan organisme penyubur tanah musnah serta membuat hama menjadi immun sehingga akan muncul lebih banyak hama nantinya.
Penggunaan pupuk anorganik sebaiknya dikurangi. Namun jika ingin menggunakannya sebaiknya dipadukan dengan pupuk organik.
Kita sebagai mahasiswa atau orang yang lebih mengetahui tentang bahaya dari penggunaan pestisida dan pupuk anorganik sebaiknya memberikan penyuluhan atau sosialisasi kepada para petani, sehingga pencemaran tanah dapat dikurangi.




DAFTAR PUSTAKA

google.co.id/pencemaran tanah oleh pestisida
google.co.id/pencemaran tanah oleh pupuk
agricon.co.id
agrilands.net
indonetwork.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar